ADIRA | 24

1.8K 81 0
                                    

"Yang jelas, ini semua rumit untuk aku bicarakan. Termasuk kita."

-Adira-

- - - -

"Lo gila?!" bentakku kepada seorang wanita yang duduk didepanku.

Dengan mata menahan amarah, aku paksakan untuk menatapnya agar ia tau bahwa saat ini aku sedang tidak main-main.

"Iya, gue gila. Kenapa?" tanyanya membalas tatapanku.

"Len, lo mikir dong. Kalo nyokap lo tau gimana, apa dia nggak sedih?" Aku sudah tidak bisa menahan emosi ku ketika Lena menjelaskan sesuatu yang membuatku bisa semarah ini.

"Trus gue harus gimana Dir? Gue nggak tau, gue nggak mau buat nyokap gue sedih," kata Lena. Ia menangis didepanku.

Entah, apa yang ia pikirkan. Aku juga tidak tau.

"Sejak kapan lo sakit?" tanyaku sedikit pelan.

"Seminggu lalu."

"Lo yakin dengan keadaan lo?" tanyaku sekali lagi.

"Gue yakin Dir. Bahkan gue udah ke rumah sakit mana aja, tetap dokter bilang kalo gue menderita anemia,"

"Dan disalah satu rumah sakit mereka nyaranin kalo gue harus cek darah seminggu sekali, gila nggak tuh," kata Lena yang tiba-tiba menampilkan tersenyum tipisnya.

Saat ini aku merasa dia tidak sedang sakit malah. Dia masih bisa tersenyum, masih cantik. Kenapa anemia bisa menyerang cewek secantik dan sekuat dia?

Aku tidak tau lagi harus berkata apa, Lena mengatakan yang sebenarnya denganku tentang penyakitnya.

Aku yang duduk disofa sebelah Lena menatapnya datar seolah apa yang aku lihat hari ini adalah seseorang yang baik-baik saja. Tapi ternyata keadaannya begitu menyulitkan.

"Reihan tau?" tanyaku pelan.

Lena mengangguk. Kulihat matanya mulai berkaca-kaca. Kepalanya menunduk menatap lantai rumahnya.

"Dia orang pertama yang tau semuanya," jawabnya sambil menahan isak tangis.

"Maka dari itu gue minta lo dateng ke sini,"

Lena mengangkat kepalanya menatapku aneh. Aku yang melihat perubahan ekspresinya hanya bisa diam menunggu dia berbicara lagi.

"Gue tau Reihan nggak cinta sama gue."

Demi apapun itu, jantungku berdegup tiada henti. Apa yang dikatakan Lena membuatku tak bisa membuka suara.

"Saat dia tau kalo gue sakit, dia bilang dia mau jaga gue, dia bilang di bakal ada buat gue. Di minta gue jadi pacarnya,"

"Gue tau apa yang dia bilang itu nggak ada artinya karna gue juga tau dia sayang sama lo Dir"

Aku mengkerutkan kedua alisku bingung.

"Maksud lo?" tanyaku.

"Gue tau dia suka sama lo, gue juga tau kenapa tiba-tiba Reihan mutusin buet gue jadi pacarnya selain alasan gue sakit,"

ADIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang