Vote sama komen yah jangan lupa...
Siap-siap baper di part ini...
Kalau ada typo maafkan...
Happy reading....***
Athala menatap jengah kearah motor yang kini terparkir di depan rumahnya. Mau apa lagi orang itu. Athala masuk kedalam rumah, terlihat seseorang sedang duduk sambil menonton Tv di sana.
"Ngapain lo disini?" Athala tidak suka basa-basi, apalagi dengan orang yang kini menoleh padanya.
"To the poin. As always." ucapnya sambil tersenym miring.
"Gak usah banyak omong. Mau apa lo?"
Laki-laki itu bangkit menghampiri Athala sambil terkekeh.
"Ok. Gue cuma mau ngnterin itu. Gue harap lo mau datang."Athala menatap sebuah undangan yang ada diatas meja, kemudian mendengus. "Lo buang-buang waktu kalau cuma mau ngasih sampah itu doang!"
"Jaga mulut lo!"
Athala tersenyum miring saat melihat lawan bicaranya ini mulai terpancing.
"Sebaiknya lo bawa balik tuh sampah.""Mau lo apa sih hah!"
Athala berdecak malas. "Gue mau, lo jangan pernah datang kesini. Dan asal lo tahu, sampai kapanpun gue gak bakalan pernah datang keacara sialan itu!"
"Kenapa lo selalu mempersulit semuanya sih? Apa susah buat buang ego lo itu?"
"Gue mempersulit? Gak salah. Bukannya malah kehadiran lo semua yang mengawali keadaan ini?"
Athala menatap remeh orang didepannya ini. Terlihat jelas kemarahan diwajahnya. Athala tidak takut sama sekali, dia bahkan sudah sering dalam keadaan seperti ini.
"Bilang sama dia, sampai kapan pun gue gak bakal datang. Jadi lain kali gak usah repot-repot ngirimin undangan gak berguna itu."
Setelah mengatakan itu, Athala pergi meninggalkan laki-laki yang masih berdiri menahan emosi. Athala tidak perduli sama sekali. Dia lebih memilih pergi kekamarnya daripada harus melayaninya.
****
Pagi ini seperti pagi biasanya. Keyla sedang bersiap untuk pergi kesekolah. Dengan menggunakan jeans hitam baju lengan panjang Keyla menuruni anak tangga. Jangan heran, pihak sekolah membebaskan para anggota Osis memakai baju bebas kesekolah bila kegiatan belajar mengajar sedang tidak aktif, tidak terkecuali saat ini.
Setelah selesai sarapan dan berpamitan, Keyla segera berangkat. Kali ini dia berangkat sendiri karena seperti biasa Rio yang tidak mau mengantarnya, sementara sang Ayah sedang tugas diluar kota.
Keyla turun dari taksi yang dia tunpangi. Kakinya mulai memasuki area sekolah. Matanya sempat menatap kearah parkiran, mencari tahu apa orang itu sudah datang. Tapi matanya tak menemukan benda yang sering membawa pemiliknya itu kesekolah. Mengangkat bahu acuh, Keyla kembali melanjutkan langkahnya.
Sesampainya ditempat yang dituju, Keyla melangkah kearah meja untuk menyimpan tasnya. Keyla memperhatikan orang-orang yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sudah banyak anggota Osis yang datang, tapi Keyla sama sekali tidak melihat Athala. Keyla menghela nafas, kenapa dia jadi mencari Athala? Mengabaikan pemikirannya, Keyla mulai melakukan kegiatan sesuai tugasnya.
Rasanya baru beberapa menit dia merasa ruangan ini tenang, hingga suara keributan mau tak mau membuatnya mengalihkan pandangan dari kertas yang sedang dipegangnya. Keyla mendengus. Dia lagi. Ada apa lagi dengan orang itu? Tidak bisakah jika tidak membuat keributan sehari saja? Keyla yakin, tanpa diberi tahu kalian pasti sudah tahu siapa orangnya. Lia. Rasanya dimana dia berada, pasti akan ada keribuatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Teen FictionPLAGIAT JAUH-JAUH SANA,GUE RASA LO MASIH PUNYA OTAK BUAT BIKIN CERITA YG LEBIH BAGUS DARI CERITA KACANG GUE INI... Athala Fabyan Atmajaya,seorang KETUA OSIS harus berurusan dengan Keyla Ivana seorang murid pindahan.... Bukan hanya pertengkaran yang...