Laki-laki ini melangkah masuk dengan gagah. Setelah memarkirkan motor sport serta helm di area sekolah, dia mulai berjalan.
Memang banyak anak muda yang belum punya SIM sudah berani naik motor sekarang, nanti kalau sudah di tilang aja ngemis-ngemis minta di lepasin. Dasar.
Balik lagi. Dia Abimanyu. Ingat kan? Abimanyu yang itu, yang sama Varellita. Seharusnya sih dia pergi berangkat sekolah itu dengan Varellita, tapi hari ini bangku belakang nya sollo. Alias jomblo, alias single, alias kosong gak ada orang.
Abimanyu Dewa, namanya. Keren kan? Bukan Arjuna apalagi Yudistira, tapi dia Abimanyu. Bukan Krisna maupun Brahmana, dia Abimanyu Dewa.
Dalam sejarah Mahabaratha, Abimanyu diceritakan adalah anak dari Arjuna. Dan penerus Yudistira. Yah jika dipikir benar. Abimanyu yang sekarang orangnya tampan. Berbadan tegap, tinggi dan kulitnya sawo matang. Mirip Abib. Tapi sayang, pikiran nya tidak seadil Yudistira.
Setiap orang punya plus dan minus bukan.
Kebetulan atau tidak, nama ayah Abimanyu adalah Arjuna. Dan Abimanyu atau yang biasa di sapa Abi ini mempunyai saudara kembar. Dia adalah Bhirawa. Atau yang lebih jelas lagi Bhirawa Deva.
Bhirawa Deva lahir lima menit setelah Abimanyu. Yang artinya Abimanyu terlebih dahulu, baru Bhirawa.
Tapi dalam adat Jawa, yang lahir terakhir lah yang menjadi kakak. Sama seperti Bhirawa. Dia yang menjadi kakak dari Abimanyu.
Jika Abimanyu mempunyai ketampanan layaknya Arjuna. Kali ini Bhirawa mempunyai pikiran layaknya Yudistira. Lengkap sudah.
Sebenarnya, Abi dan Bhirawa tidak pernah satu sekolah. Selalu berbeda. Bukan karena dipisah oleh kedua orangtuanya, tapi si Abi yang menginginkan nya.
Namun kali ini, karena ada Varellita yang menginginkan kedua orang tersebut satu sekolah. Mau tidak mau mereka menurut.
Memang benar, Varellita, Abi dan Bhirawa memang berteman sejak kecil. Soal perasaan? Maaf saja. Mereka membuang jauh-jauh itu.
Sekarang Varellita tidak berangkat bareng Abi. Dia diantar oleh Mamah nya. Jarang juga Abi berangkat sendiri seperti ini.
"He," panggil Abi kepada seseorang yang baru saja memarkirkan motornya. Dia turun dan melepaskan helm. Jaket kulitnya tetap dia kenakan lalu, menghampiri Abi.
"Sopan gitu sama kakak?" katanya santai namun tajam.
Abi hanya memutar bola mata, "Varell beneran sama Mamah nya? Gak sama lo?"
Bhirawa menggeleng kepalanya dan berjalan begitu saja melewati Abi.
Abi yang tersulut emosi pun menarik Bhirawa dengan kasar. "Maksud lo apa gak jawab pertanyaan gue?" tanyanya dengan nada yang sedikit di naikkan.
Bhirawa melepaskan cengkraman Abi.
Orang yang berada di sekeliling berhenti, ya bagaimana tidak. Tadi Abi berteriak.
"Bukannya lo yang gak jawab pertanyaan gue barusan?" tanya Abi dengan nada dingin. Tatapan matanya juga ikut tajam diikuti pergerakan tubuhnya yang menegang.
Abi menautkan alisnya, "emang lo ada tanya?" tanyanya dengan nada menantang.
"Sopan gitu sama kakak?" ucapnya sekali lagi.
Tangan Bhirawa sudah mengepal, tidak tau apakah bisa menahannya atau tidak.
"Alah, di rumah juga biasa gitu."
"Kurang ajar ya lo," ucap Bhirawa sambil meninggalkan Abi disana.
Abi benar-benar sudah di puncak emosi. Di tonjoknya begitu saja pipi kanan kakaknya itu.
Jaebi dan Benn yang lewat langsung menghampiri mereka berdua.
"Weh weh ada apa ini?" tanya Benn yang melerai Abi dan Bhirawa.
Jaebi yang ikut menahan Abi juga kebingungan. Untung saja yang menahan Abi adalah Jaebi. Coba saja kalau Benn. Sudah terpental pasti.
"Lepasin!" Perintah Abi pada Jaebi.
Jaebi melepaskan Abi dan Benn tetap berada di samping Bhirawa, jaga-jaga kalau ada serangan susulan.
"Kalian kenapa pagi-pagi sudah berantem? Gak malu dilihat orang? Kalian masih baru disini," ucap Jaebi tegas.
Benn yang melihat itu tersenyum bangga. Seakan Benn adalah Ayah dari Jaebi dan berkata "anakku memang hebat."
"Tunggu-tunggu," kata Benn yang melihat kejanggalan dari keduanya. "Kalian kembar ya?" lanjutnya sambil menunjuk Abimanyu dan Bhirawa bergantian.
Hening, dari mereka tidak ada yang menjawab.
Bhirawa menghela nafas, "iya mas, saya kakaknya, nama saya Bhirawa dia adik saya namanya Abimanyu," jelas Bhirawa.
Benn mengangguk, "owalah gitu, terus ya mas kenapa kalian berantem?"
Jaebi perlahan memundurkan tubuhnya. Sadar jika suasan sudah tak memanas. Dan itu berkat Benn.
Abimanyu dan Bhirawa saling lirik. Dan lagi-lagi Bhirawa yang menjawab.
Bhirawa menceritakan semua yang terjadi pada Jaebi dan Benn. Jaebi dan Benn yang mengerti hanya tersenyum simpul.
"Ekhm," kata Jaebi. "Gini ya mas, saya kasih tau. Jadi adik itu ya walaupun kembar tapi kan namanya juga adik yang harus hormat pada kakaknya," sambungnya dengan nada yang lembut serta di akhiri senyuman dengan eyes smile nya itu.
Jika ada perempuan yang lihat eyes smile Jaebi pasti sudah pingsan.
Benn mengangguk setuju, "iya terus kalau jadi kakak ya, jika udah tau adiknya kayak gitu harusnya ya dituruti dulu, baru boleh berkomentar."
Jaebi tersenyum simpul, "udah ayok salaman."
Dengan malu-malu yang menjijikkan Bhirawa dan Abi bersalaman.
Dan detik berikutnya terdengar suara teriakan perempuan cempreng.
"DUO ABI NGAPAIN DISITU HA? GUE TUNGGUIN JUGA DI DEPAN KELAS GAK NONGOL-NONGOL, MANA COKLAT GUE YANG LO JANJIIN?"
Abi dan Bhirawa sama-sama meringis, siapa lagi yang memanggil mereka dengan sebutan duo Abi jika bukan Varellita.
"Mas kita pergi dulu ya, Assalamualaikum," kata mereka lalu pergi berlari meninggalkan Jaebi dan Benn yang kaget.
"WOY MALAH LARI KESINI GAK LO!"
"GAK MAU!"
"JANGAN KEJAR GUE!"
Begitulah kisah ketiga sahabat yang dari orok sudah bersama sekarang di satukan dalam sekolah yang sama pula.
(...)
Ya break time dulu yaaa. Yang ini dulu, X Akt nya bersambung nanti.
Kaget gak Abimanyu punya kembaran? Pffftt sengaja aku bikin terkahir kembaran nya.
Okey karena saya sudah liburan. Saya akan berusaha aktif lagi di lapak-lapak saya.
Bbyyee. Selamat membacaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
SMK? BISA! [ S E L E S A I ]
Ficção Adolescente[ S E L E S A I ] Apa yang ada di benak mu saat mendengar kata SMK? Apa? Anak berandalan yang suka tawuran? Halooo. Kalau begitu kau harus baca ini. Baca saja kisah ini maka kau akan mengetahui realita sesungguhnya dari murid SMK. Realita murid SMK...