Jam sudah menunjukkan pukul 06.45, dan Dhani baru saja sampai di kelasnya. Ia bangun agak kesiangan pagi ini. Jadi yah, otomatis dia berangkat agak telat dari biasanya.
Kelas sudah terlihat sedikit ramai. Sudah banyak temannya yang sampai di kelasnya itu. Dan mungkin, ia orang terakhir yang sampai di kelasnya itu. Tanpa menunggu perintah, Dhani langsung melangkah menuju bangkunya, tapi pandangannya langsung menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya, sebuah kotak berwarna biru muda tergelatak di atas mejanya.
"Cieee yang punya penggemar rahasia," ledek Rahma dengan cengiran khasnya.
"Kayaknya, ada yang mau PDKT nih," tebak Rana.
Tanpa mendengarkan celotehan kedua sahabatnya itu, Dhani langsung mengambil kotak itu dan membukanya.
Lo pernah denger kan, kalau cinta itu hadir karena terbiasa. Gua tahu, gua nggak bakal bisa gantiin orang yang udah berhasil ngambil separuh hati lo. Tapi gua berharap, masih ada sedikit ruang di hati lo buat gua. Gua tahu lo benci banget sama gua, tapi gua harap lo bisa terbiasa dengan kehadiran gua. Dan gua harap, lo.bisa biarin gua masuk ke hidup lo yang udah bikin gua tertarik sama lo.
R. A. W. S
Dhani mengerutkan keningnya karena bingung. Sebenarnya apa maksud orang ini mengiriminya notes tidak jelas seperti ini? Apa yang sebenarnya ia inginkan dari Dhani? Kenapa ia terus mengusik pikiran Dhani melalui setiap kata yang tertulis di notes itu?
Tak hanya sebuah notes, ternyata di dalamnya juga ada kue bolu dengan ukuran kecil. Tumben banget dia mengirimkan makanan? Biasanya juga mengirimkan notes dan foto dirinya.
Dimakan ya kuenya. Gua tahu, lo belum sarapan kan? Dihabisin ya, jangan sampai tersisa sedikit pun.
Kalimat itu tertulis dengan jelas di kertas yang ada di tengah-tengah kue bolu itu. Kenapa harus kue bolu? Apa dia tahu kalau Dhani sangat menyukai kue bolu? Jika iyha, maka berarti orang itu cukup mengenal Dhani dengan baik.
"Ekhem, kira-kira siapa ya yang udah berani kirimin notes sebaper itu dan--sebuah kue. Kuenya favorit Dhani lagi. Berani banget ya dia ngusik singa yang lagi tidur," kata Rahma tersenyum miring.
"Anjir lo, kenapa lo samain gua sama singa sih. Sahabat macem apa lo hah?" tanya Dhani tidak terima.
"Ye, emang itu kenyataannya. Lo kan kalau lagi marah waaaaaah banget," jawab Rahma dengan cengiran khasnya.
"Tau ahhh," kata Dhani dengan ketusnya.
"Eht nyet, emang siapa yang udah ngirimin lo semua itu?" tanya Rana penasaran.
"Nggak tahu," jawabnya singkat.
"Emangnya nggak ada nama pengirim atau kode apa gitu?" tanua Atun yang entah sudah sejak kapan ikut nimbrung bersama mereka.
"Nggak ada. Cuma inisial R. A. W. S," jawabnya sembari menunjukkan notes yang tadi ia baca.
"Ihhh siapa tuh? Gua nggak tahu," kata Atun terlihat menyesal.
"Bodo amat lah. Gua nggak peduli siapa yang ngirimin itu. Palingan juga orang iseng," kata Dhani dengan acuhnya.
"Ya elah, lo tuh kalau jutek kebangetan ya. Bukannya dihargain juga malah diacuhin gitu," gumam Putri yang juga ikut nimbrung.
"Ihhh suka-suka gua donk. Yang nerima aja gua kenapa jadi lo yang sewot sih," kata Dhani acuh sembari memasukkan kue bolu itu ke dalam mulutnya.
"Sampai kapan pun, lo itu nggak bakal berubah ya. Jutek ya tetep aja jutek. Kalau dia berani ngirimin itu, berarti dia ada sesuatu sama lo nyet," kata Aldo dengan wajah santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhani (COMPLETED)
Teen Fiction"Lo tahu kenapa gua milih judul itu ? Ramadhani. Dua nama yang nggak pernah bisa bersatu. Dua nama yang nggak akan pernah bisa bersama. Semuanya cuma ilusi kutu. Imajinasi gua terlalu tinggi. Karena tingginya gua bahkan sampai lupa sama takdir yang...