ADIRA | 16

2K 85 0
                                    

"Aku sadar pertemuan kita lalu hanya bagian dari imajinasiku."

-Adira-

- - - -

Malam ini dikamar aku duduk dibalkon sambil meneguk kopi hangat yang kurengkuh dikedua tanganku. Aku melihat langit yang semakin larut dengan banyaknya bintang bertebaran. Setelah sholat isya' tadi, disinilah aku menikmati udara dingin yang menembus tubuhku. Aku senang dengan keheningan ini, cukup untuk menenangkan pikiranku yang sedang tak terkendalikan.

Clingg!!

Ponsel yang kutaruh disampingku berbunyi. Kulihat ada notif line dari ponselku.

Elena Geyska Nadia
Dir

Ternyata notif itu dari Lena, aku sebenarnya tak ada niat untuk membalasnya.

Adira Melinda
Iya

Elena Geyska Nadia
Besok lo ada acara nggak?

Adira Melinda
Ada, kenapa?

Elena Geyska Nadia
Yahh, padahal kan gue mau ajak lo nongkrong. Gue mau tanya-tanya soal Reihan.

Membaca itu, aku semakin malas untuk membalas line Lena. Entah apa, padahal baru saja semangatku hampir membaik tapi ketika Lena membahas Reihan lagi semangatku langsung jatuh.

Adira Melinda
Sorry, nggak bisa besok gue pergi.

Elena Geyska Nadia
Ohh, yaudah deh nggak papa. Lain kali aja

Aku pun melemparkan ponselku diatas kasur, sungguh malam ini aku sama sekali tak ada energi sedikitpun!

Kusenderkan punggungku ke pintu kaca yang membatasi antara kamarku dengan balkon. Aku memejamkan mataku dan mengatur nafasku pelan-pelan.

Aku merasa nyaman disini, tak terasa aku terlelap dalam tidurku dengan kaki yang kusilangkan dan tangan yang kulipat didepan dada. Aku tertidur di balkon kamarku karna lelah!

Aku menggeliat ketika aku mendengar suara dering telepon dari ponselku, ku lihat sekelilingku aku sudah ada diatas kasur. Waktu menujukkan pukul setengah 12, aku terbangun di tengah malam. Aku bisa menebak pasti Ayah atau Bang Azka yang mengangkat tubuhku ke atas kasur.

Dering ponselku tak henti-hentinya berbunyi sehingga membuat ku membuka mata. Kuraih ponselku, kulihat nama yang tertera dilayar ponselku.

"Reihan." Mataku yang tadinya hanya kubuka setengah, seketika membulat sempurna ketika tau Reihan menelpon tengah malam begini.

"Asalamu'alaikum, ngapain lo nelpon gue malem-malem?" tanyaku.

"Tidur! Ngapain masih bangun?"

"Eh elo yang bangunin gue, ngapain nelpon malem-malem," kataku kesal.

"Lo tidur di balkon?"

Aku kaget ketika Reihan tau jika aku tidur di balkon tadi. Dari mana Reihan tau soal ini?

"Ko, kok lo tau sih?" tanyaku.

ADIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang