"Jika keputusanku menerimamu, maka secara tidak langsung aku sudah merendahkan diriku sendiri".
-Adira-
- - - -
"Bilang sama gue, apanya yang salah?" tanyanya lirih dan pelan.
Aku membulatkan mataku sempurna. Ah! Ternyata tamparan ku tak mempan untuk membuat Reihan sadar akan ucapannya. Dia malah mempertanyakan kesalahan yang jelas-jelas salah besar.
Aku menghela nafasku kasar.
"Lo bener-bener gila!" kataku.
"Gue perjelas sekali lagi." Aku menjeda kalimatku sambil menatapnya tajam.
"Gue nggak mau jadi perusak hubungan orang meskipun perasaan gue lebih dari siapapun." Penenkanan disetiap kalimatku membuat mataku memanas.
Reihan menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kutebak.
"Bilang sama gue kalo lo sayang sama gue,"
"Kalo lo cinta sama gue,"
"Kalo lo pengen gue jadi milik lo seutuhnya," katanya.
Aku menelan ludahku berat. Apa aku bisa mengucapkan hal itu? Tapi secara tidak langsung tadi aku sudah mengatakannya. Aku yakin Reihan meyuruhku seperti itu karna ia ingin memastikan perasaanku.
"Gue sayang sama lo."
"Gue cinta sama lo."
"Tapi karna hubungan kita gue nggak mau lo jadi milik gue."
"Puas?"
Bisa kudengar, Reihan menghembuskan nafasnya kasar. Tatapannya berpaling menatap objek lain.
"Lo munafik Dir," katanya sambil tersenyum sinis.
Aku memicingkan mataku.
"Terserah lo mau bilang gue munafik atau apa, gue nggak peduli."
"Tapi satu, lo nggak bisa menuhin semua keinginan lo dengan memiliki dua cinta."
"Karna bisa jadi suatu saat nanti lo bakal kehilangan salah satunya."
"Gue cinta sama lo bukan berarti lo bisa jadi milik gue."
Entah kenapa setelah mengatakan kalimat terakhir itu, aku merasa dadaku sesak berat. Aku merasa ada sesuatu yang menyangkalnya.
"Terimakasih karna lo mau nyisahin sedikit rasa buat gue."
"Tapi maaf gue nggak bisa jadi milik lo selagi lo masih ada ikatan sama yang lain."
"Gue minta maaf."
Aku pun membalikan tubuhku untuk melanjutkan langkahku. Seketika air mata yang sudah terbendung dipelipis mataku lolos dengan bebas. Aku menyekanya dengan punggung tanganku.
Tidak! Aku tidak perlu menangisi apa yang sudah aku katakan. Karna menurutku ini adalah benar.
Lebih baik aku mengorbankan perasaanku jika aku harus menyakiti perasaan orang lain.
"GUE BAKAL NUNGGUIN LO SAMPAI KAPANPUN DIR!!."
Aku mendengarkan teriakan Reihan dengan jelas. Aku mencoba mengatur nafasku karna air mata yang semakin deras mengalir.
"Maaf jika apa yang ku katakan membuatmu berambisi mendapatkanku, tapi kamu harus tau tidak semua perasaan bisa dipaksakan, karna namaku sudah terletak rapi di hati orang lain. Aku tidak ingin menyakiti siapapun termasuk kamu. Aku mohon dengan sangat untuk kamu menjaga orang yang kini sedang ada dipelukanmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/164380088-288-k841365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA (Completed)
Fiksi Remaja"Jika cinta diciptakan menjadi rumit, lalu kenapa kehidupanku jadi ikut rumit?" Adira Melinda, cewek feminim berusia 17 tahun itu mulai tau jika perasaan lebih rumit dari yang ia bayangkan ketika ia menemukan sosok cowok yang menjadi alasan kerumita...