Pemuda itu berjalan santai menuju kelasnya. Setelah memarkirkan kendaraannya di lahan parkir, ia melanjutkan langkahnya. Dia, Febrian. Siswa kelas sepuluh RPL ini seharusnya berangkat dengan seorang gadis, tapi yang terlihat dia tidak berangkat bersama siapapun.
Langit tampak cerah, hanya ada beberapa awan putih. Kata gadis itu, awan putih adalah sebuah kerajaan damai yang diperintah oleh bidadari cantik. Febrian tertawa kecil mengingat bagaiman cara Fathiah menjelaskan imajinasinya itu.
"Gue baru sadar kalau lo itu jelmaan iblis," celetukan kurang ajar itu membuat muka Febrian masam. "Lo kenapa ketawa lihat awan?" lanjut Rafael bertanya.
Febrian melirik temannya itu, lalu mendesis sinis. "Bukan urusan lo."
"Wadooohh ini nih yang lagi patah hati, yang patah tuh hatinya. Otak lo jangan dong," kata Raffael santai berjalan di sebelah Febrian.
Febrian tidak ingin bercanda sekarang. Dengan langkah cepat dia meninggalkan Raffael disana. "Elaah Feb, jangan pundung kek cewe lah."
"Serah!"
Sementara itu di sisi lain,
Gadis ini termenung di pojok kelasnya. Beberapa bangku sudah terisi. Tapi tetap saja, gadis ini tidak bergeming. Sampai...
"WOY!"
"EE AYAM!"
Luthfi terjungkal.
Dia tertawa keras, terjatuh ke lantai sambil memegangi perutnya. Fathiah yang menjadi korban kejahilan Luthfi langsung bersengut.
Ia menjatuhkan kepalanya diatas meja, dengan mata terpejam. Berusaha menatrilisir detak jantungnya. Emang ya, dikagetin Luthfi tuh lebih parah daripada di tembak Febrian kemarin.
Ya, ditembak.
Menyatakan perasaan. Perasaan suka, cinta, sayang dan tidak ingin kehilangan. Bukan cuma dijadiin jemuran.
Fathiah masih memejamkan mata, dengan nafas berderu. "Lo napa dah Fath, gak dikasih uang jajan?"
Fathiah mendelik, diangkat kepalanya. Menatap sinis Luthfi lalu menghembuskan nafas keras. Namun, detik berikutnya yang terdengar adalah rengekan yang membuat Luthfi hampir terjungkal dua kali.
"HUHUHUHUHU LUTHFI!!"
Luthfi yang tidak siap menerima rengekan itu benar-benar hampir terjungkal, lagi.
"Adoohh Luth! Lo pagi-pagi ngapain anak orang sih?" omel Dini yang baru saja memasuki kelas. "Cup cup Fath. Nanti beli susu ultra ya."
Luthfi tak terima dengan tuduhan itu langsung saja membantah, "gue gak ngapa-ngapain anjir!"
"HUHUHUHU DINI LUTHFI JAHAT!" rengekan Fathiah semakin keras membuat Dini mendekat lalu menarik telinga Luthfi.
"Gue kasih tau ya Luthfi, LO TUH SEBENARNYA NGAPAIN ANAK ORANG SIH HA?!"
"BUKAN GUE! SUMPAH AMPUN! DINI SAKIT ANJIR TELINGA GUE HEEE!"
Citra yang mendengar keributan itu beranjak dari tempat duduknya. Mendatangi meja itu.
"Dah dah yuk. Mending lihat Jungkook. Nih ada RUN BTS! yang baru," hiburnya pada Fathiah yang langsung disambut antusias oleh gadis itu.
Luthfi yang melihat itu sukses dibuat melotot tak percaya, "tunggu apa? Jungkook? Loh kok kesurupan nya udah selesai?"
Mendengar celotehan Luhtfi yang aneh itu membuat Dini gemas. Dengan keras ia menendang kaki kiri pemuda itu. Yang disusul suara rintihan.
Hm, kasihan Luthfi.
Hari ini Fathiah tidak bersama dengan grup nya, ia memilih untuk bersama Citra untuk menghabiskan waktu istirahatnya.
"Cit."
"Hm."
"Kantin apa kafetaria apa koperasi?" tanya Fathiah sambil melihat lapangan di samping mereka. Citra juga sama, mengikuti arah pandang temannya satu itu.
Pantas saja, disana kelas sepuluh RPL sedang olahraga. Yang berarti ada pemuda itu. Yang membuat hati Fathiah kacau.
"Fath, lo mending jangan gantungin Febrian kayak gitu deh," ucapan Citra membuat langkah Fathiah berhenti. Sebelum Fathiah berbicara, Citra sudah menyela terlebih dahulu, "lo kalau memang ga ada rasa bilang, kalau ada rasa bilang. Jangan gantungin dia kayak gitu, apalagi lo tau kan masa lalu nya dia. Kalau emang lo maunya sahabatan sama dia ungkapin aja. Semua pasti bisa kalau lo mau jujur sama dia dan sama perasaan lo sendiri."
Kata-kata terakhir yang diucapkan Citra membuatnya tersentak.
"Dengan kata lain, jangan terlalu egois dengan mengutamakan keinginan lo aja Fath," sambung Citra dengan nada lembut dan mengelus pundak teman nya itu.
Fathiah menghembuskan nafas pelan, dengan mantap ia mengangkat wajahnya dan tersenyum sembari mengatakan, "makasih Cit atas kuliah tujuh menit lo."
"Yeeee bocah. Gue lagi serius masih aja dibuat candaan. Dikira terawaih apa pakai acara kultum segala?"
"Woles dong," cengir Fathiah.
Mereka berdua melanjutkan perjalanan sampai terdengar suara teriakan.
"Cit lo denger sesuatu gak sih?" tanya Fathiah memastikan. Ya siapa tau telinga nya Soak habis denger Citra kultum.
Hehe, enggak, canda.
Citra menajamkan pendengaran, mencoba menangkap suara apapun itu.
"FATHIAH!"
Fathiah meloncat kecil. "Buset ini ngapain kakak kelas gila ngejar gue," ucapnya sambil berusaha lari.
"WOY! ADEK LAKNAT SINI LO!"
"AMPUN KAK BENN!"
Berbeda lagi, jauh di pinggir lapangan sana. Terdapat seorang laki-laki yang sedang memperhatikan gadis kecil itu sedang tertawa lepas.
Setidaknya, dia masih bisa melihat gadis itu tertawa. Walau sumber tawanya bukan berasal dari dirinya.
"Udah Feb, cewe masih banyak ga cuma dia doang," ucap Raffael berusaha menghibur. Yang di jawab senyuman tipis oleh Febrian.
Dua hari sebelum hari ini.
Febrian mantap untuk mengungkapkan perasaannya. Dia tidak ingin kehilangan gadis itu.
Namun, saat dia berharap perasaannya dibalas, yang keluar bukanlah kata ya atau aku mau. Melainkan tangisan pecah dari Fathiah.
Fathiah menangis dihapan Febrian dan meninggalkan lelaki itu seorang diri dengan seribu pertanyaan.
A/n
Halooo, wkwkwk selamat puasa sayang.
Jadi apakah kalian masih menjadi penumpang kapal FF? Fathiah dan Febrian? Kalau aku sih noo ya...
Aku sih lebih memilih Abraham Benn Charles
WKWKWKWKWK HAHAHA ENGGAK DONG AKU GAK MAU NIKUNG KAK LISAAAA WKWWKWK
EIT SANTUY! oiya selamat berbuka semuaaa, jangan yg manis trs kadang kenyataan itu pahit gaesss.
Aku buka grup wa btw, link di bio aku, kuy yang mau gabung, aku orang nya suwungan wkwkwk.
Dah ah gitu aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMK? BISA! [ S E L E S A I ]
Teen Fiction[ S E L E S A I ] Apa yang ada di benak mu saat mendengar kata SMK? Apa? Anak berandalan yang suka tawuran? Halooo. Kalau begitu kau harus baca ini. Baca saja kisah ini maka kau akan mengetahui realita sesungguhnya dari murid SMK. Realita murid SMK...