41, Awal Baru

494 52 6
                                    

Semester baru dimulai, hiruk-pikuk terdengar seperti biasa. Hanya ada satu pandangan yang membuat kali ini berbeda. Kelas 13 telah pulang, kembali ke sekolah. Setelah kurang lebih 6 bulan masa pelatihan kerja di industri atau pabrik atau kantor. Sekarang mereka pulang untuk melaksanakan uprak dari sekolah sebelum benar-benar lulus.

"Wah mas nya ganteng."

"Yang mana?"

Fathiah terperanjat kaget, sejak kapan Antares ada di sampingnya? "Yang mana yang ganteng?" ulang Antares membuat Fathiah mendelik. Merasa di interogasi sama pacar sendiri.

"Yang sekarang duduk disebelah ku ganteng," jawabnya ketus tanpa memandang Antares.

Pemuda ini memandang Fathiah denahn senyuman kecil, "siapa yang ngajarin kamu gombal gini, hm?" ucapnya sambil mengacak rambut Fathiah.

Gadis ini pasrah, memanyukan bibir dengan mata yang terus melihat ke arah lapangan. Dimana banyak siswa kelas 13 berkumpul, tertawa bersama temannya yang sudah lama tidak bersua. Bahkan ada beberapa dari mereka yang terlihat mesra bersama pacarnya.

Kenapa Fathiah enggak?

Kenapa Antares selalu saja menggoda nya?

Kenapa punya pacar malah ngenes begini sih gue.

"Eh kak—" ucapnya sambil mengalihkan pandangannya menuju Antares.

Sat, kenapa gue baru sadar ni orang ganteng banget kalau dari samping.

"Kenapa?" Jawaban Antares membuat Fathiah terbuyarkan dari lamunan nya. Ia mengerjap sebentar, sebelum benar ingin berbicara ia sempat melirik sedikit pada hape Antares.

Sejak tadi pemuda ini selalu saja main hape, gadis ini melirik sedikit, mengintip apa yang membuat Antares terlalu fokus sehingga melupakan nya. Seketika itu juga Fathiah menekuk bibirnya kebawah, "nanti ga bisa nemenin aku ya?" katanya dengan memandang Antares penuh.

Laki-laki ini menurunkan hapenya, balas memandang gadis yang duduk disebelah kiri, "kamu mau kemana?" Tanyanya lembut, Fathiah yang ditanya mengerjakan mata beberapa kali.

Lah iya, tadi gue mau kemana?

"Kita... ga jadi nonton?" Ucapnya mencicit kecil. Fathiah mengerjap kan matanya beberapa kali sebelum mendongak dan menatap Antares tepat di bola mata pemuda itu.

Antares terpana begitu saja, pemuda ini berdehem, ia gugup. Fathiah ini polos nya dadakan kayak tahu bulat, ga tau apa kalau Antares hampir aja jantungan?

"Mau nonton hari ini?"

Fathiah terdiam, berpikir, "kak Antares bisa hari ini? Kayaknya masih sibuk sama MPK nya deh."

"Iya, aku lagi sibuk."

Jawaban itu membuat Fathiah cemberut dengan bibir yang ia tekuk kebawah dan bola mata yang membesar kecewa karena harapannya pupus.

Antares terkekeh pelan, ia menyimpan hape di saku celananya. Lalu, kedua tangan pemuda ini menangkup pipi Fathiah dan mencubitnya pelan, "kamu gitu aja ngambek."

Fathiah meronta, mencoba melepaskan tangan Antares yang masih saja menempel pada pipinya, "kaakk adohh masih disekolah."

"Kamu mau nungguin aku rapat sebentar?" Tanya pemuda ini sambil menurunkan kedua tangannya.

Gadis ini meringis, mengelus sebentar pipinya, "hm, lama endak?"

"Ga, lagian Jaebi yang mimpin bukan aku."

"Yaudah aku gapapa nunggu. Tapi, sambil jajan cilok di depan," kata gadis ini jadi riang lagi.

Antara tersenyum singkat, "pantes bulet jajannya cilok terus. Dah sana, masuk kelas," ucapan santai.

Fathiah bangkit, ia cemberut, namun tetap menurut dan berjalan menjauh. Berjalan pelan menuju kelas. Meninggalkan pemuda ini yang diam-diam menghela nafas berat dan dalam.

Gadis ini berjalan menuju koridor kelas sepuluh. Sesekali bersenandung kecil untuk menghilangkan sepi, "Fathiah!"

Fathiah berhenti, berbalik untuk melihat siapa yang memanggil. Gadis itu jadi menyipitkan mata, "oh Ria! Panggilnya balik pada teman sekelas yang sekarang tengah berlari mengejar Fathiah.

Ria mendekat dan berjalan beriringan menuju kelas bersama Fathiah. "Ciee habis ketemuan sama pacar," goda Ria menyenggol tangan Fathiah.

"Oiya dong, jelas ada pacar, emang lo JDL," katanya santai sambil mendongakkan dagu. Bermaksud menyombongkan dirinya, tapi yang ada ia kena tapokan Ria di jidat Fathiah.

Ria mengernyit setelah itu, merasa heran sendiri namun tidak ada lima detik mukanya berubah seperti biasa, "gue tebak kepanjangannya jelek."

Fathiah tersenyum geli, "jomblo dari lahir Ria," ucapnya membuat Ria mengelus dada menyesal ia.

Fathiah mengerang teetahan, pinggang nya dicubit oleh Ria. Tapi, gadis itu tidak peduli banyak, meninggalkan Fathiah menuju kelas.

Fathiah menyusul dengan merintih sesaat. Hendak mengomel, tapi gadis ini malah melongo melihat apa yang telah terjadi didalam kelas. Ria dan Fathiah, dua gadis ini membatu diambang pintu, menyaksikan Dini tengah konser dangdut dadakan.

Dengan satu kursi yang ia jadikan pijakak kaki dan ganggang sapu sebagai Mic. Gadis ini menjadi liar di depan sana.

Menyanyikan lagu andalan mereka.

Via Vallen - Sayang.

"Sayang...." nanyinya dengan mimik wajah yang ia buat sedih. Sontak saja tawa satu kelas pecah begitu saja.

"Opo kowe krungu..." Dini menyanyi dengan nada rendah.

Bima yang menanti untuk berjoget jadi menunduk kesal, ia mengumpat serta berteriak dari ujung pojok kelas, "woy, ini dangdut kenapa lo malah nyanyi ballad?!"

"Oiya bener," Dini menepuk keningnya sendiri. Gadis ini jadi turun dari kursi yang tadi ia pijaki. Lalu dengan brutal, ia turun, setelah itu mengangkat satu kakinya ke atas kursi dan mulai bernyanyi lagi.

"SAYANG OPO KOWE KRUNGU?!"

"ORA!" Jawab Neni sambil ikut berjoget.

"Jerite atiku mengharap engkau kembali!"

"Asek-asek jos!" Balas Fafa yang sudah masuk dalam konser dangdut dadakan itu.

"SAYANG NGANTI MEMUTIH RAMBUT KU!" nyanyian Dini menjadi lebih nyaring, gadis ini jadi menaiki kursi kembali.

"RAK BAKAL LUNTUR TRESNO KU!" sahutan dari satu kelas membuat suasana menjadi semakin riuh.

Sedangkan dua orang gadis yang berdiri diambang pintu masih setia disana. Menyaksikan semua yang telah terjadi.

Ria menggelengkan kepalanya. Mengelus dadanya, "Astagfirullah bukan temen gue," gumamnya sambil menyebut.

Fathiah meneguk ludah getir, "temen gue gini amat Tuhan heran, Astagfirullah."

Mereka sama-sama meneguk ludah, jadi bimbang mau masuk kelas atau tidak.

Sampai mereka terdorong oleh Tasya yang tiba-tiba datang dengan Dwiki yang memasang muka datar seperti biasa.

"Woy! Kumpul di aula sekarang!"

Semua murid berjalan menuju aula, ratusan—bukan ribuan murid itu menjadi satu di aula yang sangat besar.

Disana berdiri sosok yang sedikit asing bagi siswa kelas sepuluh.

Laki-laki itu tegak dengan rambut hitam yang lebat dan tatapan mata yang menyejukkan. Tidak bosan untuk dipandang.

"Halo, Assalamualaikum semua, Selamat Pagi. Perkenalkan saya Radhika Gading Mahaprana, sekarang kelas 12 RPL 2."

A/n

Halo kak Gading.

Jangan lupa vote n comment

SMK? BISA! [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang