"Tidak peduli adalah salah satu cara aku mejauhimu bukan meninggalkanmu."
-Adira-
- - - -
Malam ini, malam dimana aku harus mempersiapkan semuanya untuk besok.
Besok adalah hari pertamaku PKL dan aku tak ingin terjadi hal-hal yang membuat semangatku turun. Karna aku tidak mau merembet pada semua pekerjaan ku dan alhasil aku akan mendapat nilai buruk.
Aku duduk dikursi menghadap kaca bening yang ada didalam kamarku. Tanganku sibuk membereskan buku dan seragam jurusanku untuk ku kenakan esok.
Setelah selesai membereskan semuanya, aku pun turun menuju dapur untuk mengambil minum. Sesaat setelah langkahku memasuki dapur, seseorang yang tak asing bagiku memanggilku dari belakang.
Aku menoleh, kudapati Diska berjalan ke arahku.
"Lo disini?" tanyaku.
Kulihat Diska tampak tersenyum bahagia memamerkan sederet gigi putihnya didepanku.
"Iya, ketemu camer tadi eh sekarang ketemu adik ipar," katanya sambil mencolek lenganku.
"Ihh apaan sih lo jijik, pulang sana emangnya lo besok nggak PKL?" tanyaku.
"Gue kan berangkatnya siang, nggak kayak lo."
"Kesini sama siapa?" tanyaku.
"Sama abang lo lah, tuh orangnya ada diteras depan pada ngumpul sama yang lain, rame lho Dir," kata Diska dengan dagu yang ia tunjukkan mengarah pada pintu.
"Lo nggak ketemu Reihan?" tanya Diska tiba-tiba, ketika aku sedang membuka lemari kulkas.
Gerakku seketika terhenti saat aku mendengar nama itu lagi ditelingaku. Sudah seminggu ini semenjak Reihan mengantar Lena pulang, aku dan Reihan benar-benar seperti orang asing. Kita sering berjumpa disekolahan, tapi tak ada sepatah katapun yang kami ucapkan seolah benar-benar kami adalah dua orang asing.
Semenjak itu pula, aku mulai menenangkan diriku untuk tidak mengingatnya. Tapi nyatanya aku salah, seharusnya yang aku lakukan bukan bagaimana caranya melupakan tapi bagaimana caranya untuk tidak peduli.
Jantungku berdegup kencang setelah sekian lama tak bereaksi ketika aku harus mendengar nama itu lagi ditelingaku. Degupan jantung yang lama tak terasa kini kembali lagi merundungi diriku. Please, aku hanya ingin bersikap tidak peduli dengan apapun yang mengaitkan dirinya.
Aku diam untuk tidak menanggapi perkataan Diska. Kulanjutkan kembali gerakanku untuk mengambil gelas dan meminum air setelah ku tuangkan air putih dingin dari botol.
"Dir?"
"Hm," gumamku yang masih membelakangi Diska.
"Adira?"
"Apasih?!" Aku membalikkan tubuhku.
Mataku membelak sempurna ketika aku mendapati tubuh seseorang yang lama tak ku jumpai berdiri tepat dihadapanku dengan wajah dingin membelakangi Diska yang hanya berdiam kaku disana.
"Ehm, gue ke depan dulu ya, dipanggil kakak lo tuh Dir. Nggak enak disini, takut ngganggu." Diska pergi meninggalkanku dengan orang ini yang masih menatapku dingin.
Saat-saat seperti ini ingatanku kembali lagi pada keadaan dimana waktu itu Reihan menyuruhku untuk tidur. Jujur aku rindu perintahnya itu. Jujur, malam ini aku ingin mendengarnya. Tapi kurasa itu tidak mungkin, perintah itu tidak akan muncul lagi dari mulutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/164380088-288-k841365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA (Completed)
Teen Fiction"Jika cinta diciptakan menjadi rumit, lalu kenapa kehidupanku jadi ikut rumit?" Adira Melinda, cewek feminim berusia 17 tahun itu mulai tau jika perasaan lebih rumit dari yang ia bayangkan ketika ia menemukan sosok cowok yang menjadi alasan kerumita...