Sudah hampir seminggu ini waktu pagi Jessica terasa sangat menyiksa karena perasaan mual yang terus-menerus datang. Tidak hanya itu, terkadang bahkan hanya dengan mencium aroma sesuatu itu bisa memicu rasa mualnya.Mungkin ini yang di namakan morning sickness—yang ia cari tahu dari internet sejak ia mengetahui kehamilannya.
Bersyukur bahwa setiap kali ia terkena morning sickness Yuri tidak pernah melihatnya karena saat pagi hari ia akan bangun pagi lebih dulu dan jika ia benar-benar mual ia akan lari ke toilet yang terletak di luar kamar utama; meminimalisir si marga Kwon itu tidak tahu.
Ya, Jessica masih belum mengatakan semuanya pada Yuri.
Ucapan dari Kim Yeseul beberapa hari yang lalu terus berputar di ingatannya dengan jelas.
Maka dari itu, Jessica sekarang berada dalam kebimbangan yang lebih parah di banding saat ia mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung. Di tambah lagi, ia sama sekali tidak bercerita dengan sahabatnya—Sunny tentang dirinya yang bertemu dengan Yeseul.
Well, ia tahu dirinya tidak bisa selamanya menyembunyikan ini. Perutnya akan semakin membesar seiring berjalannya waktu dan Yuri cepat atau lambat akan mengetahui semuanya. Ia tahu itu.
Tapi entah kenapa lidahnya bahkan keluh hanya untuk berterus terang pada kekasihnya. Ketakutan-ketakutan itu terus muncul pada Jessica.
Ya, terlalu takut dengan bayangan kenyataan pahit yang terus menghantuinya.
"Sica?" Tegur Yuri yang berhasil membuyarkan lamunan Jessica.
"Ne?!"
"kau kenapa?" Tanya Yuri lalu menautkan jari-jarinya pada jari-jari Jessica— menggenggamnya dengan lembut sambil terus fokus pada aktivitanya kini; menyetir.
Dengan kedua alis yang serempak naik, Jessica menatap Yuri dengan tatapan bertanya.
"Aku rasa akhir-akhir ini kau lebih pendiam, apa terjadi sesuatu?" Tanya Yuri.
"A-aniyo, aku hanya... aku hanya sedikit stress dengan seluruh tugas kuliah. Kau tau kan terkadang aku harus bergadang untuk mengerjakan tugas?" Retorik Jessica memberi alasan.
Yuri mengangguk dengan pandangan iba mengingat bagaimana ia sering mendapati kekasihnya ini setia duduk di meja belajarnya.
"Tapi kau tenang saja, aku tidak apa-apa." Lanjut Jessica kembali tersenyum manis.
Membuat Yuri yang melihatnya ikut tersenyum dan mencondongkan kepalanya untuk mengecup bibir manis itu. Beruntung sekali saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah.
"Aku tahu." Ujar Yuri setelah mengalhiri beberapa kecupan yang ia layangkan pada Jessica.
Jessica dengan cepat mengalihkan tatapannya keluar jendela, berusaha menutupi pipi-nya yang sepertinya sudah memerah.
Sudah berulang kali mendapat perlakuan manis dari Yuri seperti ini, namun tetap saja debaran jantungnya tetap kencang saja.
Mobil yang di tumpangi mereka kembali melaju saat lampu berubah menjadi hijau. Membelah jalanan agar dapat sampai ke kampus Jessica dan dirinya. Sesekali Mereka mengobrol hingga mobil Yuri tepat berhenti di halte yang berjarak beberapa meter dari kampus.
"Kau yakin? Kenapa tidak sekalian saja sih?"
"Andwe! Memangnya kau mau jika mereka semua tahu, itu akan berdampak buruk bagimu dan aku." Jawab Jessica lalu bersiap keluar dari mobil setelah kedua matanya mengecek keadaan luar.
"Tapi—"
"Bye." Pamit Jessica memotong ucapan Yuri lalu segera keluar dari kendaraan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE •Yulsic [Completed]
FanfictionKebahagiaan atau malah jadi penderitaan untuk Jessica saat bertemu dengan dosen baru yang dingin dan menyebalkan? Warning⚠ ▶21+◀ [TOLONG YG DI BAWAH UMUR DI MOHON UNTUK TIDAK MEMBACA] ▶bahasa baku◀ ▶tidak sesuai real life◀ ▶hanya imajinasi◀ ▶Gender...