Part 45

3.5K 121 34
                                    

Happy reading and hope you enjoyed...

Jangan lupa buat komen sama vote nya yah..

***

Athala berdecak beberapa kali sambil menatap layar ponselnya. Sudah beberapa hari ini entah ada apa Aland selalu menghubunginya. Iya, Athala memang menyimpan nomor Aland. Pernah Aland dengan sengaja menemuinya, tapi tentu dengan ego Athala yang sangat besar, dia tidak memperdulikan kedatangan Aland.

"Kenapa gak di angkat?"

Athala menoleh mendengar pertanyaan Keyla. "Gak penting."

Keduanya kembali pada kegiatan masing-masing. Athala yang sedang mengelap tangan Mamanya, dan Keyla yang sedang membaca sesuatu yang dia temukan didalam tas Athala tanpa diketahui oleh si pemilik tentunya. Tidak. Keyla tidak dengan sengaja mengobrak-abrik tas Athala atau sengaja mencari sesuatu. Tapi buku itu terjatuh saat Athala menyimpan tasnya yang terbuka.

Keyla membuka lembar demi lembar kertas yang sudah terisi dengan tulisan khas tangan Athala. Rapi dan bagus tentunya, Keyla saja iri melihatnya karena tulisannya tidak sebagus Athala.

Keyla menatap punggung Athala yang berdiri di depannya. Senyum terukir di wajah manisnya itu, entah kenapa dirinya jadi malu sendiri setelah membaca tulisan Athala itu.

Keyla buru-buru memasukan buku tersebut kedalam tas Athala kembali saat melihat Athala sudah selesai dengan kegiatannya membersihkan tubuh sang Mama, memang bmitu sudah tugas perawat di sana, tapi Athala selalu melakukannya jika dia sedang berkunjung, membuat rasa kagum Keyla bertambah.

Suara dering ponsel menyadarkan Keyla, keningnya mengernyit bingung saat nama Aland yang tertera di sana. Athala yang juga ikut menoleh saat mendengar dering ponsel Keyla, memandang Keyla seakan bertanya siapa yang menghubunginya.

"Aland. Angkat jangan?"

Athala mengangkat bahu acuh, membuat Keyla jadi bingung sendiri. Dengan ragu, Keyla mengangkat panggilan itu.

"Kenapa Kak?"

"..."

"Iya, Athala lagi sama gue."

"..."

"Hah! Jangan bercanda Kak!?"

"..."

"Ok kita sekarang kesana, kasih tau dimana lokasinya aja."

Athala yang memang sedari tadi memperhatikan Keyla merasa khawatir juga bingung. Namun baru saja dia hendak bertanya, Keyla lebih dulu berucap.

"Papa lo kena serangan jantung, kita harus kerumah sakit sekarang."

Tubuh Atahla menegang, kaget mendengar berita tersebut, sebenci-bencinya Atahal pada Papanya itu, dia tetap menyayanginya.

Dengan cepat Athala mengambil tasnya dan menarik tangan Keyla, mereka bergegas keluar dari rumah sakit dan menuju lokasi yang sudah Aland kirimkan.

***

Athala berdiri mematung ditempatnya, memandang seseorang yang kini sedang terbaring di atas tempat tidur rumah sakit. Hati Athala terasa diremas saat melihat sang Papa memejamkan matanya.

Dengan ragu, Athala melangkahkan kakinya mendekati sang Papa yang masih terpejam. Dari dekat Athala semakin merasa sakit. Dia mungkin mengatakan jika dirinya membenci Papanya itu, tapi jauh di dalam hatinya dia sangat menyayanginya. Diraihnya tangan sang Papa saat dia sudah duduk disamping tempat tidur, Athala menggenggam erat tangan yang selama ini dia rindukan.

"Pah.... Bangun."

"Athala gak benci sama Papa, Athala sayang sama Papa."

Dan akhirnya pertahanannya runtuh, air mata mulai keluar membasahi pipinya. Membuat dua orang yang memperhatiaknnya sejak awal ikut terenyuh.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang