38, Sahabat

462 73 0
                                    

Fathiah memasuki kelas, menundukkan diri disana. Sudah dua hari ini, dia selalu merasa malas. Entah kenapa mood nya tidak bisa kembali. Biasanya sih kalau nabok Benn udah bisa balik, tapi kemarin Benn sampai ditendang juga ga balik-balik.

Diambil nya buku novel dari loker meja, di baca Novel itu. Halaman terus saja bergulir, tapi tetap Fathiah masih resah. Matanya tetap saja membaca tulisan di buku itu.

Tapi, pikiran nya tuh kemana-mana!

Dia terus saja membaca, sampai tidak sadar bahwa sama sekali tidak ada isi novel yang memasuki otaknya itu.


"ASTAGFIRULLAHALADZIM!"




"KENAPA ANJER?!"

Fathiah sampai menyebut, membuat Hima kaget sampai ngumpat. Fathiah menghela nafas, mengelus dadanya.

Rasanya capek juga, kalau kita ga tau apa yang membuat sesuatu mengganjal. Kayak kamu mau lagi ngidam pengen mangga tapi mau ambil mangga dipohon sendiri tuh ga bisa.

Hima mengerjap, "napa sih Fath?"

Fathiah menghembuskan nafas kasar, "rakpopo," katanya setengah kasar dan langsung keluar dari kelas. Hima yang mendengar jawaban itu hanya bisa menatap nya dengan bingung, "alah yoweslah, kareppe."

Fathiah berjalan di sepanjang koridor kelas sepuluh, dirinya berjalan menuju taman dekat perpustakaan, tempat hijau yang jarang sekali ramai.

Fathiah duduk disana, seorang diri, menatap langit. Suasana hatinya tengah kacau, dia butuh teman, saat ini hanya teman bobrok yang dia butuhkan.



Yolo-yolo grup Chat

Fathiah : test

Fathiah : taman belakang dekat perpus

Fathiah : gue butuh lo semua

Fathiah : cepetan ga pakai lama





Setelah mengatakan hal itu, ia menaruh hape nya kedalam kantong. Menatap lurus ke depan dan terdiam disana.

Sebenarnya ini bisa menenangkan Fathiah, disini sepi, tapi tidak terlalu sepi. Ramai juga tidak begitu, dan yang pasti banyak oksigennya.

Dirinya mulai lemas, beban yang ia rasakan tadi sedikit berkurang, samar-samar ia mendengar suara manusia datang.

"Lah ngapain sih disini sendiri, mana ga bawa jajan pula."

Itu Varellita yang bicara.

"Astogeh Fath, lo kayak pemulung tau ga?"

Kalau ini Chisbiya.

"Heran gue, muka udah melas, masih aja di melas-melasin," kata Bhirawa yang langsung duduk disebelah Fathiah.

Abimanyu dan Febrian yang di belakang Bhirawa langsung duduk juga. Begitu juga Varellita dan Chisbiya.

Jadi sekarang mereka duduk membentuk lingkaran. Dengan hape yang ditaruh di tengah, posisi hape adalah layar dibawah.

Fathiah memandangi teman-temannya satu persatu, detik berikutnya...

"HUHUHUHU HUHUHUHUHU HUWAAAA!!"


"EH ANJER KOK MALAH NANGIS?!"

"WOY ELAH ABHI LO APAIN ANAK ORANG!"

"ADOHH EMBER EMBER TOLONG NANTI BOCOR!"

"NGAPAIN PAKAI EMBER VAREL GOBLOK BANGET DAH, TISU!"

"WEEEEEHHH FATHIAH UDAH DIAM."

Fathiah masih tersedu-sedu disana, membuat teman-teman nya berhamburan panik. Mencari tisu dan apapun itu, bahkan Febrian dengan panik langsung ke koprasi, tapi balik-balik bawa teh kotak.

Pas ditanya, dia cuma jawab, "au gue, tadi gue ambil tisu, malah kebawa teh kotak nya."

Lima menit kemudian, baru tangisan perempuan ini berhenti, "lo kenapa sih?" tanya Bhirawa langsung.

Chisbiya yang di depan laki-laki ini mendelik menyuruhnya diam. "Udah Fath, udah, cerita sini atau mau mukuli Abimanyu sama Bhirawa? Mereka siap kok!"

"Hm, aku juga siap kalau disuruh mewakili Fath," tambah Varel. Fathiah tersenyum kecil, mengusap hidungnya yang berair serta matanya yang basah.

"Makasih," ucapnya tulus. Teman-temannya memandang itu dengan tatapan lembut. Bahkan Abimanyu tersenyum tanpa ia sadari.

"Hiya bapaknya senyum hiyaaa," goda Varel saat melihat senyuman Abimanyu.

"Rel please, ini lagi momen sedih, ga usah jadi Komeng!" Balas Abimanyu dengan sewot. Varellita membalas nya dengan menjulur kan lidah tidak peduli.

Febrian masih memandang Fathiah, "lo kenapa? Ada apa sampai nangis segala?"

Fathiah menggeleng kepala, "ga tau, dari kemarin selalu gini, entah deh gue juga ga tau, rasanya kayak ada yang ganjal."

"Lo dudukin batu kali."

"VAREL!"

"IYA MAAP!"

Fathiah tertawa kecil, "tapi sekarang udah mendingan, udah ketemu kalian."

Bhirawa menghela nafas panjang, "lo kalau ada masalah cerita, jangan kayak gini dah, datang-datang langsung nangis, banter san!"

"Iya maaf deh ga lagi," jawabnya mencicit kecil, Fathiah merentangkan tangan kepada Chisbiya, "peluk aku bi."

Tanpa jawaban Chisbiya maju, memeluk sahabatnya ini. Dengan lembut ia mengusap punggung perempuan ini, "udah lo, ga sendirian."

Varel mengerucutkan bibirnya, "ihhh parel juga mau," katanya dengan manja.

"Sini-sini," jawab Chisbiya dan Fathiah bersamaan.

"Mas," panggil Abimanyu tiba-tiba. Bhirawa yang dipanggil hanya menaikkan sebelah alis, "po?"

"Mau juga di peluk."



"ASTAGFIRULLAH!"







A/n

Halo ada yang kangen ga?

Halah paling enggak.

Eit, di vote anjer masa ga ada yg mau kasih vote?

SMK? BISA! [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang