ADIRA | 19

1.9K 78 0
                                        

Music by Sufian Suhaimi - Dimatamu🎶

- - - -

"Aku siap untuk apapun itu, termasuk melihat kepergianmu."

-Adira-

- - - -

"Hebat juga lo bisa naklukin hati abang gue. Pake pelet lo?" kataku sambil menunjuk wajah Diska yang duduk disebelahku.

Siang ini, dikantin sekolah aku dan Diska duduk di kantin. Tepat didepan toko Bu Yuli. Aku memang masih malu atas kejadian lalu saat aku tidak sengaja memecahkan mangkok Bu Yuli. Tapi karna aku ingin sekali memakan soto buatan Bu Yuli, apa boleh buat? Rasa malu ku singkirkan terlebih dahulu untuk menuruti kebutuhan perutku.

"Ish amit-amit gue pake gituan. Nggak lah Dir, apaan sih lo!" ucap Diska mengerutkan kedua alisnya kesal.

"Ya ya."

"Apa gue bilang, suatu saat nanti gue bakal jadi kakak ipar lo. Beneran kan?" Diska tersenyum penuh kemenangan sambil berlagak sombong didepanku. Aku sama sekali tak menyangka Bang Azka mau dengannya.

"Lo baru pacar bukan calon bini!" kataku sambil melotot tajam menatapnya.

"Ya doainlah Dir." Diska mengedipkan matanya berkali-kali melihatku seolah ia ingin aku menuruti permintaannya.

Bukan ingin menuruti permintaannya aku malah merasa jijik dengan wajahnya itu, ku kerutkan alisku sambil menjauhkan kepalaku darinya.

"Jijik!" kataku.

Tiba-tiba suara kantin yang tadinya hanya biasa-biasa saja mendadak ramai ketika segerombolan cowok masuk kedalam pintu kantin.

Telingaku seketika menjadi sakit ketika aku harus mendengar teriakan-teriakan bodoh dari para perempuan, baik yang ada dibelakangku maupun disampingku. Aku tidak peduli dengan siapa yang akan datang ke kantin, yang aku pedulikan sekarang sotoku sudah habis dan aku harus kembali ke kelas.

"Yuk kelas!" kataku sambil berdiri dan berjalan menghampiri Bu Yuli yang ada dibelakangku.

"Bu, sotonya satu sama es teh satu berapa?" kataku.

"Lo nggak mau bayarin gue?" tanya Diska yang berdiri disampingku.

"Harusnya lo yang bayarin gue, habis jadian sama abang gue juga," ucapku.

"Haa! Diska jadian sama abang lo Dir?!" Tiba-tiba sebuah kepala muncul diantara aku dan Diska. Aku memutar bola mataku malas, bukan karna kehadirannya tapi karna sikapnya yang selalu menguping pembicaraan orang.

"Iya." jawabku datar.

"Wah gila juga lo Dis bisa dapetin abangnya Adira." ujar Gea sambil menyenggol lengan Diska.

Sedangkan yang disenggol hanya senyum-senyum tidak jelas.

"Semuanya 10 ribu neng."

***

Setelah membayar makananku, aku pun berjalan menuju perpustakaan terlebih dahulu, karna ketika aku keluar kantin tadi aku bertemu dengan Pak Oky lalu beliau menyuruhku untuk mengambil buku pelajaran disana. Sedangkan Diska menemani Gea untuk makan dikantin.

Kutelusuri koridor sekolah, siang ini matahari sangat terik menyinari bumi. Lapangan utama yang dilapisi rumput itu terasa sangat silau untuk dipandang. Para murid sedang asyik bercerita didepan kelas atau sekedar bermain ponsel yang mereka genggam.

ADIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang