22

3.6K 233 80
                                    



Pintu unit apartment sederhana itu baru saja terbuka saat waktu menunjukkan tepat pukul 22.00 KST, terlihat seorang wanita memasuki apartment itu dengan membawa totebag yang sedari pagi ia bawa dan sebungkus makan malam yang sempat ia beli saat perjalanan pulang tadi.

Dengan langka lesu ia pergi menuju kamarnya lalu langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang yang sudah bertahun-tahun menemani dan menjadi tempat ternyaman dari seluruh tempat yang ada di apartment peninggalan Appa-nya ini.

Memejamkan mata yang sangat terasa berat dan memanjakan sebentar seluruh tubuh yang terasa seperti remuk, Jessica hampir saja tertidur karena rasa nyaman yang di berikan ranjang milikya ini. Ia pun dengan sadar langsung kembali terduduk berniat untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum ia mengistirahatkan tubuhnya kembali.

Selepas tadi ia pergi dengan Sunny untuk makan siang, setelah itu Jessica harus kembali bekerja hingga larut malam seperti ini.

Setelah hampir 20 menit Jessica baru saja keluar dari kamar mandi lengkap dengan kaos dan celana santai yang sudah ia pakai dan sebuah handuk melilit rambutnya.

Ia berjalan kearah meja rias yang ia dapat saat dirinya menginjak sekolah menengah atas dari Appa-nya, menggapai hair-dryer untuk mengeringkan surai kecoklatan miliknya itu. Berdiam diri dan hanya mengeringkan rambutnya membuat perasaan khawatir dan gelisah yang sejenak dapat hilang saat ia menyibukkan dirinya untuk bekerja tadi kembali muncul dengan tiba-tiba.

terlebih lagi saat ini yang ada di kepalanya sekarang adalah dosennya, entah mengapa perasaan gelisah itu semakin besar saat ia memikirkan Kwon Yuri.

Ia pun menaruh hair-dryer setelah ia rasa rambutnya telah mengering. Masih tetap duduk di kursi meja riasnya, raganya memang masih tetap disana namun tidak dengan seluruh pikirannya yang melayang memikirkan dosennya. Entahlah, rasanya tidak tenang baginya saat ini.

Dengan keberanian Jessica pangsung menggapai ponsel yang masih berada di dalam totebag-nya.

Mengecek notifikasi, tidak ada pesan satu pun dari Yuri. Ah, ia ingat terakhir kali mereka berkirim pesan saat tadi siang.

Pikirannya kembali dilema antara mengirim pesan atau tidak. Namun karena rasa gelisah dan penasarannya terlalu besar akhirnya Jessica memilih untuk langsung menelpon Yuri.

"Yobseyo?" Ujarnya saat panggilan telah tersambung.

Namun seketika dahinya mengernyit saat telinga-nya sayup-sayup mendengar suara yang sangat berisik.

"Kau ke club lagi ya?" Tanya-nya.

Tidak ada jawaban apapun dari seberang.

"Bukankah aku pernah bilang bahwa aku tidak suka kau kesana?" Retoriknya bernada kesal.

Namun tetap saja, Yuri-nya itu masih diam, dan itu sukses membuat rasa kekesalan Jessica semakin besar namun juga khawatir di saat bersamaan.

"Kenapa kau diam saja? Kau baik-baik saja kan?"

"Yuri-ah, jawab aku. Apa kau baik-baik—"

"Dia baik-baik saja, dan sedang bersenang-senang denganku."

DEG!

Detik itu juga Jessica merasakan seperti dadanya teremas hebat, beberapa detik ia merasa seperti waktu terhenti saat mendengar suara wanita lain yang sedang mengangkat panggilannya.

Dengan terbata-bata ia berucap."Ka-kau siapa?"

"Kau tidak perlu tahu siapa aku,"

YOU'RE MINE •Yulsic [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang