40 B [End]

4.1K 224 106
                                    

VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA~



———————

Yuri terbangun dari tidurnya saat tak mendapati Jessica yang berada di sisinya. Beberapa kali mengerjapkan kedua matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk melalui cela-cela gorden kamar apartemen Sunny yang di huni Jessica selama beberapa bulan tinggal di Los Angeles.

Beberapa saat  setelah mengumpulkan nyawa ia kemudian bangkit menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci mukanya dan menggosok gigi.

Setelah selesai ia pun keluar masih dengan penampilan awal saat bangun dari tidur lelapnya; hanya celana santai tanpa kaos yang menutupi tubuh atletisnya.

Ia pun berjalan keluar berniat mencari sosok yang membuatnya terbangun karena tak mendapati wanita itu di sampingnya namun sebelum itu ia membuka koper untuk mengambil kaos putih lalu di pakainya.

Dugaan Yuri pasti Jessica ada di dapur, dan ternyata memang benar. Ia melihat punggung kecil dengan apron yang melingkari tubuh yang masih tak bisa menyamarkan perut buncitnya sedang berkutat di dalam dapur.

"Morning~" Sapa Yuri sesudah ia melingkarkan lengannya di pinggang Jessica, memeluknya dari belakang sambil mengecup pipi mulus marga Jung itu.

Jessica yang sedikit terkejut otomatis terkesiap untuk beberapa saat namun ia kembali menormalkan tubuhnya sekaligus berusaha menormalkan degub jantungnya yang selalu berdetak cepat setiap Yuri melakukan hal-hal manis dengan menyentuhnya.

"Morning~" Jawab Jessica tersenyum hangat, "Kebetulan sekali padahal aku akan membangunkanmu untuk sarapan karena nasi gorengnya sudah jadi." Lanjut Jessica setelah plating.

"Cepat duduk di meja makan sana!" Perintah Jessica mengusap lembut pipi Yuri dari belakang.

"Mm... Sica-ya?" Panggil Yuri ragu, beberapa kali menelan saliva-nya dengan susah payah membuat Jessica yang menunggu lanjutan perkataannya itu membalikkan tubuhnya.

"Hm?" Gumam Jessica mendongak menatap Yuri yang sepertinya ragu mengatakan sesuatu, "Ada apa, Seobang?" Lanjutnya lagi.

Yuri menggigit bibir bawahnya menunduk seperti anak kecil yang baru saja di marahi oleh ibunya. Jessica yang melihat itu merasa gemas sekali hingga tak bisa menyembunyikan senyumannya.

"Seobang?" Panggil Jessica lagi karena Yuri masih terus berdiam diri.

"K-kau... apa kau sudah tidak marah lagi padaku?" Tanya Yuri pelan.

Mengundang tawa kecil dari mulut Jessica saat mendengar pertanyaan Yuri.

"Maafkan aku, tadi malam aku memang dalam mood yang tidak baik. Kau taukan, mood wanita hamil sering tak terkontrol? Jadi, jangan anggap serius perkataanku ya." Ucap Jessica membelai pipi Yuri dengan senyuman yang entah mengapa Yuri bisa melihat bahwa itu sama sekali tak sampai hati bahkan seperti menyimpan sesuatu yang membuat perasaan Yuri semakin terpuruk.

"Tapi tetap saja, aku harus minta maaf. Ini pasti karena aku yang—"

Perkataan Yuri terpotong saat Jessica tiba-tiba saja mengecup bibirnya kilat.

"Jangan mempermasalahkan siapa yang salah, kita sama-sama salah, okey?" Retorik Jessica menengahi membuat Yuri mengangguk lalu memajukan bibirnya untuk kembali menyapa bibir candunya.

Melumatnya dengan lembut hingga Jessica tanpa sadar malah mengalungkan lengannya di tengkuk Yuri.

Yuri bisa merasakan bahwa Jessica sepertinya hanya menghindari pertengkaran yang tak berarti antara mereka. Lagi-lagi rasa penyesalan dan bersalah menyelimuti Yuri karena ia harus menjadi pecundang di saat Jessica mengalah untuk tak meneruskan pertengkaran kecil yang tadi malam sepat terjadi.

YOU'RE MINE •Yulsic [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang