Sekarang hari kedua sekolah. Masih ramai seperti biasanya, yaiyalah. Kalau gak ramai bisa dicurigai.
Kali ini bukan Fathiah maupun Febrian, Benn maupun Abib, tapi Bobby. Bobby yang telah sampai di pelataran sekolah segera menuju ke parkiran.
Memarkirkan motornya dan melepaskan helm. Jaket nya tidak dilepas, gaya anak jaman sekarang. Mengibaskan poninya dan berjalan dengan membusung kan dada. Itulah yang dilakukan Bobby.
Bobby ini baru juga minggu pertama masuk sekolah, tapi fans nya sudah bejibun. Terbukti saat keluar parkiran, sudah ada adik kelas yang menyapanya.
Tentu saja dengan senang hati Bobby membalas nya dengan, "pagi juga adek."
Senyuman nya ia kembangkan, bahkan dua gigi depannya yang sedikit maju itu ia perlihatkan. Menambahkan kesan lucu bagi para perempuan yang melihatnya, kalau laki-laki sih sudah mati bunuh diri duluan.
Gigi Bobby tidak besar, kecil, tapi sedikit maju begitu. Kayak kelinci. Apalagi kan kalau Bobby senyum matanya jadi sangat sipit. Sangat menggemaskan, jadi pengen bunuh gitu.
Hahahaha canda.
Bobby kalau sudah megang bola basket, kece sangat. Tapi ya, dia bangsa nya alligator, buaya dan semacamnya. Walau begitu tetap saja, fans nya banyak.
"Oy Bob," panggil Abib yang berada di lapangan basket. Bobby yang mendengar itu tentu saja mendekat.
Tangannya ia masukkan, layaknya pangeran ia berjalan. Padahal di seberang sana Abib sedang menahan geli.
Bobby mendekat, "paan?" tanya nya saat sudah di depan Abib. Abib membuang muka sebentar.
"Ketawa aja napa sih," ucap Bobby dengan wajah datarnya. Abib yang mendengar dan melihat wajah Bobby otomatis tertawa.
"Napa sih lo," tanya Bobby dengan nada tak selow.
"Santai dong bos," Abib menghela nafas, masih tertawa sedikit. Bobby mendengus, "dapet apaan lo?"
Mata Abib mulai menajam, menyipit. Melihat seseorang yang baru masuk dari gerbang, dia murid baru disini.
Tangan Abib menunjuknya. "Itu, Daisy, namanya Daisy, kelas Keperawatan," ucapnya tanpa menoleh kepada Bobby sekalipun.
Bobby mengikuti arah pandang Abib. Si gadis yang bernama Daisy itu masuk. Membawa tas berwarna biru langit cerah.
Arah pandang Bobby kini beralih pada Abib yang duduk di bawah nya. Ada sedikit senyuman di bibirnya itu. Bobby mengernyit, "dia siapa?"
Abib terdiam sebentar, "adik kelas SMP, samperin sono, katanya pengen punya pacar lo," kata Abib sebelum dia beranjak meninggalkan Bobby yang mematung disana.
Bobby mengerjap, masih berusaha mencerna perkataan Abib tadi.
Barusan Abib bilang, "samperin sono, katanya pengen punya pacar," Bobby membulat kan matanya.
"Haaaaaaa," katanya terkejut. "I-itu maksudnya gue deketin dia gitu, gu-gue? WOY ABABIL SINI GAK LO!"
Abib yang mendengar itu hanya menjawab, "Good luck Bob!"
Bobby menghela nafas, mencoba mendekati Daisy. Kakinya sempat gemetar.
Kalian percaya, modelan yang begini yang sering dikatai buaya pro nya Wijaya Bangsa. Hahahaha bukan. Bobby memang ramah pada semuanya, termasuk wanita.
Hanya saja si perempuan yang salah tanggap dengan sikap Bobby itu. Mau dijelaskan seperti apapun, Bobby juga yang akhirnya di cap sebagia playboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMK? BISA! [ S E L E S A I ]
Teen Fiction[ S E L E S A I ] Apa yang ada di benak mu saat mendengar kata SMK? Apa? Anak berandalan yang suka tawuran? Halooo. Kalau begitu kau harus baca ini. Baca saja kisah ini maka kau akan mengetahui realita sesungguhnya dari murid SMK. Realita murid SMK...