"Masalahnya, aku sedang cemburu. Kamu mau tanggung jawab?"
-Adira-
- - - -
Aku mungkin masih bisa menahan kesabaran ketika pagi ini Reihan datang menjemputku untuk berangkat bersama ke sekolah dengan Ify.
Namun saat didalam mobil, jangan tanya aku duduk dimana, Ify selalu bersifat manja ke Reihan seolah mengenang masa lalunya dulu.
Aku berkali-kali menghentakkan kakiku kesal dan sepertinya Reihan tau itu, karna tatapannya yang mengarah padaku lewat kaca mobil mencoba membuatku tenang.
"Han, kamu pulang sekolahnya nggak lama kan?" tanya Ify yang masih menyenderkan kepalanya dibahu Reihan.
"Nggak."
"Pulang sekolah jalan yuk! Aku pengen jalan-jalan sama kamu," ucap Ify.
Aku semakin merasa panas ketika ucapan Ify terasa begitu lembut seolah sedang menggoda Reihan.
"Nggak bisa Fy, gue ada latihan futsal," jawab Reihan.
Kau tau? Aku tersenyum dalam hati. Setidaknya Reihan cukup pintar untuk menjauhi masa lalunya itu walaupun hanya sementara.
"Yaudah, aku tungguin kamu sampai selesai latihan terus nanti kita jalan."
Aku sedikit terkejut dengan ucapannya itu. Sebegitu keraskah Ify mau mengajak Reihan jalan?
Kupikir Reihan tak mungkin lagi bisa menolak ajakan Ify, jadi dengan semua kepasrahan ku pulang nanti aku tidak akan bersama Reihan.
"Nggak bisa, lo dirumah aja. Habis latihan futsal gue ada janji sama temen," kata Reihan datar.
Aku mengangkat kepalaku heran. "Reihan janji sama siapa?" batinku.
"Yah, padahal kan aku mau jalan sama kamu kayak dulu pas kita pacaran, nggak bisa ya?" tanya Ify lagi dan berhasil membuatku bersungut kesal ketika ia menyebut masa lalunya bersama Reihan.
"Nggak bisa."
"Yaudah deh, tapi nanti malam ajak aku jalan ya?" ucap Ify dengan mendongakan kepalanya menatap Reihan.
Reihan sedikit menoleh, sejenak ia diam. Tatapannya kembali ke depan. "Iya."
Beberapa menit kemudian, mobil Reihan berhenti didepan rumahnya.
"Yaudah, aku turun dulu ya, semangat sekolahnya Reihan."
Dibelakangnya mataku membelak sempurna ketika aku melihat secara langsung Ify mencium pipi Reihan dari samping dan langsung keluar menutup pintu mobil. Gadis itu berjalan masuk kedalam rumah Reihan setelah berhasil membuatku semakin marah.
Didalam mobil, kulipatkan kedua tanganku didepan dada dan mengalihkan pandanganku kesamping. Aku tak ingin melihat wajah tersipunya setelah dicium oleh gadis lain itu.
"Duduk didepan sama aku."
Aku tetap diam. Aku tak ingin meresponnya. Aku mohon, bantu aku.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA (Completed)
Teen Fiction"Jika cinta diciptakan menjadi rumit, lalu kenapa kehidupanku jadi ikut rumit?" Adira Melinda, cewek feminim berusia 17 tahun itu mulai tau jika perasaan lebih rumit dari yang ia bayangkan ketika ia menemukan sosok cowok yang menjadi alasan kerumita...