Chapter 2 - Awal dari semuanya

1K 66 4
                                    

Bel pulang sudah bebunyi sejak lima menit yang lalu. Tapi Dhani masih asyik dengan handphone-nya di dalam kelas. Maklum, dia tidak sempat mencharger handphone-nya saat di rumah. Jadi hanya disini dia ada peluang untuk mencharger handphone. Setelah cukup, dia segera bergegas ke Ruang OSIS karena ada pertemuan menjelang baksos besok.

"Eht Dhan, lo kemarin pulangnya gimana?" tanya Adi, temannya yang juga ikut survei tempat kemarin.

"Gua dianter sama temennya Kak Arif."

"Untung deh lo bisa pulang. Gua kemarin sampai rumah kepikiran banget sama kalian gimana cara pulangnya." katanya berterus terang.

"Cieeee jadi ceritanya khawatir nih?"

"Iyha, gua khawatir banget nyet." katanya sambil berlalu meninggalkan Dhani yang masih cekikikan.

Setelah semua anggota OSIS berkumpul, rapat segera dimulai. Hari ini ada presentasi mengenai tempat yang kemarin disurvei. Dan sedikit terjadi perdebatan di rapat kali ini. Itu sudah maklum bukan? Dalam sebuah rapat pasti akan ada banyak orang yang mengeluarkan argumennya.

Setelah semuanya setuju, rapat pun akhirnya diakhiri. Yah, ini melelahkan sekali. Beberapa jam mereka harus duduk untuk mendengar perdebatan saja. Tapi yah, ini keluarga kedua Dhani. Mereka akan selalu terlihat istimewa di mata Dhani.

"Dhan kemarin lo dianter sampai rumah kan?" tanya Arif begitu melihat Dhani.

"Ya kok kak. Terus kakak sendiri pulangnya gimana? "

"Biasa, nebeng orang." jawabnya sembari cengar-cengir.

"Ileeeh. Maaf nih kak kemarin ninggalin jadi enggak enak rasanya. Padahal dia kan temen kakak," kata Dhani merasa canggung.

"Santai aja kalee. Lagian lo itu udah kayak adik gua sendiri. Jadi enggak perlu ambil pusing deh." jawabnya dengan santai.

"Tapi ya tetep aja kali kak. Oh ya, kemarin dia minjemin jaketnya sama gua kak." kata Dhani berterus terang.

"Ya udah, disimpen aja dulu nanti kalau ketemu baru dibalikin." sarannya.

***

"Ram, lo kemarin kemana aja sih? Gua samperin ke rumah, katanya belum balik. Dari mana sih lo?" tanya Delon penasaran.

"Jangan bilang lo habis jalan sama pacar baru?" tebak Dino dengan asalnya.

"Berisik banget sih lo pada. Gua kemarin udah niat ke rumah lo. Tapi gua harus nganterin cewek balik dulu. Jadi, males deh gua harus ke rumah lo, gua udah basah kuyup." jawab Rama dengan ketusnya.

"Asiiiiik, nemu cewek dimana lo?" tanya Dino semakin penasaran.

"Nemu, emangnya dia barang apa." kata Rama tidak terima.

"Cieeeee, enggak terima nih ceweknya dikatain." kata Delon tersenyum mengejek.

"Ya dong enggak terima, jelas dia ceweknya kok. Namanya siapa bro?" tanya Dino dengan antusiasnya.

"Enggak tahu." jawab Rama dengan singkatnya.

"Ya elah, masa cewek sendiri enggak tahu namanya sih." cibir Delon dengan herannya.

"Dia bukan cewek gua." katanya memperjelas.

"Lah terus?" tanya Dino merasa bingung.

"Dia adiknya Kak Arif. Tapi si kayaknya bukan adik kandung, atau kalau enggak dia juniornya yang udah dia anggep kek adiknya sendiri." jawabnya sedikit ragu.

"Kak Arif anak OSIS?" tanya Dino meyakinkan.

"Btw, cantik enggak Ram? tambah Delon penasaran.

"Yup, kayaknya dia anak OSIS juga. Kalau cantik sih--boleh lah," jawabnya ragu-ragu.

Ramadhani (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang