30

1.9K 213 62
                                    





Pagi yang cerah dan terasa sejuk seperti menyalurkan kebahagian pada semua orang untuk menjalani seluruh aktivitas mereka masing-masing dalam keadaan hati yang baik.

Namun siapa sangka berbanding terbalik dengan suasana sejuk dan terkesan menyenangkan itu, seorang wanita sejak 30 menit yang lalu terduduk pasrah di atas kloset dengan wajah pucat dan syok layaknya mayat hidup sambil tangannya terus menggenggam erat benda persegi panjang yang menampilkan dua garis merah disana. Ya, wanita bermarga Jung itu sedang menggenggam testpack-nya.

Sehabis Sunny mengatakan dengan jail kalau ia seperti wanita hamil, kata-kata itu malah terus menjadi beban pikirannya dan berakhir dengan membeli testpack saat sepulang dari kuliah kemarin saat kebetulan melewati apotek. Lalu setelah memastikan Yuri telah benar-benar berangkat untuk mengajar pagi ini, tepatnya 30 menit yang lalu, ia mulai memakai tespack dan alhasil seperti ini.

Jessica berulang kali menggeleng kecil, terlalu bingung dengan keadaan seperti ini. Entah harus bahagia dengan fakta yang ada di depan matanya bahwa ia akan segera menjadi seorang Eomma atau malah hancur karena sejujurnya hati yang ia miliki belum siap menerima keadaan yang rumit ini.

Kedua matanya terpejam erat hingga sebulir air mata jatuh tanpa permisi sembari berulang kali menggigit bibir bawahnya gugup. Memegang kuat-kuat benda itu dengan perasaan campur aduk.

satu pertanyaan yang mulai menghantui pikirannya.

Bagaimana cara memberitahu Yuri?

Well, jika kalian pikir ini akan semudah seperti membalikkan telapak tangan, maka itu salah besar. Ini sangat tidak semudah itu untuk berterus terang dan jujur pada kekasihnya itu.

Rasanya, benar-benar bukan waktu yang tepat jika harus memberitahukan berita ini.

Ia masih berstatus mahasiswa, seorang pelajar. Ia masih ingin mengejar mimpi mimpi yang ia angan-angankan. Oke, kuliah dengan mempunyai seorang anak bukan menjadi masalah. Tapi bagaimana dengan nanti jika ia mencari pekerjaan? sangat sulit untuk dapat di terima dengan muda.

Dan lagi, bagaimana dengan Yuri? Dia seorang dosen yang sangat disegani, pria dewasa yang sedang menata kariernya untuk masa depan yang ia inginkan—setidaknya untuk saat ini.

Dia rasa ini adalah sebuah jurang untuk salah satu dari mereka. Menunggu siapa yang akan mengorbankan kehidupannya. Tentu saja Jessica tidak ingin menghancurkan kehidupan Yuri jika ia mengatakan ini secara tiba-tiba.

Tapi bagaimana dengan calon bayi-nya? Ia juga tidak ingin terjadi hal yang buruk pada calon bayi-nya. Ia benar-benar bimbang sekarang.

Membuka kelopak kedua matanya mengusap bekas air mata yang mengalir itu dengan asal, lantas Jessica langsung keluar dari kamar mandi untuk meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

Mencoba menghubungi seseorang yang menjadi satu-satunya terlintas dalam pikirannya.

◽️◾️◽️◾️


Suara dering telepon yang sangat nyaring dengan getaran di bawah bantal mengundang sebuah rasa kesal dari gadis mungil yang ingin sekali menikmati tidur paginya sedikit lebih lama lagi. Rasa enggan untuk mengangkatnya membuat Lee Sunny—gadis itu berencana untuk mengabaikannya.

Namun, ugh...

Bahkan dering telponnya itu terus menggemah di dalam ruangan bernuansa pink pastel dengan beberapa boneka berukuran besar di sudut kamar. Membuat si gadis Lee itu mengerang kesal meraba dimana letak ponselnya secara asal. Lantas menekan tombol jawab dan menaruhnya di telinga tanpa melihat siapa penelpon itu.

YOU'RE MINE •Yulsic [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang