Di dalam ruangan itu, semua pada gila. Berlari kesana kemari. Berteriak dengan tidak jelas. Mengumpat dengan sangat jelas. Dan yang pasti, berisik, gaduh, rusuh, dan kayak kapal pecah.
Dimana lagi kalau bukan di X-Akuntansi. Gak peduli suasana nya gimana, ya intinya rusuh nomor satu. Anggun udah koar-koar bingung gimana ngerjain jurnal umum.
Luthfi udah sibuk nyalin punya Tasya. Gak cuma Luthfi, Firda, Indah, Heni dan Dini juga. Emang kalau jadi anak yang cepat paham materi itu yaa, gitu resikonya. Di kerubungin.
Gak cuma Tasya. Fathiah dan Refi pun sama! Di kerubungin, satu-satunya orang yang gak di kerubungin walau dia pinter adalah Dwiki.
Anteng dia ngerjain tugas.
Dwiki, enak ya. Udah ngerjain tugas sendirian, pinter, paham materi gak ada yang ganggu. Duh, SURGA DUNIA ITU MAH NAMANYA.
"Gak gitu. Ini salah harusnya di kredit," ucap Fathiah membenarkan. Himawari, teman satu kelas mereka yang berasal dari Jepang ini rupanya masih tidak paham.
"Gini lho Hima. Tadi Bu Jani bilang apa? HUMPB, Harta, Utang, Modal, Pendapatan dan Beban. Harta dan Beban itu kalau berkurang di kolom kredit, sedangkan bertambah di debit. Paham sampai sini?" kata Fathiah menjelaskan kembali materi yang di sampaikan Bu Jani.
"Iya, aku tuh paham yang itu. Tapi pas baca soal malah bingung," sela Hima saat Fathiah ingin melanjutkan bicaranya.
Fathiah mendesis, "jangan di sela dulu. Kalau Utang, Modal dan Pendapatan itu kredit bertambah, di debit yang berkurang. Kebalikannya."
Himawari kembali mengangguk lagi. Gak tau dia paham atau malah bingung sendiri.
Fathiah mencoba sabar mengajari temannya yang satu ini. Untung Luthfi gak bareng sama Hima. Coba kalau mereka bareng. Fathiah mau kabur aja.
"Nih baca soalnya. Tanggal 26 Januari PT. BTS membeli perlengkapan kantor seharga Rp. 260.000. Udah sampai sini paham?" tanya Fathiah kepada Himawari.
Hima mengangguk, "iye paham Fath, paham."
"Ya kalau lo paham. KENAPA LO GAK BISA JAWAB?" ucap Fathiah gemas. Beneran ya si Hima ini minta di sembeleh.
Tau apa yang di lakukan Hima? Cuma nyengir.
Fathiah mengelus-elus dadanya sambil menghembuskan nafas kasar.
"Oke lanjut," kata Fathiah. "Membeli perlengkapan seharga Rp.260.000. Sekarang gue tanya. Yang ada di benak lo, Harta itu apa aja?" kali ini Fathiah bertanya serius.
Hima berpikir, "Kas, perlengkapan, peralatan, sama piutang," jawabnya.
Fathiah menjentikkan jarinya, "nah itu tauu. Sebenarnya yang bikin lo bingung disini tuh apa Himawari Nakamotoo?"
Hima menyengir lagi, "ngisinya gue yang bingung."
"ASTAGA!"
Fathiah kembali menghela nafas kasar. "Jadi, kalau perlengkapan kita beli otomatis perlengkapan bertambah. Kalau bertambah berati harta bertambah, dan masuk di debit. Jadi perlengkapan bertambah masuk kolom debit. Nah karena ada uang yang keluar, otomatis kas berkurang. Harta berkurang di kredit. Jadi Kas masuk kolom kredit, paham?"
Hima masih berpikir, lalu disusul cengiran dan anggukan. Ah, akhirnya Fathiah terbebas.
Bel istirahat berbunyi.
Febrian berjalan menuju kelas Fathiah. "Eh Fathiah mana?" tanya nya pada siswa laki-laki yang berada di depan pintu kelas Fathiah.
Laki-laki ini, Dwiki mengernyit. Ngapain anak RPL disini?
Dwiki menengok ke dalam kelas. Mencari Fathiah apakah ada di dalam atau tidak. Rupanya masih ada.
"Fath! Cari anak RPL nih," panggil Dwiki.
"Febrian mas," kata Febrian yang lupa mengenal kan dirinya.
Dwiki hanya mengangguk dan berjalan kembali masuk ke dalam kelas.
Fathiah datang menghampiri Febrian, "mau ke kantin?"
"Iya lah! Ayo!"
"Ketemuan di kantin aja napa sih."
"Kantinnya di belakang gedung ini ya."
"He untung ya, kamu gak ketemu Luthfi. Tapi tadi ketemu Dwiki."
"Emang kenapa kalau ketemu Luthfi?"
"DIA ADMIN LAMBE TURAH IH! ENTAR KITA KENA GOSIP GIMANA?"
Febrian terkejut, "gosip apaan sih?"
"Kalau kita kena gosip pacaran gimana?"
Mendengar itu, Febrian malah pengen ketemu si lambe turah itu. "Yaudah bagus."
"Loh!? Kok malah bagus sih?"
"He kutil onta. Dengerin ya, setidaknya lo kena gosip sama orang yang udah deket, daripada kena gosip sama yang namanya Jaya. Tau gak lo?"
Fathiah menggeleng. "Yeee kupret!" umpat Febrian.
Sampai di kantin meja yang ada sudah penuh. Fathiah berusaha mencari meja dan akhirnya ada satu meja, ya walaupun tidak kosong, setidaknya ada orang yang ia kenal disana.
Dia Varellita.
"Varell," panggil Fathiah. Varell yang mendengar itu melambaikan tangannya pada Fathiah.
Disana ada Varell, Abimanyu dan satu orang lagi yang Fathiah tidak kenal.
"Hai," sapa Fathiah. "Aku sama Febrian gabung ya, gak dapet tempat."
Varell mengangguk. Dan selang beberapa menit Febrian dateng. Febrian terkejut, ada Abimanyu disana.
"Eh Fath, ini Bhirawa kembaran nya Abimanyu," kata Varell memperkenalkan Bhirawa pada Fathiah. Fathiah tersenyum dan menjabat tangan Bhirawa seraya memberi taukan namanya.
"Nah Abhi, yang di sebelah Fathiah itu—," ucapan Varell di potong oleh Bhirawa. "Febrian," sambungnya.
"Kok tau?!"
"Halo Bhir," tanpa di duga Febrian menyapa Bhirawa terlebih dahulu.
Bhirawa tersenyum sinis, "gimana masalah lo sama Abimanyu udah selesai?"
Tanpa diminta. Kedua gadis yang berada dalam satu meja itu diam. Dan membiarkan ketiga laki-laki ini menyelesaikan masalah mereka yang telah terkubur oleh waktu.
Waktu, terkadang kamu menyelamatkan kita, dan kadang dirimu membuat kita terjebak di dalam labirin permasalahan.
(…)
A/n
Iya, jadi gimana? Paham debit dan kredit nya? Wkwkwkwk. It baru awal!
GUE YANG DISURUH BUAT JURNAL PENUTUP AJA MASIH BISA BERTAHAN LHO!
okey, Abimanyu dan Febrian. Silakan pergi dan selesaikan sendiri masalah kalian! Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
SMK? BISA! [ S E L E S A I ]
Novela Juvenil[ S E L E S A I ] Apa yang ada di benak mu saat mendengar kata SMK? Apa? Anak berandalan yang suka tawuran? Halooo. Kalau begitu kau harus baca ini. Baca saja kisah ini maka kau akan mengetahui realita sesungguhnya dari murid SMK. Realita murid SMK...