Part 36

2.7K 113 6
                                    

Iya gue tahu gak ada yang nungguin cerita gue ini. Buktinya gak ada yang komen biar cepet gue lanjut...tapi gue bakal tetap lanjutin sampe selesai, terserah mau kalian respon apa nggak.

Gue terlalu cape buat minta respon sama kalian, gue gak mau dianggap ngemis. Jadi, ya tanpa ada respon dari kalian pun gue bakalan tetap namatin ini...

Selamat mambaca dan maaf untuk typo...

Vote dan Coment???

***

Hembusan angin pantai yang menerpa tubuh dua anak remaja yang baru saja naik kekelas tiga SMA itu seakan ikut merayakan keberhasilan yang mereka capai. Athala dan Keyla. Dua orang yang kini sedang asik dengan fikiran masing-masing sambil menatap langit sore yang mulai berubah warna menjadi orange, menandakan bahwa tugas sang Matahari sudah selesai.

Sudah terhitung sepuluh menit mereka larut dalam keheningan. Hanya suara ombak dan angin yang saling bersahutan. Keduanya sepertinya masih betah mengagumi ciptaan Tuhan didepannya ini.

Hingga salah satu dari mereka memilih menyudahi kegiatannya itu. Athala, dirinya menoleh kearah Keyla yang masih fokus menatap kedepan. Sesekali tangan gadis itu menyingkirkan rambut yang mengenai wajahnya karena tertiup angin. Athala tersenyum, matanya masih terfokus pada gadis yang menemaninya menghabiskan libur bersama. Athala tidak menyangka jika liburan kali ini dia habiskan dengan Keyla. Athala dan Keyla selalu menghabiskan waktu bersama berdua.

"Lo gak mau pulang?"

Pertanyaan Athala berhasil mengalihkan wajah yang sedari tadi menatap hamparan laut didepannya.

"Mau lah, ya kali nginep." jawab Keyla dengan kekehan yang membuatnya semakin terlihat manis, apalagi dengan rambut yang terus saja berusaha mengangganggu wajahnya karena tertiup angin.

Athala menyelipkan helaian rambut yang mengganggu pandangannya dari wajah Keyla kebelakang telingan gadis itu. Membuat sang pemilik tersenyum malu.

"Ya siapa tahu aja kan?"

Keduanya terkekeh, entah apa yang lucu.

"Makasih." ucap Athala yang membuat Keyla mengernyitkan dahi.

"Buat?"

"Semuanya."

"Emang gue ngapain?" tanya Keyla heran, karena dia merasa tidak melakukan apa-apa.

Athala kembali terkekeh. Tangannya kini naik mengusak rambut gadis yang selama ini selalu bersamanya.

"Kenapa makin telmi sih?"

Keyla mendengus sebal mendengar jawaban Athala. Kembali memalingkan wajahnya dari Athala. Tadi saja bersikap manis, sekarang kembali menyebalkan.

"Maksih karena lo udah mau jadi penampung cerita gue, menjadi pendengar yang baik dan setia."

Merasa tidak mendapat respon, Athala menarik wajah Keyla perlahan agar kembali menghadapnya. Membuat Keyla mau tak mau menatap Athala lagi.

"Jangan marah. Nanti siapa yang bantu gue jagain Mama?"

Mendengar Athala menyebut Mamanya membuat Keyla melunak. Dia tidak bisa menolak jika sudah berhubungan dengan Mamanya Athala.

"Abis lo ngeselin."

Athala kembali mengusak rambut Keyla sambil tersenyum.
"Maaf."

Keyla ikut tersenyum. Tidak menyangka jika pertemuan mereka yang syarat akan kesan baik berakhir seperti sekarang ini. Keyla masih tidak menyangka jika dirinya akan menjadi orang yang di percaya Athala untuk mendengar semua kisah hidup cowok itu.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang