Part 46

462 16 9
                                    

Dulu Athala tidak pernah sesemangat ini datang kesekolah, beda dengan hari ini, oh lebih tepatnya beberapa hari ini. Hari ini dia merasa ingin cepat sampai, entah ada apa dengan dirinya.

"Jakarta beberapa hari ini cerah banget yah."

Athala yang baru saja duduk di kursinya melirik sekilas pada Agam yang kini duduk dimeja tepat di depannya.

"Ck! Jangan mulai."

Agam tertawa, beberapa hari ini dia juga mempunyai hobi baru, yaitu menggoda Athala.

"Eh Tha, gimana?"

Athala menghela nafas. Iya, di baru ingat dengan apa yang diucapkan Agam.

"Gak tahu."

"Kok gak tahu. Bukannya ini yang lo mau dari dulu?"

"Iya, tapi gue takut gak bisa,gue takut gak bisa fokus sama keduanya."

"Gak bisa gimana? Justru lo akan lebih fokus nantinya. Atau lo punya alasan lain?"

Athala menatap Agam bingung.
"Maksud lo?"

"Ck! Gue tahu dia jadi salah satu alasan lo jugakan buat gak pergi?"

Athala diam. Dan Agam menganggap jika tebakannya benar.

***

Keyla berjalan sendiri di koridor sekolah, Indy sudah pulang terlebih dulu karena ada urusan. Sedangkan Gilang dan Doni entah kemana dua makhluk itu.

Pandangannya menajam saat melihat orang yang saat ini dia cari.

"Agam!..." teriak Keyla sambil berlalri kecil kearah orang yg dia panggil.

Agam menoleh. "Ada apaan?" jawabnya saat tahu siapa pemilik suara itu.

"Athala mana?"

"Gak masuk."

"Iya gue tahu, maksudnya tuh dia kenapa gak masuk?"

Agam menaikan sebelah alisnya. "Athala gak ngabarin lo? Gak ngasih tahu lo?"

Keyla menggeleng cepat. "Gak. Emang dia kemana? Beberapa hari ini dia susah di hubungin, di sekolah juga jarang ketemu. Dia marah yah sama gue."

Agam sedikit iba pada Keyla, tapi dia juga tidak tahu jika Athala melakukan semua ini.

"Gue kira dia udah ngasih tau lo."

Keyla kembali menggeleng. "Ada apa sih?"

"Ikut gue."

Keyla semakin bingung, namun tetap mengikuti Agam sesuai perintahnya tadi.

***
Keyla turun dengan terburu-buru dari mobil Agam. Langkahnya yang tak sabaran membuatnya harus beberapa kali menabrak orang di dekatnya, membuat dengusan dan decakan sebal yang kini memenuhi telinganya.

Tidak perduli!

Itu yang kini ada di dalam otaknya. Keyla mengedarkan pandangannya kesegala arah, berharap menemukan seseorang yang dia cari. Sementara Agam hanya bisa menatap miris pada Keyla yang wajahnya mulai memerah dengan mata berkaca-kaca.

"Lo gak bisa pergi gitu aja!" teriaknya saat menemukan orang yang dia cari tanpa perduli bahwa dirinya sedang berada di Bandara.
"Lo jahat banget tau gak sama gue." air mata mulai turun membasahai pipi chabynya itu.

Agam sendiri hanya bisa diam, dia memaklumi sikap Keyla itu. Agam kira Athala sudah memberi tahu Keyla tentang dirinya yang akan pindah ke luar negeri.

Athala diam di tempat. Dengan ragu dia memutar tubuhnya. Matanya menangkap sosok yang kini sedang berusaha menahan tangis, walaupun air matanya sudah mulai jatuh. Athala tersenyum, tangannya bergerak mengisyaratkan agar gadis itu mendekat.

Keyla yang mengerti langsung mendekat, kini jarak mereka hanya beberapa langkah saja.
"Lo jahat banget sama gue tahu gak?" ucap Keyla di barengi dengan isakan.

Athala terkekeh mendengar ucapan Keyla. Lucu sekali gadis itu.
"Jahat gimana?"

"Masih nanya lagi!" Keyla maju dan meninju lengan Athala.

Athala diam. Dengan sekali tarikan Athala berhasil membuat Keyla betada di dalam pelukannya. Keyla tentu saja tersentak dengan perlakuan tiba-tiba itu.

"Gue minta maaf. Tapi gue emang harus pergi, demi Mama gue Key."

"Terus gue giaman?" tanya Keyla menatap Athala.

Athala tersenyum. Dia melepaskan pelukannya, tangannya menyentuh bahu Keyla.

"Lo mau janji satu hal sama gue?"

"Apa?"

"Tunggu gue, gue janji setelah semua yang gue susun berjalan dan berhasil, lo orang pertama yang akan gue temuin."

Keyla menangis, matanya menatap sendu Athala. "Janji sama gue, kalo lo gak bakal bohong?"

Athala mengangguk. "Gue janji. Gue mohon tunggu gue."

Keyla mengangguk, membuat Athala kembali menariknya kedalam pelukan hangat cowok itu.

Deheman seseorang mengurai pelukan mereka. Di sana sudah berdiri Ayah Athala, tante Lita dan Aland.

"Mama lo?"

"Mama udah ada di Singapura, di sana juga udah ada perawat yang khusus jagain Mama."

"Athala pesawat kamu sebentar lagi berangkat."

"Iya Pah. Gue pergi, gue janji akan selalu ngabarin lo."

Keyla mengangguk. "Hati-hati, jangan lupa makan di sana."

Athala kembali memeluk Keyla. "Hmm, lo juga hatus janji buat nunggu gue. Gue pergi yah."

Athala melangkah meninggalkan Keyla, mengucapkan perpisahan pada Agam yang sedari tadi berdiri menyaksikan.

"Gue pamit Gam."

Agam mengangguk. "Hati-hati Tha."

Athalberjalan mendekati keluarganya. Mengucapkan salam perpisahan sebelum pergi.

"Jaga diri kamu baik-baik di sana yah, Papa usahain buat sesering mungkin ngunjungin kamu."

"Iya Pah. Tante aku pamit yah."

"jaga kesehatan yah nak di sana."

"Iya tante makasih. Land gue pamit."

"Hati-hati."

Athala berjalan memasuki pesawat, langkahnya begitu berat, tapi dia harus rela meninggalkan kenangannya di sini.

Keyla menurunkan tangannya yang melambai pada Athala. Air mata tidak bisa dia tahan, dan meluncur begitu deras. Memang, di setiap pertemuan selalu ada perpisahan, itu sudah hukum alam. Sekuat apapun manusia menahannya, yang akan pergi akan tetap pergi.

                         TAMAT


Hai...apa kabar kalian
Alhamdulillah, alhirnya selesai juga. Setelah berbulan-bulan lamanya aku gak ada kabar sama sekali, akhirnya aku bisa menyelesaikan satu ceritaku ini..

Aku minta maaf buat kalian yang mungkin kecewa sama aku yang gak konsisten sama sekali. Buat pembaca setiaku yang udah mau nunggu aku ucapkan makasih yah, aku sayang kalian...

Makasih udah nemenin aku sampe sejauh ini, maaf juga buat yang selalu komen tapi jarang aku bales, bukan nya aku gak mau bales, tapi keadaan nya emang gak memungkinkan, komen kalian aja aku baca sambil nyuri waktu. Sekali lagi terima kasih..

Sampai ketemu di cerita berikutnya....

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang