Tak henti-hentinya gadis yang sekarang berada di dalam bus itu merutuki kebodohan-nya sendiri.
Tadi malam, ia harus melembur seperti biasa, mengerjakan tugas kuliahnya hingga pukul 02.00 dini hari karena, ya, hidup di kota besar seperti Seoul ini memang harus membutuhkan benda yang di sebut dengan uang.
Maka untuk mendapatkan itu semua ia harus banting tulang, banting tulang untuk dirinya yang memang hidup seorang diri di kota besar ini.
Oh, jangan tanya kedua orang tuanya dimana, itu akan sedikit mengorek luka lama yang sudah gadis ini sembunyikan rapat-rapat di hidupnya.
Iya, kedua orang tuanya sudah tiada dan dirinya sungguh tidak ingin mengingat kembali disaat seperti ini.
Tapi tenang semua kesakitan itu membuat gadis berumur 21 tahun ini semakin kuat menghadapi kejamnya hidup ini.
Ia adalah Jessica Jung, gadis dengan sejuta pesona yang di miliki oleh wajah dinginnya, meskipun begitu ia tetap saja seperti barbie hidup hingga membuat semua orang mungkin bisa mengorbankan waktunya untuk berlama-lama menikmati wajah dingin namun cantik itu.
Tatapan dingin yang mempesona itu selalu menghiasi kedua mata orientalnya. Dan sekarang tatapan itu kian menajam bahkan seperti membenci pada benda pipih yang ia pegang saat ini.
"Aish, dasar brengsek!" Umpatnya lirih memandang ponsel yang sejak tadi ia gunakan untuk menghubungi seseorang yang sangat ia cintai.
Kekasihnya, tentu saja.
Well, itu mematahkan hati para pria saat tau bahwa dirinya sudah mempunyai pasangan.
Namun, sekarang bahkan rasanya sangat tidak berguna untuk memiliki seorang kekasih.
Benar-benar tidak bisa di andalkan.
Padahal ia hanya ingin meminta tolong agar dapat mengantarkannya untuk lebih cepat berada di tempat dirinya menuntut ilmu yang sama dengan kekasihnya. Tapi apa? Bahkan membalas pesan teks dari Jessica saja tidak.
Sial sekali.
Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu hampir empat puluh menit bus yang di tumpangi Jessica itupun berhenti tepat di depan halte tempat pemberentiannya, gadis Jung itu langsung keluar dan melangkah dengan sesekali mengumpat untuk sampai di kampusnya yang tidak jauh dari halte. Belum sampai 10 menit dirinya sudah menginjakkan kaki di cafeteria kampus, berjalan kearah kasir untuk memesan minuman dan mengambil makan siang yang kebetulan sekali menu utama hari ini adalah bulgogi.
Setelah mendapatkan makanannya ia mengambil duduk di spot yang paling ia sukai— pinggir dekat dengan jendela kaca. Memakannya dengan perlahan dalam kesendirian.
Jika kalian bertanya mengapa Jessica malah berada disini bukannya di kelas padahal dirinya tadi sudah sangat terburu-buru, maka jawabannya adalah percuma. Percuma karena bagaimanapun ia tak akan di biarkan masuk karena ia sudah sangat terlambat.
Jadi lebih baik daripada harus menanggung malu, lebih baik ia berada disini dan mengisi perutnya yang kosong.
"Yah, ini terakhir kalinya kau titip absen padaku." Desis gadis yang mengambil tempat di hadapan Jessica yang sedang menyendokkan sesuap nasi yang ada di hadapannya.
gadis itu baru saja menyelesaikan kelas tanpa kehadiran Jessica.
"Kuharap juga begitu. Jika tidak karena tugas yang di berikan Sooman Gyosunim aku juga tidak akan titip absen." Balas Jessica melanjutkan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE •Yulsic [Completed]
FanfictionKebahagiaan atau malah jadi penderitaan untuk Jessica saat bertemu dengan dosen baru yang dingin dan menyebalkan? Warning⚠ ▶21+◀ [TOLONG YG DI BAWAH UMUR DI MOHON UNTUK TIDAK MEMBACA] ▶bahasa baku◀ ▶tidak sesuai real life◀ ▶hanya imajinasi◀ ▶Gender...