Part 43

2.3K 89 23
                                    

Jangan lupa vote sama komen yah...
Sorry for typo and... Happy reading!

***

Keyla mendelik kesal pada ketiga sahabatnya yang kini sedang menertawakannya. Salah besar sepetinya dia bercerita kepada mereka.

"Udah kenapa! Apanya yang lucu sih!"

"Haha... Duh Key sorry deh, abisan cerita lo emang lucu banget."

Keyla mendelik mendengar ucapan Indy barusan. Apanya yang lucu coba dari ceritanya, padahal Keyla baru saja menceritakan tentang dirinya yang diintrogasi oleh keluarganya gara-gara bolos sekolah dan pulang malam.

"Ya lagian lo berdua dari mana aja sampai pulang jam segitu?" tanya Doni yang sudah mulai berhenti tertawa.

"Tau lo. Gak tau apa kalau kita hampir pingsan liat Abang lo yang marah karena lo gak ada." tambah Gilang.

Keyla menghela nafas, ini memang salahnya. Sehabis dari rumah itu, Keyla dan Athala pergi mengunjungi Mamanya Athala. Athala sendiri sudah menyuruh Keyla untuk kembali kesekolah, tapi memang dasarnya keras kepala, alhasil mereka pergi dan pulang hampir jam sembilan malam.

Keyla dan Athala tidak membawa ponsel mereka saat itu, karena tertinggal dikelas, mengingat mereka langsung pergi begitu saja. Keyla juga masih mengingat jelas saat dirinya dibentak oleh Kakaknya itu. Bisa dibilang itu kali pertama Rio membentaknya dalam artian sesungguhnya. Sedangkan sang Ayah hanya menanyakan alasannya. Tapi bukan berarti Ayahnya itu tidak marah, Keyla tahu betul bagaimana Ayahnya.

"Nengokin Mamanya Athala."

"Sampai malam?" heran Indy.

"Pas gue ngikutin Athala ya emang dia gak langsung pergi kerumah sakit, tapi setelah itu kita baru kesana."

"Emang kemana dulu?" tanya Doni.

"Gak tahu."

Ketiganya menganga mendengar jawaban Keyla. Bagaimana bisa tidak tahu.

"Gimana ceritanya lo bisa gak tahu?"

"Iya ih! Aneh lo." ucap Gilang menimpali pertanyaan Indy.

Keyla berdecak. "Ya emang gak tahu sih!"

"Ssttt diam! Udah ada guru." u-ap Keyla saat Gilang ingin berbicara lagi.

***

"Janji Bang gak pulang malam lagi. Lagian kan aku udah cerita jugakan."

"Nggak!"

"Ck! Bang beneran cuma sebentar."

Keyla terus mengikuti langkah Kakaknya itu, mulai dari kamar, dapur sampai sekarang mereka berada di depan tv pun Keyla masih merengek.

"Apaan sih! Batu banget!" Rio menepis tangan Keyla yang menarik-narik kaosnya.

"Ya makanya izinin. Ya ya ya?"

"Udah sih Bang biarin aja." ucap Ayah yang baru saja datang bergabung. "Lagiankan yang dia lakuin itu baik."

Ahh... Keyla sayang Ayah!

"Tuh... Ayah aja bilang boleh."

"Ck! Kaya hidup lo udah benar aja sok bantuin hidup orang." dengus Rio.

Keyla menatap Ayahnya, berharap mendapat bantuan. Tapi sang Ayah malah mengangkat bahu acuh. Keyla sendiri bingung kenapa Rio seperti ini. Sekarang malah lebih mudah mendapat izin dari Ayahnya dari pada Kakaknya.

"Bunda... Bang Rio Bun!"

"Abang cuma gak mau kamu kenapa-kenapa dek." jawab Bunda yang ikut duduk di sebelah Ayah. Dia masih mengingat jelas bagaimana wajah khawatir dan paniknya Rio saat Keyla tidak ada di sekolah dan baru pulang malam.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang