37, Ayam Geprek

504 56 2
                                    

Fathiah mendesah lesu, hari ini adalah hari paling menyebalkan. Semua mata pelajaran hari ini adalah produktif yang artinya mata pelajaran kejuruan. Semua akuntansi, mulai dari Akuntansi Dasar, DKK atau Dasar Kompetensi Keahlian dan juga Spreadsheat.

Yang menyebalkan lagi, dia lupa tidak membawa bekal.

Udah gitu, tadi saat pelajaran ada ulangan mendadak, setelah Ujian Tengah Semester berlangsung, entah kenapa Fathiah merasa Akuntansi semakin jauh untuk di gapai.

Seperti ia menggapai Jungkook.

"Assalamualaikum," seorang laki-laki muncul, membuat seluruh penghuni kelas mendadak diam.

Iya kan kelas sepuluh akuntansi itu pasar, rusuh, heboh mana bisa diam.

Sontak, Dwiki sebagai ketua kelas langsung menyuruh anak kelas nya untuk duduk di bangku masing-masing.

Jaebi yang datang langsung masuk, tetap dengan senyuman nya yang khas itu. Jaebi ini memiliki ras Tiongkok yang kental, sejak awal kelas sepuluh akuntansi ini menjadi fans Jaebi nomor satu.

Maka dari itu, saat tau Jaebi datang, Dwiki tidak perlu repot-repot berteriak sana-sini untuk membuat kelas menjadi kondusif. Para perempuan langsung berhamburan ke bangku masing-masing.

Beda lagi kalau yang datang itu Benn atau Bobby.

Bukan jadi pasar, tapi jadi pertunjukan sirkus.

"Adek-adek di beritahukan bahwa hari ini SMK Wijaya Bangsa pada tanggal 16 Mei 2018 memulangkan siswa pada pukul setengah sepuluh pagi, dikarenakan ada rapat dengan —"


"YESS BALIK GASIK!"

"SINGOSARI GAES ADA YANG MAU JOIN?"

"JONAS AJA JONAS DEH, PAKAI UANG KAS!"

"HEH GEPREK SAMPANGAN WOY, 10K UDAH SAMA ES TEH!"

"GAS ANJER!"

"YOH GEPREK YOH!"




Jaebi mengerjap kaget, lalu melirik Fathiah yang dari diam memandangi temannya sudah heboh tak karuan. Fathiah yang menangkap tatapan Jaebi jadi tersenyum miris. Jaebi hanya tertawa tipis, tidak heran kalau adik kelas nya mirip dengan Benn dan Bobby.

Soalnya dulu, yang mendapat PJ sebagai pendamping kelas kan Bobby.

Dwiki mendesah panjang, berusaha sabar menghadapi teman kelasnya ini. "Woy, itu masih ada kak Jaebi!"

Hening, semua kembali diam.

Jaebi terdiam sebentar, lalu kembali tersenyum. "Kalian bisa pulang lima menit lagi, jangan lupa kelas nya di bersihkan, kakak permisi dulu."

"Kakak ga mau ikut ke Sampangan?" tanya Dini iseng. Jaebi menggeleng singkat, "mau sih, tapi udah ada janji."

"WADOHHH DI TOLAK GAESS!"

"KAU MENOLAK KU BAHKAN SAAT AKU BELUM MEMULAI HUHUHU!"

Fathiah kembali menghela nafas. Dari sekian banyak orang, kenapa penghuni kelasnya itu seberisik ini?

Setelah kejadian rusuh tadi, tiba-tiba entah darimana. Entah siapa yang memulai, seluruh anggota kelas sudah membuat bundaran, seperti akan rapat.

"Yang fiks mau ikut geprek siapa?" tanya Anggun memulai. Tasya mengangguk, "iya siapa yang mau ikut? Ben di data, rak sah manut-manutan."

Tasya sebagai wakil ketua kelas memang harus kerja ekstra mengatur anak-anak kelas ini. Dwiki sebagai Ketua kelas memiliki tugas berada di luar, sedangkan Tasya yang berada di dalam.

"Dwiki, melu to?" Tanya Tasya yang melihat Dwiki berjalan keluar kelas. Dwiki berhenti, "mengko nyusul."

Tasya yang mendengar itu bernafas lega, setidaknya ada laki-laki yang dapat mengatur kelas nya ini.

Semua anak sepuluh Akuntansi telah berkumpul di pakiran. Tidak terkecuali Fathiah.

Tapi, saat sedang membicarakan perihal bonceng membonceng, Antares tiba-tiba saja datang.

Citra yang melihat itu menyenggol lengan Fathiah, "dicari lo."

Fathiah mengernyit, "sama siapa?"

"Tuh orangnya dateng," tepat setelah Citra berbicara seperti itu, Antares memanggil nama Fathiah.

Mau tidak mau gadis ini mendatangi Antares.

Citra hanya bisa menunggu, "tinggal wae, mengko aku nyusul karo Fath."

"Emang neng ndi Fathiah?"

"Kae iseh ngobrol karo Kak Antares, tinggal wae."

"Reti tempate to?  Geprek Deplok, Sampangan."

"Reti aku."

"Yowes, aku ndisik yo, hati-hati mengko neng ndalan."

Citra mengangguk singkat, teman-teman lainnya berangkat terlebih dahulu. Meninggalkan nya sendirian, namun, tidak lama kemudian Fathiah muncul.

"Loh, udah pada duluan?"

"Iya, ayo cepetan."

Fathiah mengangguk, lantas, langsung menaiki motor hitam itu, dan berangkat bersama Citra.

Dalam perjalanan, dua orang ini selalu tertawa, kadang mereka menertawakan hal yang sangat sepele.
Receh gitu.

"Iya anjir Cit, gitu tau, gue tuh ya ga habis pikir punya mas kayak gitu."

"Anjir, emang Kak Benn ga tau apa?"

"Ga tau gue, itu tuh pas kumpulan keluarga, Ada Bintang kan adeknya mas Benn yang masih kecil, terus dia tuh ngasih Mas Benn permen gitu, bilang gini, "Mas ini adek kasih emen," kata Fathiah mulai bercerita kejadian kemarin Minggu.

"Terus-terus?"

"Nah di makan tuh sama mas Benn kan, eh dia jawab gini pas habis makan, "dek kok permennya asin?" Terus lo tau ndak Bintang jawab gimana," katanya mulai sedikit tertawa.

Citra yang mendengar jadi tegang, mulai penasaran, "gimana-gimana?" tanyanya antusias.

"Oh itu tadi kena upilnya adek," jawabnya sambil memeragakan Bintang berbicara.

"Anjerrrrrr gue yang di sebelahnya sampai jungkal tau," ucap Fathiah sudah tertawa gila. Begitu pula dengan Citra.

Setelah sampai di Geprek Deplok mereka pun memesan dan duduk bersama.

"Ini rumah makan gede aja ga kuat nampung rusuh nya kita."

"Bener anjer, besok-besok suruh booking aja dah."

"Booking ndasmu bledug, bayar duit kas wae rak tau," ucap Anggun frontal.

Sementara itu Luthfi hanya mengangkat dua jari menunjukkan tanda perdamaian.

"Eh nyanyi anjir nyanyi, mas mas lagune mas," ucap Dini sudah maju meminta lagu untuk dimainkan.

Yang lain justru bersorak ramai mendukung Dini.

Memang begini, kalau sudah tau satu sama lain, dimana pun itu, kapan pun itu, yang namanya malu pasti hilang. Karena teman sejati tidak akan membuatmu malu sendirian, pasti kamu di temenin malu-maluin nya.










A/n
Happy sunday night.

SMK? BISA! [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang