35, Kesasar

522 58 4
                                    

Minggu ini seharusnya minggu produktif untuk belajar materi kejuruan. Tapi, yang namanya anak remaja ya remaja. Enak main daripada belajar. Katanya ijin mau belajar kelompok malah menggok ke kafe. Dasar Bobby.

Hehehe enggak deng.


Eh, bener.

"Eh njir, cantik banget," tunjuk Bobby pada seorang perempuan yang baru saja masuk ke kafe. Yoyo menoleh pada perempuan yang ditunjuk Bobby barusan.

Lalu memukul kepala Bobby keras, "sat anjir, napa sih lo!" adu Bobby kesakitan.

Yoyo mengumpat, "cot, itu Jihan anjir."

Bobby mendelik, kaget maksimal dengan apa yang baru saja katakan. Dengan cepat dia kembali menengok perempuan tadi, yang sekarang berjalan mendekat kearah mereka. "Lah iya, kok bisa cantik?" tanya Bobby jadi heran sendiri.

"Halah Bob, lo juga banci di bilang cantik," balas Abib jadi geli sendiri. Bobby mengumpat samar dan berpikir sejenak.


"Anjir, geter."



"APASEH ANJER?!"

Detik berikutnya, Abib meringis kesakitan karena rambutnya di tarik keras oleh Rosi, "bacot banget Abib, mau kakak bawa ke neraka hm?" ucapnya sambil tersenyum sadis. Membuat Abib memohon ampun.

Yoyo sendiri melengos, "lo napa sih Bob."

Bobby hendak menjawab tapi jadi mengatup kan bibir kembali saat Jihan datang dan duduk di bangku sebelah Bobby.

"Kenapa Bob kata lo Jihan cantik?" goda Ibrahim saat Jihan baru saja duduk. Jihan melirik Ibrahim tak minat, lalu menoleh pada Windy, "Eh Win," panggilnya.

Bobby menghela nafas dalam diam, sebenarnya tadi hampir aja kelepasan mengangguk saat Ibrahim tanya.

"Apa?" jawab Windy santai.

Jihan jadi bercerita, "lo udah denger dari Pak Budi belum?" katanya memulai.

Windy menggeleng sebagai jawabannya, Jihan jadi membulatkan mata kaget, "anjir jadi lo belum denger?"

"Apasih Ji?" tanya Yoyo jadi penasaran, yang lain pun sama.

"Leo jadi anggota Intel sama Jaebi!"



"BUSET?!"

"ABIB!"

Rosi kembali menarik keras rambut Abib, sedangkan Windy berusaha terlihat tenang, walau sebenarnya dia juga kaget. Apalagi Jaebi ini wakil nya kenapa dia tidak bilang?

Apa dia lupa kalau Leo itu punya apa-apa sama Windy?

"Sama Jaebi kan, bukan Benn?" tanya Windy memastikan. Jihan mengangguk pelan, "kayaknya sih gitu, soalnya Rendi ga bilang apapun, gue aja tau langsung dari Pak Budi," ucapnya lagi.

Yoyo yang sedang menyimak jadi tersentak sendiri, "anjir serem," ucapnya yang membuat lain terkejut.

"Giginya Bobby yang serem," balas Ibrahim. Bobby menghembuskan nafas panjang, "gini nih kalau jadi ganteng, kharisma nya tidak tertandingi."

Windy jadi memutar bola mata malas. Kadang heran juga, kenapa pak Suryo meloloskan orang gila macam Bobby dan menjadikannya humas?

"Kenapa Yo?" Adalah pertanyaan yang terlontar dari Windy pada Yoyo. Yonanda, laki-laki ini nampak serius.

"Kayaknya gue tau deh kenapa Leo jadi anggota Intel," ucapnya membuat Windy mengangkat alis.

"Why kak Yoyo," balas Rosi sambil mengemili mie lada hitamnya. Yoyo diam sebentar, "dia kan Bosgeng nya club."

Ucapan Yoyo barusan membuat Windy mengerti, bukan hanya Windy, yang lain juga.







"Mas aduh ga usah pakai Google Map deh," kata Fathiah yang duduk di belakang Benn. Benn yang sedang melihat aplikasi itupun jadi melengos malas, "diem aja dek."

"Mas, mas tuh punya mulut kan?"

"Ya punya anjir."

"Yaudah tanya sama orang! Ngapain tanya sama mbah?"

Benn mengernyit heran, "Mbah siapa anjir?"

"Adooohhh mas, mbah gugel lah!" jawab Fathiah jadi gemas sendiri. "Udah deh mas, aku tanya Kak Windy aja."

"Jangan anjir, jangan bilang kalau kesasar!" tolak Benn sengak membuat Fathiah melengos pasrah.

"Kenapa sih?" tanya nya sudah pasrah.

"Ntar mas di bully Bobby, udah dek diem dulu, ini mas lagi baca peta!"

Fathiah diem, mengikuti apa yang Benn suruh.

Tapi lima menit kemudian, "dek kok diem aja sih?"




"TADI KATANYA SURUH DIEM?! GIMANA SIH MAS, AYO GELUT SINI!"





Satu jam kemudian, lonceng tanda masuk di kafe berbunyi lagi, Yoyo menoleh, "loh Benn jadi dateng?"

Katanya yang membuat semua orang dimeja itu menoleh, "lah kok ada Fathiah?"

Benn yang datang, tersenyum-senyum gila, sementara Fathiah memberikan wajah masam.

"Halo sayang ku semua," sapanya saat Benn sampai di meja itu.

Yoyo menghiraukan sapaan Benn, tapi beralih kepada Fathiah, "dek napa lo?"

"Noh Mas Benn, masa gengsi mau nanya," ucapnya yang tidak tahan dengan kebegoan Benn tadi.

"Kenapa?"

"Mas Benn nyasar, terus aku suruh nanya kalian kan, eh malah tanya gugel, udah gitu ga bisa baca petanya lagi!" katanya jadi misuh-misuh sendiri.

"BWAHAHAHHA ADOH BENN LO TUH MASA GA BISA BACA PETA? KATAKAN PET DULU DONG!" timpal Jihan jadi tertawa-tawa sendiri.

Bobby yang melihat itu jadi melengos sendiri, "Ji udah Ji udah."

Yoyo menghembuskan nafas kasar, kenapa juga temannya kayak orang gila semua gini?





"Windy?"


"Antares?"






A/n

gaess jangan kaget ya

WKWKWKWK IYA AYO MAKANYA VOTE JUGA DONG AH! MASA SIDERS TEROS, KALAU VOTE BANYAK KAN AKU JADI TAMBAH SEMANGAT GETOH APALAGI INI UDAH AKU DAFTARIN DI WATTYS!

SMK? BISA! [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang