Part 21

2.7K 87 3
                                    


Seorang gadis terlihat serius dengan alat tulis di genggamannya yg bergerak lincah. Keyla. Setelah rapat kemarin,sesuai yg diperintahkan Sang Ketua, hari ini Keyla sibuk merangkum laporan dari tiap divisi untuk segera di serahkan.

Setelah bel istirahat berbunyi, Keyla langsung pergi keruang osis untuk mengerjakan semuanya. Keyla tidak ada niatan sama sekali untuk pergi ke kantin, yg ia mau hanyalah segera menyelesaikan tugas ini.

Di ruang osis dia tidak sendiri,ada anggota lain yg sepertinya sedang mengerjakan sesuatu.

Pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok Agam di sana. Semua orang yg ada di ruangan itu menoleh, tak terkecuali Keyla, dia menoleh sesaat sebelum akhirnya melanjutkan kegiatannya lagi.

"Key kata Athala laporannya harus selesai hari ini."

Keyla menoleh pada Agam yg sudah berada di depannya.
"iya,ini juga lagi gue kerjain,gue usahain sebelum pulang sekolah udah selesai."

Agam mengangguk. Sebenarnya ada rasa iba dalam diri Agam melihat Keyla, pasalnya Agam tahu bahwa ini adalah salah satu rencana Athala untuk memberi pelajaran pada Keyla karena kejadian waktu itu.

Ya walaupun Agam tahu jika acaranya sebentar lagi,tapi menurutnya Athala sedikit keterlaluan,membebankan segala sesuatu pada Keyla, bahkan yg bukan tugasnya sekalipun.

"lo kesini cuma mau ngasih tahu itu doang?" tanya Keyla yg heran melihat Agam masih berdiri di depannya.

"enggak, ada barang gue yg ketinggalan,kebetulan gue lihat lo di disini, jadi ya sekalian aja."

Keyla mengangguk, dan kembali fokus pada kertas di depannya.

"lo dari kelas langsung kesini?"

"iya,kaya kata lo barusan gue harus segera beresin laporan ini."

"lo gak usah maksain Key, muka lo pucat,mending lo makan dulu."

"gue gak apa-apa kok,udah ah sana,kalau lo ngajakin gue ngobrol terus kapan selesainya."

Agam mendengus,dan memilih untuk pergi dari sana,di ikuti oleh yg lain yg mungkin urusan nya telah selesai,hingga hanya menyisakan dirinya dan Dina.Keyla memijit kepalanya yg entah kenapa tiba-tiba terasa pusing, tangannya juga bergetar di sertai keringat dingin yg mulai membasahi tubuhnya.

Dina menatap Keyla heran,wajar saja karena yg saat ini dia lihat adalah wajah pucat pasi yg sangat jelas terlihat di wajah Keyla.

"Key lo gak apa-apa? Muka lo pucat banget,tangan lo juga dingin,lo sakit yah?" Tanya Dina yg saat ini duduk di hadapan Keyla.

"gue gak apa-apa Din."

"tapi muka lo pucat banget loh,udah tunda aja dulu laporannya,gue antar ke uks yah."

"makasih Din,tapi benar deh gue gak apa-apa,lagian juga ini dikit lagi kok."

Dina tidak tahu harus bagaimana, Keyla keras kepala,padahal sudah jelas dia tidak sehat.

"akhirnya selesai juga." Ucap Keyla sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi.

"udah selesai? Makan yuk?" ajak Dina.

Keyla melihat jam yg melingkar ditangan kirinya,masih ada waktu.

"ayo."

Namun baru saja keyla berdiri,kepalanya terasa begitu pusing,badannya juga terasa lemas,dan tak lama semua menjadi gelap,dan tubuhnya ambruk begitu saja.

"ya ampun Keyla." Dina yg melihat Keyla pingsan panik,ia berusaha membangunkan Keyla.

Wajahnya semakin panik saat melihat darah keluar dari hidung Keyla,Dina tidak tahu harus bagaimana,sedangkan di ruangan ini tidak ada siapa-siapa selain mereka.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang