Part 34

2.7K 107 0
                                    

Sorry for typo...
Vote and coment...
Happy reading...

Selamat Tahun baru 2019.

***

Hari ini semua anak Osis bisa sedikit bersyukur karena bisa pulang lebih awal dari biasanya. Termasuk Keyla, Athala dan Agam yang sedang berjalan beriringan menuju parkiran.

"Gue duluan yah Tha, Key." Agam pamit terlebih dahulu, meninggalkan Athala dan Keyla.

"Lo mau langsung pulang?"

Keyla mengangguk. "Iya. Mau kemana lagi coba?"

Athala mengangguk. "Mau ikut gue?"

Keyla menatap Athala. "Hmm...? Kemana?"

"Gue mau jenguk Mama gue. Lo mau ikut?"

"Boleh?"

Athala terkekeh. "Ya boleh lah, kalau enggak ngapain juga gue ngajakin lo."

Keyla tersenyum kikuk. "Ehehe, iya yah."

"Yaudah yuk!"

Keyla mengikuti Athala yang sudah masuk kedalam mobilnya. Mendudukan dirinya dan memasang sabuk pengaman.

"Lo kemarin kenapa gak kesekolah?" tanya Keyla memecah keheningan.

Athala menoleh sebentar sebelum fokus kembali pada jalan.
"Kemarin gue jagain Mama, dia harus terapi."

Keyla mengangguk.

"Kenapa? Kangen yah?" ucap Athala menggoda Keyla.

"Enak aja! Gak yah." bantah Keyla.

Athala tertawa tanpa suara melihat reaksi Keyla. Sedangkan Keyla, dia sedang sibuk memegangi pipinya yang terasa memanas.

***

Keyla berjalan di belakang tubuh Athala. Ini kali kedua dia menginjakan kaki di tempat itu. Sesekali tangannya menarik kemeja Athala saat dirinya ditatap oleh penghuni tempat itu.

Keyla mengusap dahinya yang menabrak punggung Athala yang berhenti tiba-tiba. Mulut Keyla sudah bersiap-siap memaki Athala yang seenaknya saja ngerem mendadak. Tapi niatnya itu terurung saat matanya mengikuti arah pandangan Athala.

Di dalam sana, terlihat seorang laki-laki paruh baya sedang menatap Mama Athala. Terlihat sangat jelas dari luar karena pintu yang lumayan terbuka lebar. Laki-laki itu membelakangi pintu, otomatis tidak mengetahui keberadaan Athala dan Keyla di luar. Dari ekspresi Athala menatap punggung laki-laki itu Keyla sudah tahu siapa dia.

Sejauh ini tidak ada tindakan yang mencurigakan. Athala juga masih betah memperhatikan dari luar, tanpa ada niat masuk.

"Maafkan aku."

Orang yang tak lain adalah Papa Athala mulai berucap setelah beberapa lama hanya diam menatap wanita yang hanya diam dengan tatapan kosong.

"Aku tahu aku salah. Sangat. Sampai membuat kamu seperti ini."

Kata demi kata terus terucap dari mulutnya. Namun tetap tidak ada jawaban. Keyla mengusap bahu Athala saat melihat rahang dan tangan Athala mengepal keras.

"ATHALA!"

Athala terkejut saat mendengar Mamanya memanggil namanya cukup kencang. Begitu juga Keyla yang langsung menghentikan gerakannya. Mata Athala bertatapan dengan mata sang Papa. Perlahan, Athala melangkah masuk mendekati Mamanya.

Keyla tidak ikut, dia cukup tahu diri untuk tidak ikut campur. Jadi dia lebih memilih untuk tetap diluar.

Athala memeluk erat sang Mama yang tadi memanggilnya. Athala senang mendapati kemajuan sang Mama.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang