ADIRA | 13

2.2K 79 0
                                    

"Beri tau aku. Namanya apa jika aku resah karna mu dan bingung karna perasaanku?"

-Adira-

- - - -

Setelah berbicara dengan Reihan, dengan banyaknya penyesalan yang ada karna aku harus berbicara dengan orang yang pada dasarnya adalah tembok. Aku berusaha untuk membuat sebuah pertanyaan yang akan aku ajukan kepada Reihan nanti.

"Adira Reihan dipanggil Pak Jacky tuh di ruang guru!" Suara toak itu ku dengar dari arah pintu. Benar dugaanku itu adalah suara milik Caca!

"Ada apa?" tanyaku.

Caca hanya mengangkat bahunya yang ku artikan ia tidak tau perihal aku dan Reihan dipanggil Pak Jacky.

Aku menoleh ke Reihan yang selalu memasang wajah datar dan tenang. Ku letakkan bulpen dan buku ku ke dalam tas dan berjalan menuju kantor diikuti oleh Reihan yang berjalan di belakang ku.

Sepanjang koridor Reihan berjalan tenang disampingku dengan kedua tangannya yang ia masukkan kedalam saku celananya. Aku hanya diam berjalan biasa menatap depan.

"Asalamu'alaikum Pak!" kataku setelah kami sampai didepan meja Pak Jacky.

"Wa'alaikumsalam. Oh Reihan Adira silahkan duduk," ucap Pak Jacky.

Aku dan Reihan pun duduk bersebelahan dan berhadapan dengan Pak Jacky yang sudah memasang wajah serius.

"Ada apa ya pak?" tanyaku sedikit ragu.

"Kalian berdua saya panggil kesini, karna kalian akan bekerja sama dalam PKL nanti. Saya sudah bilang kemarin kalau kalian berdua akan PKL di tempatnya Pak Vino," jelas Pak Jacky tenang.

Aku mengerutkan kedua alisku. Sepertinya memang sudah seperti ini nasibku, aku harus satu tempat PKL dengan orang berwajah tembok ini.

"Ini Bapak kasih kalian surat untuk kalian serahkan kepada Pak Vino, kalian berdua bisa pergi ke alamat yang ada di dalam surat ini." Pak Jacky menyerahkan surat yang dibungkus amplop coklat.

Pak Vino adalah seorang kepala perusahaan yang membidangi desain grafis. Yang ku tau, perusahaan Pak Vino sudah lama bekerja sama dengan sekolah ku untuk menerima anak yang sedang PKL.

Aku menerima surat itu dari tangan Pak Jacky.

"Jadi kapan kita bisa ke tempat Pak Vino pak?" tanya ku yang masih menatap surat yang ku genggam.

"Besok minggu, tadi saya sudah menelpon Pak Vino kalau kalian akan datang hari minggu besok."

Aku diam sejenak.

"Gimana Adira, Reihan?"

"Iya pak, kami bisa," jawab Reihan langsung.

Aku menoleh ke Reihan, aku cukup terkejut dengan apa yang ia lontarkan. Sebenarnya aku malas jika hari libur harus ku isi dengan kegiatan lain, tapi bagaimana lagi ini juga demi diriku agar aku bisa mendapat tempat PKL.

Aku menghembuskan nafasku pelan setelah itu kutatap lagi Pak Jacky yang sedari tadi sudah menanti jawabanku.

"Iya pak," kataku tersenyum tipis.

"Yasudah kalo gitu, jangan lupa besok minggu kalian ke tempat Pak Vino ya, nanti hari Seninnya kalian bisa konfirmasi ke saya," kata Pak Jacky.

Aku menganggukkan kepalaku.

ADIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang