ADIRA | 34

1.6K 64 0
                                    

"Kamu terlalu rawan untuk mereka yang mencoba merusak kebahagiaanku."

-Adira-

- - - -

Sesuai apa yang dikatakan Reihan pagi tadi, sore ini setelah pulang sekolah ia sedang latihan futsal di lapangan utama. Aku sebenarnya ingin pulang, tapi Reihan menahanku untuk tetap disini. Akhirnya aku duduk menunggunya dipinggir lapangan.

Sedikit bosan karna apa yang kulihat sama sekali tidak menarik perhatianku. Lebih tepatnya aku sedang malas disini. Jujur, aku masih terpikirkan oleh kejadian tadi pagi.

Malam ini, Reihan akan jalan dengan Ify, lalu aku? Entah, mungkin aku akan berdiam diri dikamar meratapi pacarku yang sedang berjalan dengan perempuan lain.

Kulihat permainan futsal sudah selesai, Reihan yang masih mengenakan pakaian futsalnya menghampiriku. Terlihat jelas keringat yang mengucur deras dari dahi Reihan membuatku tak bisa mengalihkan pandanganku. Rambut hitamnya yang sedikit mengkilat itu menarik perhatianku dengan duduk terdiam menatapnya.

"Hey!"

Aku mengerjap beberapa kali sebelum menegakkan tubuhku dan menetralkan wajahku. Reihan sudah ada didepanku.

"Eh." Aku mengambil botol minuman disebelahku lalu menyerahkannya kepada Reihan. "Ini, minum dulu," kataku gugup.

Reihan menerimanya dengan sedikit senyumnya. Lalu dia duduk disampingku. Membuka botol minumnya dan meneguknya setengah. Aku sampai tidak bisa lepas dari gerak-gerik cowok itu, butuh usaha keras aku menelan ludahku ketika melihat keringat yang hampir membasahi seluruh tubuh Reihan.

Ah! Tidak! Aku tidak boleh seperti itu. Ku gelengkan kepalaku untuk menyadarkan bahwa pikiranku masih baik-baik saja.

"Kamu kenapa?"

Aku menoleh menatap Reihan yang tengah menutup botol minumannya.

"Nggak, nggak papa kok. Udah selesai kan?" tanyaku.

"Iya, udah."

"Yaudah, ayo pulang." Aku berdiri dan diikuti oleh Reihan.

Kami berjalan menuju parkiran sekolah untuk menuju mobil Reihan. Namun ketika kami sudah berada didalam parkiran dan hendak memasuki mobil, Reihan bilang kepadaku bahwa ia harus berganti pakaian terlebih dahulu di kamar mandi. Aku pun duduk diam di dalam mobil menunggu Reihan datang.

Akhirnya, aku bisa duduk didepan tepat disamping Reihan tanpa gangguan cewek itu.

Ku senderkan bahuku dan menatap depan dengan tenang.

Drrrttt!!

Aku tersentak kaget ketika sebuah benda pipih bergetar dibawah lenganku. Ku angkat lenganku dan aku menemukan ponsel Reihan disana.

Aku bukan bermaksud lancang karna sembarangan membuka ponsel orang lain. Walaupun aku dan Reihan sudah jadian, aku juga tidak ingin masuk ke daerah privasinya termasuk ponsel miliknya.

Namun, sebuah nama yang tertera dilayar ponsel itu menarikku untuk mengambilnya.

Mungkin merasa tak ada jawaban, beberapa detik kemudian panggilan terputus. Ponsel Reihan masih ku genggam tepat didepan wajahku.

ADIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang