ADIRA | 2

4.3K 191 3
                                    


"Dia aneh. Bukan karna hidupnya, tapi karna tatapannya. Begitu menghangatkan."

-Adira-

- - - -

Sesampainya di sekolah, aku berjalan menelusuri koridor menuju kelasku yang berada di gedung pertama lantai 2.

Sampai dikelas, aku melihat segerombolan murid perempuan sedang mengobrol di pojokkan kelas. Aku hanya diam dan langsung duduk dikursiku yang ada di paling depan deretan 2 dari meja guru.

Aku sama sekali tidak ingin tau gosip apa yang sedang mereka bicarakan. Aku rasa gosip itu juga tidak akan ada urusannya dengan ku. Aku memilih untuk mendengarkan lagu lewat earphone yang kupasang ditelingaku sambil menunggu bel masuk berbunyi.

Beberapa menit kemudian, kudengar samar-samar bel masuk berbunyi. Setelah membuka mataku yang ku pejamkan sebentar, aku melihat Diska Angelica teman sebangku ku senyum-senyum sendiri menatapku sambil menaikkan satu alisnya berkali-kali.

Aku mengerutkan kedua alisku.

"Lo gila ya?" tanyaku sambil memegang jidatnya dengan tangan kananku.

Diska langsung menepis tanganku pelan.

"Ish! Apaan si lo, kok gue malah dikatain gila sih," uapnya sambil memajukan bibirnya kesal.

"Lagian lo ngapain senyum-senyum sendiri liatin gue, iya gue tau gue cantik," kataku.

"Pede banget si lo Dir."

"Barusan gue denger dari temen-temen, dikelas kita bakal ada anak baru, anak baru itu cowok Dirr," lanjut Diska. Dari wajah Diska, kurasa ia sangat antusias dengan kabar tersebut.

Aku hanya diam dan sama sekali tidak peduli dengan orang yang akan menjadi penghuni baru dikelas ini.

"Dir kok lo malah diem aja si?!"

"Emangnya gue harus gimana? Gue harus seneng gitu, teriak-teriak kesemua orang kalo bakal ada anak baru masuk dikelas gue, terus gue harus nyambut dia gitu pake ondel-ondel? Nggak kan?" ucapku santai melihat Diska yang mengerutkan alisnya setelah mendengar jawabanku.

"Nggak peka banget si lo Dirr." Diska mulai menyerah dengan apa yang aku lontarkan.

Ia pun mengeluarkan buku pelajaran Matematika begitupun dengan ku. Hari Senin ini tidak ada upacara, aku cukup senang. Tapi pagi ini harus dimulai dengan pelajaran yang menyebalkan bagiku.

Pak Oky, guru pengampu matematika yang akan mengajar dikelasku masuk kedalam kelas dengan penuh wibawanya. Seketika kelas yang tadinya ramai menjadi hening setelah Pak Oky menampakkan diri didepan pintu kelas.

"Selamat pagi anak-anak!" ucap Pak Oky dengan lantang dan tegas.

"Pagi pak!!"

"Sebelum bapak memulai pelajarannya, ada titipan dari Bu Raya wali kelas kalian bahwa ada anak baru yang datang untuk menjadi teman kalian hari ini," tutur Pak Oky.

Mendengar perkataan Pak Oky, seketika suasana kelas menjadi riuh terutama diisi oleh para perempuan yang penasaran dengan wajah anak baru itu.

Aku memutar bola mataku malas. Hanya mendengar kabarnya saja sudah membuat kelas ini menjadi diskotik dadakan, apalagi jika anak baru itu sudah masuk dan berdiri didepan kelas. Aku rasa kelasku nanti akan terancam.

"Semuanya diam!" perintah Pak Oky dengan suara keras dan tegas. Suara riuh itu pun tidak terdengar lagi ditelingaku.

"Ayo Nak silahkan masuk!"kata Pak Oky memandang luar kelas.

Sosok laki-laki bertubuh agak tinggi, berkulit putih, berambut hitam, dengan rahang yang tegas itu berjalan pelan masuk ke dalam kelas.

Aku melihat dari bawah hingga atas sepertinya aku pernah melihat lelaki itu. Aku mencoba untuk mengulang kejadian lalu. Ternyata benar, iya aku pernah melihatnya. Dia adalah laki-laki yang ada di bus tadi pagi. Tapi kenapa sekarang dia bisa ada di sini?

"Ayo perkenalkan nama kamu!" titah Pak Oky. Kelas menjadi sangat hening, seakan semuanya tidak ingin melewatkan perkenalan anak baru itu.

"Nama saya Reihan Geofakhri, panggi saja saya Reihan. Saya pindahan dari Medan," ucapnya.

Aku terus melihatnya sambil mengerutkan kedua alisku, entah apa yang sedang kurasakan tiba-tiba saja jantung ku berdetak sangat kencang setelah mendengar suaranya.

"Sudah pak, " ucap anak baru itu kepada Pak Oky.

"Ada yang mau bertanya tentang Reihan, silahkan!".kata Pak Oky kepada murid dikelas ini.

Mataku melihat murid-murid dikelas ini satu-persatu. Tak ada yang mau menjawab perintah Pak Oky. Murid perempuan malah senyum-senyum sendiri melihat anak baru itu.

Sedangkan yang laki-laki hanya menatap datar kearah depan seperti tidak ada yang menarik. Iya memang benar, tidak ada yang menarik.

"Jika tidak ada yang mau bertanyaa-,"

"Maaf pak, kalo nggak ada yang mau bertanya, saya boleh bertanya?"potong anak baru itu.

"Oke silahkan."

Anak baru itu menatap arah depan. Entah apa yang ia pikirkan, sorot matanya jatuh tepat kearahku. Tatapan ku tidak sengaja bertemu dengan sorot matanya.

"Nama lo siapa?" tanyanya membuatku terkejut. Dia dengan penuh keberanian menanyakan namaku didepan Pak Oky. Aku rasa dia juga sudah tau siapa aku hingga ia menanyakan hal itu kepadaku.

Aku hanya diam tanpa niat mau menjawab pertanyaannya.

"Adira! Kamu sedang diajak bicara, kenapa malah diam?!" Kata Pak Oky tegas menegurku.
Aku menghembuskan nafasku kasar.

Buat apa lelaki itu menanyakan namaku didepan Pak Oky. Ia bisa menanyakannya saat jam istirahat. Gara-gara dia aku harus terkena teguran tegas dari Pak Oky dan otomatis membuatku malu didepan teman-teman lain.

"Adira," jwabku singkat tanpa menatap anak baru itu.

"Yasudah Reihan, kamu bisa duduk disebelah Satria disana,"

"Iya pak terimakasih."

"Cie, pertama kali diajak kenalan sama anak baru cie," ucap Diska tersenyum menggodaku sambil menyenggol tubuhku dengan lengannya.

"Ish! Apaan sih!"

- - - -

Vommentnyaa✨
Terimakasih udah baca sampai chapter ini❤

ADIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang