ADIRA | 28

1.6K 71 0
                                    

"Bagiku, takdirku adalah bernama kamu."

-Adira-

Andmesh - Jangan Rubah Takdirku🎶

- - - -

"Karna aku yang akan jadi tunanganmu,"

"Karna aku yang akan jadi tunanganmu,"

"Karna aku yang akan jadi tunanganmu,"

Duduk dimotor belakang Reihan masih belum bisa membuatku paham akan apa yang ia katakan tadi. Aku diam disana dengan masih mencerna setiap kalimat yang dia ucapkan.

Hingga pada saat motor Reihan berhenti di lampu merah, aku melingkarkan tanganku ke pinggangnya, memeluknya erat.

"Kenapa?" tanya Reihan pelan.

"Nggak papa," jawabku lirih.

Aroma harum ditubuhnya benar-benar membuatku mendekapkan tubuhku erat kepunggungnya. Aku sama sekali tidak ingin melepaskannya.

Apapun yang akan terjadi nanti, apapun yang akan Reihan lakukan nanti, aku tidak peduli. Aku hanya ingin mengikutinya saja, aku hanya ingin melihat bagaimana takdir melanjutkan permainannya.

"Kamu siap?" tanyanya lagi.

Aku sedikit bingung dengan apa yang ia katakan. "Iya."

Kemudian, motor Reihan melaju pergi dengan kecepatan standar membawaku ke rumah. Pulang.

Angin berhembus menerpa wajah kami dengan lembut. Aku menghembuskan nafasku pelan. Aku harus menerima apapun keputusannya nanti.

***

Tiba didepan gerbang rumahku, kulihat ada dua mobil disana. Aku kenal salah satu mobil itu.

Aku turun dari motor Reihan, memandang rumahku dengan penuh keengganan. Seketika aku merasa kesiapan yang sudah aku kumpulkan lenyap begitu saja. Aku seperti ditekankan lagi dalam keadaan di mana semua orang sudah bersikap seenaknya tentang diriku.

Aku menatap Reihan yang sudah berdiri disampingku. Kini dengan sangat harap aku memohon padanya untuk tidak membawaku masuk.

Kugelengkan kepalaku pelan dengan bercak air yang mulai menetes. Reihan menangkup wajahku, ia menatapku dengan penuh keyakinan. Itu yang selalu kulihat dimatanya.

"Kamu nggak perlu takut, ada aku disini. Aku udah bilang kan sama kamu, semuanya pasti baik-baik aja," katanya lembut.

Aku menghembuskan nafasku pelan. Mencoba menetralkan ketakutanku. Jujur, aku muak dengan semua ini. Ketenangan ini mungkin hanya sementara, karna apa yang akan terjadi nanti juga tidak akan sesuai dengan keinginanku.

"Oke," kataku mantap.

Reihan tersenyum. Tangannya menggandeng tanganku dan mulai melangkah masuk kedalam.

Melewati pagar rumah. Melewati dua mobil itu. Aku melirik sekilas mobil putih disamping kananku. Benar, aku pernah melihatnya. Aku kenal siapa pemiliknya. Oh, tidak. Sebenarnya apa yang akan terjadi nanti?

ADIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang