ADIRA | 4

3.2K 156 1
                                    

"Untuk mendapatkannya kita tidak perlu rencana, karna hati punya cara sendiri melakukannya."

-Adira-

- - - -

"Berhubung dikelas kita ada anak baru. Dan berhubung juga Pak Jacky belum dateng," jeda Yogi.

"Ah lama lo gi, cepetan mau bilang apaa!!" teriak Caca yang duduk dipojok depan dengan suara toaknya.

"Diem lo toak mesjid!" tegas Yogi kepada Caca. Caca hanya diam sambil memajukan bibirnya karna kesal.

"Adira!!"

Aku langsung menolehkan pandanganku kepada Yogi ketika namanu disebut dengan lantang. Kulihat semua murid tengah menatapku. Bisa kalian baca bagaimana aku saat itu, sangat risih jika harus ditatap oleh tatapan aneh semua orang yang ada dikelas. Aku memutar bola mataku malas.

"Apa?" jawabku datar.

"Lo kan wakil ketua gue, dan gue mau lo turunin jabatan lo sekarang, tutur Yogi pelan.

Aku mengerutkan kedua alisku. Aku merasa bingung. Mengapa tiba-tiba Yogi memintaku untuk mundur dari jabatanku sebagai wakil ketua dikelas ini? Padahal dulu dia yang memaksa ku untuk menjadi wakil ketua.

"Lho emangnya kenapa? Bukannya dulu elo yang maksa gue buat jadi wakil ketua lo?" tanyaku heran.

"Itukan dulu, sekarang beda." Yogi berajalan menuju tempat duduk Reihan.
"Sekarang gue mau, Reihan yang jadi wakil ketua dikelas ini," ucpnya sambil menepuk bahu Reihan.

Aku membulatkan mataku tak percaya. Bagaimana bisa? Reihan baru saja pindah disini, dan Yogi memintanya untuk menjadi wakil ketua?

"Haa! Dia? Wakil ketua? Gantiin gue?" tanyaku berulang-ulang menatap Yogi.

"Iya Adira Melinda."

"Yaudah, gue juga nggak papa. Males gue kemana-mana ama lo mulu!" Aku pun kembali fokus kepada komputer yang ada didepanku.

"Wahh!! Kalo ketua sama wakilnya ganteng gitu, rela deh gue di perintah mulu." Terdengar ucapan perempuan dari belakang. Aku langsung membalikkan badanku mencari sumber suara.

"Genit banget sih lo! Gantengan mah abang gue!" ucapku kepada Diska yang masih tersenyum genit menatap Reihan dan Yogi.

Diska langsung mengembalikkan mimik wajahnya seperti sedia kala setelah mendengar perkataanku.

"Haa Abang lo? Iya kok Dir masih ganteng abang lo, bener deh. Bagi id line abang lo dong,x katanya sambil memasang wajah termelasnya.

"Kenapa lo nggak minta sendiri sih!" Aku berdiri dan langsung duduk dilantai yang dilapisi karpet coklat dan bersender di tembok. Diska ikut duduk disampingku.

Aku melihat jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 9 dan Pak Jacky juga belum datang. Aku mulai bisa menebak bahwa Pak Jacky tidak masuk hari ini. Dan mulai jam pelajaran ini sampai terakhir kami sekelas jam kosong. Aku tersenyum senang dalam hati.

"Gue kan malu Dirr, lagian kan lo adiknya. Siapa tau suatu saat nanti gua jadi kakak ipar lo," tutur Diska.

Saat itu juga aku langsung tertawa keras mendengar penuturan Diska yang dengan pedenya bermimpi seperti itu. Aku yakin murid disini juga tidak terganggu dengan tawaku. Karna telinga mereka tengah asyik mendengarkan lagu dari komputer.


"Kan lo ketawain gue lagi."

"Lagian sih lo kalo mimpi tu jangan ketinggian, jatoh sakit baru tau rasa lo," ucapku sambil menahan sedikit tawa.

"Yee dukung gue kek, gue kan sahabat lo," kata Diska.

"Oke gini, gue tau banget gimana abang gue. Dia nggak sembarangan milih cewek. Ya bisa dibilang dia itu tipe cowok yang pemilihlah. Jadi lo harus kerja ekstra juga buat dapetin abang gue." Aku sedikit membuka jalan Diska mendekati Abang ku. Karna memang yang aku tau, Bang Azka tak pernah mengajak satupun perempuan kerumah. Selalu saja membawa tiga kampret itu.

"Gitu ya?" tanya Diska.

Aku hanya menganggukkan kepalaku mantap.

"Lah lo sendiri kenapa masih jomblo? Gaya banget lo mau nyomblangin orang."

Suara muncul dari arah samping. Aku menoleh begitupun Diska.

"Gue mah masih nunggu," kataku asal. Gea duduk didepanku dan Diska.

"Kelamaan nunggu cepet tua tau," balas Gea.

"Birain, siapa tau jodoh gue udah deket. Gue nya aja yang belum peka, iya kan?" ucapku.

Gea dan Diska hanya mengangguk pelan dan pasrah mendengar jawabanku yang menurutku tidak terlalu penting untuk aku utarakan.

"Terserah lo deh."

- - - -

Vommentnyaa✨
Maaf sedikit:") Terimakasih udah baca sampai chapter ini❤

ADIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang