Hal pertama yang di lakukan Jessica ketika dirinya sudah membuka kedua matanya penuh adalah duduk terdiam di atas ranjang berukuran king size seperti orang linglung dan meneliti semua sisi ruangan yang sangat asing baginya.
Ruangan dengan nuansa maskulin dengan warna yang dominan berwarna gelap. Ini benar-benar bukan kamarnya.
"Aku ada dimana?" Gumamnya sambil memegangi kepala yang masih berdenyut pusing sisa semalam.
Menyibak selimut tebal di atas ranjang itu, Jessica mulai beranjak kearah pintu yang ia yakini sebagai kamar mandi itu.
Hey, kenapa dia seperti sangat tau seluk beluk kamar ini?
Tidak, sungguh ini baru pertama kali Jessica berada di tempat yang asing ini. Dan jawaban atas kenapa dia tau dimana kamar mandi yang sekarang menjadi tujuan utamanya adalah karena feeling. Ah molla, yang terpenting bagi Jessica adalah mengeluarkan cairan urin miliknya sekarang juga karena dirinya sudah tidak tahan.
Setelah selesai dengan kegiatannya, Jessica sejenak lagi-lagi meneliti seluruh isi kamar mandi. Matanya beroprasi melihat seluruh sisi kamar mandi dengan beberapa alat mandi khas untuk pria.
Dari mulai sikat gigi berwarna hitam, shaving cream, alat pencukur, dan beberapa perawatan produk pria.
"Sebenarnya aku ada dimana?" Gumamnya sekali lagi seperti orang linglung.
Pikirannya menerawang di depan kaca dengan tangan yang berpijak pada wastafel berwarna hitam, ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum dirinya jatuh pingsan.
Ting!
Kedua mata almond-nya mendelik ketika tiba-tiba ibgatan itu menghampirinya, semua kejadian tadi malam seolah berputar layaknya film dokumenter dalam otaknya.
"Kau tau? Ini semua gara-gara kau! Dosen gila! Iblis kejam yang brengsek!"
"Kau membuatku gila dengan segala macam aksi balas dendammu! Apa ini hanya karena aku membentak mu saat kita pertama bertemu, hah!? Brengsek!"
Tangannya terangkat menutup mulut karena terkejut dengan kata-kata tadi malam yang sungguh lancang. jantung Jessica berpacu lebih cepat, ia sungguh tidak menyangka bahwa mulut busuknya itu benar-benar mengatakan hal yang harusnya tidak ia katakan di depan dosennya sendiri.
"Ottoke?!" Bibir bawahnya ia gigit sebagai bentuk kegusaran hatinya. Matanya lurus menatap ke kaca, menatap pantulan dirinya. "Tamat riwayatmu Jess." Imbuhnya, meringis saat mengatakan kata-kata itu untuk dirinya sendiri.
Berulang kali tangannya ia bawa untuk menampar kecil pipi mulusnya itu, merutuki semua yang terjadi dalam waktu singkat tadi malam.
"Jamkkan," gadis Jung itu meneliti dirinya sendiri, ia menyadari sesuatu yang sepertinya aneh pada dirinya sendiri, seperti ada hal ganjil dalam penglihatannya
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE •Yulsic [Completed]
FanfictionKebahagiaan atau malah jadi penderitaan untuk Jessica saat bertemu dengan dosen baru yang dingin dan menyebalkan? Warning⚠ ▶21+◀ [TOLONG YG DI BAWAH UMUR DI MOHON UNTUK TIDAK MEMBACA] ▶bahasa baku◀ ▶tidak sesuai real life◀ ▶hanya imajinasi◀ ▶Gender...