Part 22

2.8K 75 0
                                    

Di salah satu meja di sebuah kantin terlihat tiga orang yg sedang makan. Indy, Doni dan Gilang. Sesekali terlihat wajah kesal dari sang perempuan.

"Keyla gak masuk hari ini,apa sakitnya parah yah?" tanya Doni sambil menyantap batagor pesanannya.

"iya,semalam Bundanya Keyla nelpon gue kalau Keyla gak bisa masuk sekolah dulu,dia harus istirahat."

"emang separah itu yah Ndy? maksud gue kan Keyla cuma maag" tambah Gilang.

"Keyla tuh punya maag kronis udah lama,udah dari SMP. Dulu juga pernah dia pingsan kaya gini,malah sampai di rawat segala."

"parah juga yah." ucap Gilang.

Mereka kembali melanjutkan makan mereka,sampai kedatangan Athala dan Agam menghentikannya.

"Keyla mana?" tanya Athala langsung.

Indy mendelik,ini dia orang yg membuat sahabatnya tidak masuk sekolah.

"mau ngapain lo nanyain dia?"

"gue rasa lo tahu apa alasan gue nyariin dia."

Indy kembali mendengus. " dia gak ada."

"ya kemana?"

"Keyla gak masuk,dia sakit dan ini semua gara-gara lo." teriak Indy,membuat mereka menjadi pusat perhatian,tapi Indy tidak perduli,ia hanya ingin mengungkapkan kekesalannya pada Athala.

"Keyla sakit,sakit apa? Kok dia gak ngasih tahu gue."

"hih siapa lo emangnya? sumpah yah,lo jahat banget Tha."

"maksud lo apaan sih,terus maksud lo dia sakit gara-gara gue apa?"

"di sakit karena dia kecapean gara-gara lo yg selalu nyuruh dia ini itu,lo neken dia,sampai dia lupa makan."

Athala terdiam mendengar perkataan Indy,apa benar ini semua karenanya?

"sumpah gue gak ngerti,lo jelasin baik-baik bisa kan gak usah nge-gas gini."

Indy mengalah,ia tidak mau membuang tenaganya hanya untuk berteriak pada Athala.
"kemarin Keyla pingsan,dia juga mimisan,dan itu karena dia telat makan sama kecapean,dia itu punya maag kronis,untung ada kak Aland yg nolongin. Lo juga kemana hah,masa Keyla pingsan di ruang osis lo gak tahu."

"gue beneran gak tahu,kearin gue gak keruang osis seharian."

"lo tuh sengaja yah?" ucap Gilang tiba-tiba.

"maksud lo?"

"ya kan kita semua gak ada yg tahu apa alasan lo jadiin Keyla sekertaris,selain buat ngerjain dia."

Athala diam,tujuan awalnya menjadikan Keyla sekertaris pengganti memang untuk memberikan pelajaran pada Keyla,tapi apa dia terlalu berlebihan,dia rasa tidak.

"diam kan lo,kita kekelas aja ayo nafsu makan gue udah hilang." Indy menarik Gilang Doni keluar dari kantin. Sementara Athala hanya diam.

******

"lo juga gak tahu kalau Keyla pingsan kemarin Gam?"

Saat ini Athala dan Agam sedang berada di rumah Agam.

Agam yg sedang memainkan ponselnya pun menoleh,mengubah posisi tidurnya menjadi duduk menghadap Athala.

"gue juga gak tahu Tha.tapi pas kemarin gue keruang osis buat ngambil kunci,gue liat Keyla yg lagi ngerjain laporan divisi kaya nya,muka dia tuh pucat banget,pas gue tanya dia bilang dia gak apa-apa."

"gue rasa lo udah berlebihan deh Tha." lanjut Agam.

"maksud lo? Berlebihan kaya gimana? Gue rasa lo juga tahu kalau apa yg di kerjain Keyla itu emang tugas nya dia."

"iya gue tahu,tapi maksud gue itu lo terlalu nuntut Keyla ngerjain sesuatu cepat."

"lo gak lupa kan kalau acaranya bentar lagi?"

"gue inget Tha,tapi gak seharusnya lo kaya gitu,anggota yg lain padahal banyak yg nganggur,lo kan bisa minta tolong mereka."

"gue kan udah bilang,yg gue kasih yah itu tugas nya dia,kita kan udah bagi tugas sesuai divisi."

Agam diam,tidak tahu lagi harus menjawab apa,dia juga sadar bahwa Athala tidak akan mendengarkan apa katanya.

"eh Tha,tadi kata Indy Aland yg nolongin Keyla?"

Athala menatap tajam Agam.
"terus?"

"Aland ka-"

"lo lanjutin omongan lo,abis lo." potong Athala dengan tatapan tajamnya.

Mendengar itu,Agam segera menutup mulutnya rapat-rapat.

*******

Seorang gadis terlihat sedang menunduk,mendengarkan dengan baik apa yg sedang di ucapkan orang di depannya ini.

"Ayah kan udah bilang sama adek,kenapa gak denger sih." sang Ayah yg mendengar anak gadisnya pingsan langsung pulang,dan berakahir dengan ceramahan panjang darinya,itu karena dia sangat khawatir dan perduli padanya.

"maaf Yah." hanya itu yg bisa Keyla ucapkan.

"Ayah udah,jangan di marahin terus,kasian kan lagi sakit." ucap sang Bunda.

Ayah menghela nafas. "yaudah sekarang istirahat,lain kali dengar apa yg ayah bilang."

Keyla mengangguk,membaringkan tubuhnya dan menutup mata.

*****

Indy berjalan lesu kedalam kelas,dia sangat merindukan Keyla. Ya kalian tahu Keyla sangat sibuk sampai tak ada waktu untuk berbincang,selain di dalam kelas tentunya.

Sesampainya di depan pintu kelas,Indy menghentikan langkahnya sesaat sebelum akhirnya berlari menuju tempat duduknya.

"Key lo masuk,emang lo uadah sembuh?"

Ya Indy melakukan itu karena melihat Keyla yg sudah duduk manis di kursinya.Setelah perdebatan panjang pagi tadi dengan Ayah Bundanya,akhirnya Keyla di perbolehkan berangkat sekolah.

"apaan sih lebay banget lo,emang lo pikir gue sakit apa hah,orang cuma pingsan."

"gue serius sih,lo pikir gue gak panik pas kemarin lo pingsan,apalagi sampe mimisan."

"kan lo udah biasa liat itu."

"ah terserah lo deh nyesel gue khawatir sama lo." ucap Indy sambil mendudukan tubuhnya dan meletakan tasnya di atas meja.

Keyla tersenyum geli melihat wajah Indy yg kesal. Langsung saja dia memeluknya.
"bercanda Ndy. Makasih yah udah mau khawatir sama gue,lo sahat gue emang."

"sekarang siapa yah yg lebay?" sindir Indy sambil membalas pelukan Keyla. Keyla yg sadar sedang di sindir hanya tersenyum malu.

"pagi-pagi udah pelukan." Ucap Doni yg entah sejak kapan sudah ada dikelas,dan jangan lupakan Gilang yg selalu setia di sampingnya.

"hooh,gak ngajak-ngajak lagi,kita juga kan mau." tambah Gilang.

"stop gak lo berdua?" tunjuk Indy pada kedua orang itu yg sudah siap melangkah dengan merentangkan tangan nya masing-masing.

"elah Ndy,kita kan juga teman." rajuk Gilang.

"teman? Lo siapa,kok gue lupa sih" jawab Indy.

Seketika tawa mereka terdengar di kelas yg sudah mulai ramai. Doni yg sepertinya paling puas dengan ekspresi wajah kesal Gilang. Sampai akhirnya bel masuk berbunyi menghentikan mereka.

•••••••••

Up up...ada yg nungguin gak???

Hehehe...udah ah gak mau kepedean..sorry for typo 😁

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang