Part 41

2.2K 81 14
                                    

Jangan lupa mampir di "Misya's Love Story" sama "Aku dan Lukaku"

Happy reading and jangan lupa buat kasih vote sama saran kalian di komen ok...

***

Athala memandang wajahnya melalui pantulan cermin di depannya, tangannya memegang erat pinggiran meja. Nafasnya naik turun seiring dengan rahangnya yang mengeras.

Dengan keras, Athala meninju cermin di depannya itu. Darah mulai keluar dari tangannya yang tidak dia perdulikan sama sekali. Dia marah. Tapi tidak tahu harus bagaimana. Sementara orang yang mulai dia percayai malah sekarang berbelok darinya.

"Lo ngapain sih!"

Agam dengan sigap menarik Athala menjauh dari sana. Dia baru saja datang dan melihat Athala melakukan hal tersebut. Jujur Agam sempat cemas, karena setahunya Athala belum pernah seperti ini.

"Jangan gila Tha!"

Athala hanya diam, dia juga tidak mau seperti ini. Agam mendiamkan Athala sejenak, memberi ruang padanya untuk menenangkan diri.

"Sekarang lo cerita sama gue. Lo kenapa?" ucap Agam yang kini ikut duduk dekat di dekat Athala.

Agam menghela nafas saat Athala hanya diam tidak mau menjawab, mengacuhkan setiap perkataan Agam.

"Ck! Gue ambil obat dulu."

Tak beberapa lama, Agam sudah kembali dengan kotak obat di tangannya. Dengan hati-hati Agam mulai membersihkan luka Athala yang masih tetap diam.

"Lo masih gak mau cerita sama gue?"

"Ahk..." pekik Athala saat Agam dengan sengaja menekan lukanya.

"Gue kaya orang bego tahu gak ngomong sendiri dari tadi." kesal Agam. "Bilang sama gue, biar gue bisa bantu. Jangan kaya cewek kenapa yang kalau ada masalah malah diam."

Athala melirik tajam Agam yang sudah selesai mengobati lukanya. Dengan kasar dia menghela nafas dan mulai menceritakan semuanya.

***

Keyla masih dalam misi mengejar Athala. Ck! Jangan salah sangka, kalian tahu 'mengejar' yang di lakukan Keyla dalam artian apa kan?

Sepulang sekolah tadi Keyla langsung bergegas ke kelas Athala yang kebetulan belum keluar.
Keyla terkesiap saat suara pintu terbuka, wajahnya kini bertatapan dengan seorang guru.

Keyla tersenyum. "Siang Pak."

"Siang. Dasar anak zaman sekarang." ucap guru itu yang kemudian pergi.

Keyla menatap bingung kepergian guru itu. "Lah... Emang gue kenapa?"

Tak perduli, dia kini mulai mencari sosok yang dia tunggu.

"Athala mana Gam?" Keyla mencekal lengan Agam yang baru saja keluar.

"Masih di dalam. Ada yang harus dia beresin dulu."

"Ck! Masih aja yah lo hmppp..."

"Gue duluan yah, lo masuk aja." ucap Agam yang membekap mulut Lia dan menariknya pergi.

Seperti yang di perintahkan Agam, Keyla masuk kedalam kelas yang sudah sepi. Hanya ada Athala yang masih berkutat di mejanya tanpa menyadari kehadirian Keyla.

Keyla dengan segera melangkah mendekati Athala. Dia harus, oh tidak, mereka harus bicara.

"Tha, kita harus ngomong." Keyla mencekal tangan Athala yang sudah siap membereskan peralatannya.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang