19

3.9K 250 48
                                    

Cr pict; I2NArt


Bunyi suara berisik di sebuah kamar, membuat lelaki berumur 28 tahun itu terganggu tidurnya hanya karena alarm yang memang setiap pagi selalu membangunkan dirinya untuk kembali memulai aktivitas.

"Enggh." Dia mengerang mencoba menghilangkan suara berisik dari jangkauan indra pendengarannya dengan menutup seluruh kepala dan membekap telinganya menggunakan bantal miliknya.

Ia masih ingin tidur lebih lama namun seakan dunia tidak menghendaki keinginannya, bunyi itu masih terus terdengar membuat kesadarannya perlahan kembali dan ia langsung terduduk.

"Fine, aku bangun. Aish!" Umpatnya mematikan alarm yang tempat berada di atas laci sebelah ranjang dengan kasar.

Lalu beralih mengambil ponsel yang juga berada di atas laci itu, segera membuka kakaotalk. Seketika kedua sudut bibirnya itu pun tertarik membentuk senyuman saat melihat pesan yang di kirim oleh Jessica.

Jessica Jung:
Selamat pagi, apa kau sudah bangun?

Ia pun buru-buru menelfon Jessica dan tak perlu menunggu lama panggilan itu langsung di angkat oleh Jessica.

"Aku sudah bangun. Apakah tidurmu nyenyak?" Ujar Yuri langsung setelah panggilan itu di angkat.

Jessica mengangguk walau ia sangat tahu bahwa Yuri tidak akan melihat itu, "Ne, bagaimana denganmu?"

"Aku tidak yakin, tapi mungkin karena aku memimpikanmu kualitas tidurku terasa lebih baik." Jawab Yuri meringis setelah mengucapkan itu, ia merasa geli dengan bahasanya sendiri.

Namun tidak dengan Jessica yang sudah terkekeh bercampur tersipu malu.

Okey, ini masih pagi untuk membuat pipi si Jung ini memerah dan lagi siapa yang mengajari Yuri jadi seperti ini?

"Chessy."

Yuri terkekeh dengan tangan yang menggaruk tengkuknya. Bersyukur Jessica tidak ada di hadapannya karena jika itu terjadi maka ia akan sangat malu.

Yuri berdehem sebelum kembali bertanya, "Pagi ini ada kelas?"

"Ne, kelas pagi dengan Seongho Gyosunim."

"Kalau begitu tunggu aku, kita berangkat bersama."

"Andwae! Andwae! Aku tidak ingin mereka melihat kita, itu terlalu beresiko untukmu. Lagi pula aku akan berangkat bersama Sunny."

Sedikit merasa kecewa karena Jessica menolak untuk ia jemput, tapi di sisi lain ia berpikir bahwa pilihan Jessica memang tepat untuk sementara ini, "Arraso, kalau begitu hati-hati."

Kedua sudut bibir Jessica terangkat membentuk pelangi terbalik, ia merasa bahagia Yuri selalu saja mendengarkan apa yang ia katakan dan inginkan. "Ne, kau juga. Annyeong."

Setelah percakapan pagi yang singkat itupun, Yuri kembali menaruh ponselnya di atas laci lalu bangkit menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lima belas menit kemudian ia baru saja keluar berbalut handuk yang hanya mampu menutupi pinggang sampai lututnya. Mengambil pakaian dalam lemari besar yang ada di sudut kamarnya untuk ia pakai bekerja.

Setelah semua sudah rapi ia pun keluar kamar lalu beranjak ke dapur untuk membuat sarapannya sendiri. Membuka refrigerator, meraih roti tawar beserta Nutella dan tak lupa mengambil kemasan susu lalu di taruh dalam gelas berukuran sedang untuk dimakannya.

Setelah selesai semua ia pun keluar dari unit apartment-nya dengan menenteng sebuah tas kerjanya berjalan memasuki lift yang akan membawa dirinya ke basement, tempat dimana kendaraannya berada.

YOU'RE MINE •Yulsic [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang