33

1.8K 215 27
                                    





Yuri masih sangat jelas mengingat percakapan diantara dirinya dan Jessica dua hari yang lalu, bagaimana si marga Jung ini mendukung dan menyemangati dirinya saat harus menggantikan Appa-nya untuk terbang ke Jepang mengurus beberapa hal penting menyangkut cabang RKGroup yang ia lakukan.

Tapi apa kabar dengan sekarang? Bahkan kekasihnya ini sangat bertingkah manja dan merengek tidak ingin di tinggal. Yuri jadi tidak tega dan semakin bingung saja.

Lihat saja sekarang, Jessica malah terus mendekap Yuri diatas ranjang tanpa ada niatan untuk melepas dekapan itu, menyembunyikan wajah cantik-nya di dada bidang Yuri yang sudah rapih bersiap untuk berangkat.

"Serius, aku bisa tertinggal pesawat, sayang." Ujar Yuri namun berbeda dari ucapannya, ia malah menikmati sisi manja dari kekasihnya ini.

Mengelus surai kecoklatan Jessica dengan lembut sembari tersenyum dan sesekali mengecupi pucuk kepala wanitanya.

Maka Jessica menggeleng lucu dengan masih membenamkan wajahnya, "Jangan pergi." Gumam Jessica dengan suara parau-nya.

Ya, ia baru saja terbangun saat Yuri yang sudah rapi bersiap untuk berangkat membangunkannya dan menawarkan dirinya untuk ikut ke bandara mengantarkan pria bermarga Kwon itu untuk terbang ke Jepang. Dan alhasil membuat Jessica teringat bahwa hari ini adalah hari keberangkatan kekasihnya.

Ajaibnya pagi ini ia tidak merasakan tanda-tanda dirinya mual dan pusing. Setidaknya pagi ini saja, begitulah batin Jessica.

Yuri terkekeh mendengar permintaan Jessica, "Aku harus pergi, baby." Sautnya yang malah membuat lengan Jessica semakin erat memeluknya.

"Tidak boleh! bagaimana jika aku merindukanmu?" Cicit Jessica sembari perlahan mendongak memperlihatkan tatapan puppy-nya.

"Hei, kita hanya terpisah beberapa hari dan aku akan terus menghubungimu, sayang." Tangan besar Yuri terus mengelus lembut surai kecoklatan milik Jessica.

"Bagaimana jika ada banyak wanita cantik disana?" Dan maka pertanyaan itu kembali membuat Yuri terkekeh.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Aku tidak mau kau nanti malah betah disana karena banyak wanita cantik disana." Bibir Jessica mencebik dengan nada bicara yang bergetar menahan bulir-bulir crystal itu turun.

Silahkan anggap saja Jessica berlebihan. Tapi sungguh itulah yang ia rasakan sekarang, perasaannya berubah menjadi sensitif karena hal-hal yang harusnya tidak ia pikirkan akhir-akhir ini.

Membayangkan Appa—walaupun sampai sekarang Yuri bahkan belum mengerti—dari calon bayi yang ada di janinnya ini dekat dan di goda oleh wanita lain saja sudah membuatnya merasakan sakit yang luar biasa seperti ini. Lalu bagaimana jika itu benar terjadi?

Tidak! Tidak boleh! Ia tidak akan kuat melihatnya.

"Sica-ya, Lihat aku." Titah Yuri lembut sembari tangannya mengamit dagu Jessica membawanya agar menatap dirinya.

"Mana mungkin aku bisa memalingkan kedua mataku ini untuk melihat wanita-wanita yang biasa saja di saat ada malaikat cantik ada di pelukanku?"


Blush...


Pipi Jessica langsung memerah seketika karena gombalan klasik dari Yuri.

Tidak tahan dengan ekspresi Jessica yang menggemaskan, Yuri langsung meraup bibir tipis itu dengan melumatnya lembut. Jessica membalasnya, berusaha mengimbangi ciuman yang selalu membuatnya mabuk kepayang.

Lembut dan manis, itulah yang di rasakan Jessica maupun Yuri satu sama lain.

Yuri berani menjamin bahwa semua pria di dunia ini akan iri padanya karena bisa memiliki malaikat cantik ini.

YOU'RE MINE •Yulsic [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang