"Sepakatnya aku denganmu ternyata bukan mengakhiri kemarin tapi memulai sebuah cerita baru."
-Adira-
- - - -
Aku masih dirundung banyak pertanyaan mengenai apa yang ku baca semalam dari pesan Reihan. Pikiranku terus mencari sebuah jawaban. Seolah mendapat sebuah teka-teki yang harus aku pecahkan sendiri.
Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman. Ayah dan Bunda sudah pergi pagi-pagi untuk mengurus pekerjaan mereka diluar kota.
Kalian bertanya soal si perusak itu? Baik, akan ku jawab. Jadi terpaksa demi menjawab pertanyaan kalian aku menyebut namanya. Bang Azka dikirim Ayah ke Bandung rumah nenek ku. Katanya, untuk mempersiapkan pendidikan selanjutnya. Kupikir ia akan berkuliah ke ITB. UI yang pernah ia sebut dulu, hilang tanpa nyawa.
Aku tersenyum miris saat mendengarnya. Aku mengira Bang Azka pergi bukan untuk hal itu, tapi untuk mencoba menghindar dariku. Biarlah, aku tidak peduli.
Setelah meneguk habis minumanku, aku berjalan menuju ruang tengah dan menyalakan televisi. Waktu masih menunjukan pukul 8, jadi akan kuhabiskan waktuku menonton tv sebelum Reihan menjemputku.
Namun, tiba-tiba aku meraih ponselku. Aku membuka pesan dari Reihan semalam. Kupandang layar ponsel lama.
"Maaf."
"Maaf."
"Maaf."
"Maksudnya apa sih?" gumamku pelan.
Aku membayangkan kejadian semalam. Saat itu aku benar-benar tidak melihat seorang Reihan yang nampak begitu tenang. Wajahnya terlihat lelah, nafasnya berat, tubuhnya lemas entah kenapa.
Aku juga tidak habis pikir, mengapa ia datang ke rumahku malam itu. Alasan rindu yang Reihan ucapkan belum cukup membuatku yakin. Seperti ada sesuatu hal yang ia sembunyikan dariku. Tapi entah kenapa semua dugaanku hilang ketika aku menatap lebih dalam sorot matanya, tidak ada apa-apa disana. Hanya kosong yang aku dapatkan.
Dengan terkirimnya pesan singkat itu semakin membuatku bingung. Aku benar-benar tidak tau apa maksudnya.
Clingg!!
Sesaat ku dengar ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk. Kubukan pesan itu dan mulai membacanya.
Reihan Geofakhri
10 menit lagi aku sampe.Aku menengok jam didinding. Ini masih pukul 8, tapi kenapa Reihan menjemputku sepagi ini?
"Sebenarnya mau kemana sih?"
🍁🍁🍁
Berkali-kali aku mencoba memahami apa yang tengah Reihan lakukan ditempat ini. Aku duduk didalam mobil milik Reihan, aku juga tidak mengerti mengapa ia tiba-tiba membawa mobil ketika bersamaku.
Aku terus menatap depan menembus kaca mobil melihat Reihan berdiri didepan mobil dengan punggung yang ia senderkan. Reihan seperti sedang menunggu seseorang. Karna sedari tadi aku lihat matanya terus mengarah pada pintu keluar stasiun kereta.
Sudah seberapa banyak kali aku bertanya tentang kemana ia akan mengajakku, dari rumah sampai ke tempat ini pun Reihan sama sekali tak menjawabnya. Aku juga bertanya soal pesan yang ia kirim semalam tapi ia menjawabnya dengan alasan bahwa ia meminta maaf karna sudah mengganggu tidurku.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA (Completed)
Genç Kurgu"Jika cinta diciptakan menjadi rumit, lalu kenapa kehidupanku jadi ikut rumit?" Adira Melinda, cewek feminim berusia 17 tahun itu mulai tau jika perasaan lebih rumit dari yang ia bayangkan ketika ia menemukan sosok cowok yang menjadi alasan kerumita...