ADIRA | 1

5.5K 215 8
                                    

"Ketika dia datang dengan mengucap salam namun tanpa memberi sebuah alasan."

-Adira-

- - - -

Pagi ini matahari mulai muncul dari persembunyiannya. Aku sudah siap dengan seragam SMK kebangganku. Aku pun menuruni tangga dan melangkah menuju meja makan, kulihat disana sudah ada Bunda dan Bang Azka. Lalu dimana Ayah? Itu yang ada dibenakku sekarang.

"Pagi Bunda, pagi Bang," ucapku sambil duduk dikursi yang berhadapan dengan Bang Azka.

"Pagi Adira sayang," jawab Bunda dengan suara lembut penuh kasih sayang.

"Dir, lo berangkat naik bus ya, gue mau berangkat sama temen gue soalnya."

Mendegar ucapan Bang Azka, aku langsung mengerutkan kedua alisku. Bukannya aku tidak mau menaiki bus tapi aku malas jika harus berdesak-desakkan dengan penumpang lainnya. Apalagi hari ini hari Senin, hari dimana semua orang akan memulai aktivitasnya dengan padat.

"Kok gitu sih Bang!" ucapku dengan bibir yang cemberut.

"Ya gimana lagi, emangnya lo mau semobil sama temen-temen gue yang laki-laki semua?" ujarnya.

Aku langsung membayangkan teman-teman Bang Azka yang menurutku sedikit gila. Bang Tio, Bang Dika, dan satu lagi Bang Aryo. Aku sangat malas jika harus bertemu mereka bertiga. Karna kelakuan mereka yang agak aneh dari laki-laki normal.

"Emangnya Ayah kemana sih Bun?" Bunda langsung menoleh ke arahku dengan memberikan satu piring yang sudah berisi nasi kepadaku.

"Ayah berangkat tadi pagi sehabis subuh, ada rapat diluar kota," ucap Bunda kepadaku.

Aku mengembuskan nafasku gusar. Itu berarti aku harus naik bus dan siap untuk berdesak-desakkan dengan penumpang lainnya.

Aku menunggu bus didepan gapura rumahku. Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya bus yang ku tunggu datang didepanku. Aku sangat bersyukur karna ternyata didalam bus belum dipenuhi penumpang, masih kosong dan ada beberapa anak sekolah didalamnya.

Aku duduk dikursi paling belakang dekat jendela. Perjalanan menuju sekolah membutuhkan waktu setengah jam. Di dalam bus aku bermain ponsel untuk mengisi rasa bosanku.

Tiba-tiba seorang laki-laki mengenakan seragam seperti ku tapi aku tidak tau dia anak SMK atau SMA, duduk disampingku. Aku hanya menoleh sedikit dan langsung fokus kembali kepada ponselku.

"Siswa SMK Kebangsaan ya?" Muncul satu pertanyaan dari seseorang.

Aku menoleh kesamping, lelaki yang berada disampingku tengah menatapku. Aku yakin pasti dia yang mempertanyakan sekolahku tadi.

"Iya," jawabku datar sambil mengalihkan pandanganku.

Aku tak peduli dari mana ia tau sekolahku. Tapi aku bisa menebak laki-laki itu tau sekolahku dari badge sekolah yang terpasang diseragam lengan kiriku.

"Jurusan apa?" tanya laki-laki itu lagi.

Sungguh aku sedang malas untuk berbicara kepada siapapun. Aku hanya diam karna yang kupikir tidak ada urusan dengannya jika ia tau jurusan ku, lagi pula aku rasa dia juga bukan murid SMK Kebangsaan.

"Kok diem?" tanya laki-laki itu seperti sedang mengintrogasiku. Aku sangat tidak suka dengan orang yang bersikap sok akrab denganku.

"Maaf ya mas sebelumnya, bisa nggak diem aja? Saya nggak kenal siapa mas, jadi nggak usah bersikap sok akrab gitu sama saya. Terimakasih," ucapku menatap tajam laki-laki itu.

"Yaudah kalo gitu kenalan dulu, nama gue Reihan."


- - - -

Adira Melinda

Reihan Geofakhri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reihan Geofakhri

Vommentnyaa✨Terimakasih udah baca sampai chapter ini❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vommentnyaa✨
Terimakasih udah baca sampai chapter ini❤

ADIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang