09 [Revisi]

4.3K 295 73
                                    


Jessica benar-benar putus asa saat resleting Jeansnya mulai di buka oleh pria yang sudah berada di tengah-tengah kedua kakinya itu. Matanya terpejam sangat erat, ia sangat benci dengan dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat apa-apa saat ini.

Ia rasa kehidupannya tidak akan berarti lagi dan mungkin akan berakhir malam ini juga.

Hidupnya akan segera hancur.




Tapi—





—Tiba-tiba





BHUKKKK!

Satu tendangan keras terkena pada punggung pria brengsek membuatnya terjungkal mengenai pria lainnya dan berakhir mencium aspal.

"KURANG AJAR!"




PRAAAKKK!


"BRENGSEK!"




BHUUUKKKK!


"SIAPA KAU?!"


BHUKKKKK!


BHUKKKKK!


Hanya suara ribut yang saling bersautan yang terdengar di indra pendengaran Jessica. Ia masih takut hanya sekedar untuk membuka matanya, selain itu kedua pergelangan tangannya juga memerah akibat di cengkram terlalu keras saat dirinya meronta-ronta. Tangisannya pun juga masih terus keluar saat ini.

Beberapa menit kemudian Jessica merasakan sepasang tangan sedang berusaha membuka sapu tangan yang membekap mulutnya, terasa sedikit perih saat sapu tangan itu terlepas dan meninggalkan bekasi disekitar sudut bibirnya hingga pipinya.

"Sstt... Gwenchana, kau sudah aman sekarang. Uljima." Suara ini. Jessica sangat mengenalnya. Ini suara seseorang yang sangat menyebalkan akhir-akhir ini.

Kwon Yuri, Dosennya.

Ya, ini suara orang itu. Jessica sangat yakin hanya dengan mendengar suara yang tadi sempat bertemu dengan dirinya.

Sebuah usapan lembut berada di pipinya, hatinya terasa lega sekarang karena memang ia sedang sangat ketakutan.

Sontak saja gadis Jung mendongakkan wajahnya membuka kedua mata dengan perlahan untuk menatap sayu wajah di hadapanya sekarang.

Matanya merah, bahkan sembab, itu sangat di benci oleh Yuri. Dadanya seperti ditikam saat melihat mahasiswinya ini menangis. Dan bodohnya Yuri pun tidak mengerti dengan perasaan ini.

Perlahan ia membawa Jessica ke dalam dekapan hangatnya. Mencoba menyalurkan ketenangan dan memberhentikan tangis Jessica yang terkesan putus asa ini. Di usapnya dengan lembut surai kecoklatan milik gadis yang berada di dekapannya ini.

Dan saat itu juga darah Jessica berdesir merasakan nyaman yang teramat dalam saat Yuri mendekapnya erat, ia merasa dilindungi, ia merasa aman sekarang. Jantungnya berdetak dengan kencang, entah karena masih shock dengan peristiwa tadi atau karena dekapan hangat Yuri?

Tangisnya bahkan perlahan mereda dan hanya sesekali terdengar isakan yang teredam di dada bidang Yuri.

Hari ini, Jessica menyadari sesuatu hal bahwa dekapan ternyaman yang pernah ia rasakan adalah yang pertama dekapan yang di berikan daddy-nya, dan yang kedua adalah berada di dekapan dosen ini.

Bahkan saat dulu bersama mantan kekasihnya itu pun, entah mengapa ia tidak bisa merasakan rasa ternyaman seperti ini, meskipun ia mencintai lelaki bermarga Kim itu.

"Gaja, kita pulang." Ujar Yuri yang langsung menggendong Jessica di depan seperti koala.

Yuri rasa ini cukup aman untuk menutupi sweater yang tadi sempat di robek oleh para bajingan tadi.

YOU'RE MINE •Yulsic [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang