"Menyukaimu itu seperti senja, dipaksa tenggelam meski hati menolak kelam."
-Adira-
- - - -
Miris memang!
Aku menenggelamkan diriku terlalu jauh hingga membuatku lupa akan siapa dirimu.
Aku masih meraba perasaanku lebih jauh, namun apa yang kudapatkan. Perasaan abu masih saja bergelantungan manja dalam diriku.
Aku tidak bisa lagi menemukan perasaan yang jelas dalam diriku. Benci atau cinta? Suka atau tidak? Aku rasa, aku memang terlalu bodoh untuk hal ini. Aku belum pernah mempunyai perasaan seperti ini. Iya, ini pertama kalinya. Iya, ini pertama kalinya aku jatuh. Namun jatuhnya belum jelas, cinta yang indah atau sekedar suka lalu hilang ditelan rongga.
Clingg!!
Aku tersentak kaget mendengar suara dari ponselku yang kuletakkan disampingku. Kakiku ku selonjorkan dengan punggung yang ku senderkan dipintu kamarku. Iya, itu kebiasaanku. Duduk didepan pintu jika aku sedang memikirkan sesuatu yang rumit. Jadi perasaanku adalah hal yang rumit, jelas!
Elena Gesyka Nadia
Jalan yuk!Aku mengerutkan kedua alisku. Lena mengajakku jalan? Tumben Lena mengajakku, ada apa ini?
Adira Melinda
jalan kemana?
Elena Geyska Nadia
ya jalan ajaAdira Melinda
nggak ah
Elena Geyska Nadia
ayolah dir, gue pengen jalan sama lo. Ya ya? Kali ini aja, please:)Aku menghembuakan nafasku gusar. Saat ini pikiranku sedang tidak baik, aku malas melakukan apapun hari ini.
Tapi kupikir jika aku keluar, aku rasa itu mampu membuat pikiranku membaik dan mungkin memang aku sedang butuh yang namanya refreshing!.
Adira Melinda
IyaPagi ini masih menunjukkan pukul 8. Aku belum sarapan apa-apa, sebelum lari pagi tadi pun aku langsung keluar tanpa sepengetahuan ayah dan bunda. Lagipula mereka juga lagi sibuk, ayah masih tidur dan bunda sedang menyiapkan makanan.
Perutku berbunyi, cacing-cacing dalam perutku mulai bernyanyi. Lapar sedang melandaku saat ini.
"Adira kamu belum makan kan? Makan dulu sini," kata Bunda ketika melihatku berjalan menuruni tangga. Aku pun menghampiri Bunda dimeja makan, disana kulihat sudah ada Bang Azka yang sedang meneguk segelas air putih ditangannya.
"Iya bun," jawabku pelan sambil duduk disebelah Bang Azka.
"Lo kenapa? Melas banget tuh muka." Bang Azka melihat wajahku dengan mengerutkan kedua alisnya.
"Nggak."
"Oh ya lo PKL ditempatnya bokap nya Rey ya? seru dong." Kulihat Bang Azka tersenyum aneh kepadaku.
Aku hanya diam. Bukannya aku tak mau membahas itu, tapi sungguh aku sedang tidak ada energi untuk berbicara.
"Ra?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA (Completed)
Novela Juvenil"Jika cinta diciptakan menjadi rumit, lalu kenapa kehidupanku jadi ikut rumit?" Adira Melinda, cewek feminim berusia 17 tahun itu mulai tau jika perasaan lebih rumit dari yang ia bayangkan ketika ia menemukan sosok cowok yang menjadi alasan kerumita...