Sorry for typo
***
"mau beli apa lagi sih? Emang yang kemarin masih kurang?" tanya Keyla saat baru saja turun dari motor Athala yang berhenti di sebuah Mall yang sama dengan Mall yang dia dan Athala datangi beberapa waktu lalu.
"gak usah banyak tanya, tinggal ikutin gue aja apa susahnya sih!"
See. Ini lah yang membuat Keyla malas. Setelah dengan seenaknya dia datang kerumahnya dan menyeretnya untuk pergi, sekarang dia malah bicara begitu. Oh sungguh Keyla ingin menjambak rambut Athala saat ini juga.
Keyla mengikuti langkah Athala memasuki Mall tersebut dan mulai mencari toko yang Athala tuju. Keyla tak henti-hentinya menggerutu saat tangan nya di tarik kesana kemari oleh Athala, terlebih dia tidak bisa mengimbangi langkah lebar cowok tersebut.
"nyari apaan sih? Dari tadi gak ketemu-ketemu, capek tau!" kesal Keyla.
Lagi, Athala mengabaikan pertanyaan yang keluar dari mulut Keyla.
Langkah mereka berhenti di sebuah toko jam tangan. Bukan toko yang pernah mereka datangi dulu tapi.
"katanya mau beli perlengkapan? Kenapa malah kesini? Emang lo masih belum dapat jam yang lo mau?"
"beli jam dulu, habis itu baru beli perlengkapan, sekalian bantu gue milih yang bagus."
Mau tak mau Keyla nurut, mereka berduapun mulai menyusuri etalase demi etalase yang berderet disana.
"menurut lo mending yang warna coklat apa yang hitam?" tanya Athala sembil tangan nya menunjuk dua jam yang bermodel sama namun beda warna.
"emang pendapat gue bakal lo anggep?" desis Keyla, dia tidak mau kejadian dulu terulang.
Setelah selesai dengan urusan jam tangan, Keyla dan Athala keluar dan mulai berkeliling mencari toko yang mereka tuju. Namun saat baru beberapa langkah, ponsel Athala berbunyi. Athala merogoh ponselnya tersebut, terlihat garisan di dahi Athala saat menatap layar ponsel sebelum akhirnya memutuskan mengangkat telpon tersebut.
"iya, saya akan segera kesana."
Hanya itu yang Athala ucapkan karena setelahnya dia segera memutuskan telpon tersebut. Baru saja Keyla ingin menanyakan apa yang terjadi, tangan nya lebih dulu di tarik dengan kasar menuju pintu keluar Mall dan berakhir di parkiran.
Sesampainya di sana Athala langsung menyuruh Keyla untuk naik, dan kali ini tanpa bantahan sedikit pun Keyla langsung menurut. Berbagai pertanyaan muncul di otaknya sekarang, ada apa sebenarnya?
Athala menjalankan motornya sedikit lebih capat, membuat Keyla sedikit takut. Setelah beberapa saat, Athala menghentikan motornya di sebuah rumah sakit. Sepertinya akan banyak pertanyaan yang keluar dari mulutnya nanti.
"lo tunggu di sini, jangan kemana-mana." tanpa menunggu jawaban dari Keyla, Athala langsung pergi memasuki rumah sakit tersebut.
Keyla hanya berdiri di samping motor lelaki itu. Sekitar sepuluh menit dia berdiri, namun Athala tidak kembali juga, akhirnya dia memutuskan untuk masuk mencari Athala, masabodo dengan omelan yang akan dia terima karena tidak menurut. Salahkan rasa penasaran nya yang terlalu besar ini.
Keyla melangkahkan kaki nya masuk kedalam rumah sakit tersebut, namun baru beberapa langkah, dia merasa takut. Pasalnya dia baru sadar jika rumah sakit yang dia masuki adalah rumah sakit jiwa. Dengan ragu Keyla melanjutkan langkahnya, menyusuri lorong demi lorong rumah sakit untuk mencari keberadaan Athala.
Keyla sesekali berlari saat dia melewati salah satu pasien yang menatapnya. Jika tahu begini Keyla lebih memilih untuk menunggu saja tadi. Keyla kembali melangkahkan kakinya sambil mengedarkan pandangannya. Keyla sedikit tersentak saat mendengar jeritan seorang perempuan. Keyla melangkah menuju sumber suara yang ternyata berasal dari sebuah kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Teen FictionPLAGIAT JAUH-JAUH SANA,GUE RASA LO MASIH PUNYA OTAK BUAT BIKIN CERITA YG LEBIH BAGUS DARI CERITA KACANG GUE INI... Athala Fabyan Atmajaya,seorang KETUA OSIS harus berurusan dengan Keyla Ivana seorang murid pindahan.... Bukan hanya pertengkaran yang...