Chapter 14 - Rindu

291 19 0
                                    

Kata-kata Rina masih terngiang-ngiang dengan jelas di kepala Dhani. Kata-kata itu seolah enggan sekali pergi dari ingatan Dhani. Ia menjadi tidak fokus mengerjakan tugas produktifnya sekarang. Pikirannya terus saja melayang ke arah Rama. Ia masih bertanya-tanya, apakah yang dikatakan Rina tadi benar? Argh kenapa sih gua jadi mikirin dia. Gumamnya dalam hati.

Segera ia sambar earphone dan handphone yang ada di atas nakas. Tapi tiba-tiba handphone-nya bergetar menampilkan sosok yang sedari tadi ia pikirkan. Tapi ia biarkan saja dan tidak menyentuhnya sama sekali. Segera ia fokuskan perhatiannya pada setumpuk soal yang ada di depannya. Tapi panggilan itu sungguh mengganggu konsentrasinya. Baru saja ia ingin mematikan handphone-nya, beberapa pesan langsung muncul di layar handphonenya.

Rama Danil :
Dhani

Rama Danil :
Sayang, kamu lagi ngapain sih? Kenapa teleponku enggak diangkat?

Rama Danil :
Dhani sayang, kamu kenapa sih?

Rama Danil :
Kamu marah sama aku?

Rama Danil :
Kamu kenapa sih? Kamu marah, tadi aku enggak jemput kamu sehabis rapat OSIS?

Rama Danil :
Sayang,

Segera ia letakkan kembali handphone-nya tanpa membalas pesan dari Rama sedikit pun. Ia kembali memfokuskan dirinya pada setumpuk soal yang ada di depannya. Baru saja ia ingin menjawab soal yang ada di depannya, pintu kamarnya sudah diketuk.

Segera ia bangkit dari duduknya dan bergegas membuka pintu kamarnya.

"Mama, nanti Dhani makan kok. Dhani masih banyak tugas." kata Dhani tanpa memberikan waktu luang untuk mamanya berbicara.

"Itu d ibawah ada pacar kamu."

"Hah pacar?" tanya Dhani tidak percaya.

"Cowok yang sering nganterin kamu pulang. Cepet gih turun. Kasihan dia nungguin kamu dari tadi."

"Ta--tapi ma, Dhani masih banyak tugas. Suruh dia pulang aja deh."

"Kamu itu gimana sih? Pacarnya ke sini malah disuruh pulang. Cepet turun sekarang."

Huh. Kenapa juga Rama harus datang disaat Dhani sedang marah-marahnya? Dhani segera keluar dari kamarnya sembari mengerucutkan bibirnya. Dasar cowok menyebalkan.

Dan benar saja, Rama sedang duduk manis di salah satu kursi depan rumahnya. Ia memandangi jalan di depannya dengan tatapan kosong.

"Ram." panggil Dhani sedikit berbisik.

"Hey Dhani, kamu kenapa sih enggak angkat telepon aku? Aku khawatir terjadi sesuatu sama kamu." katanya langsung menarik Dhani ke dalam pelukan hangatnya.

Dhani masih terkejut dengan perlakuan Rama yang begitu tiba-tiba. Ia tak bisa berkata-kata sekarang. Jantungnya jadi berdegup tak beraturan sekarang. Dan rasanya, bibirnya sudah tertutup sekarang. Sial, kenapa lo harus peluk gua disaat gua marah sih?

"Hey, kamu kenapa sih? Kok diem aja?"

"Rama lepasin, ada mama di dalam." kata Dhani sambil berusaha melepaskan pelukan erat Rama.

"Aku enggak akan lepasin sebelum kamu jawab pertanyaan aku." katanya sambil mengeratkan pelukannya pada Dhani.

"Ihh Rama, lepasin deh. Tanya aja sama Rina kalau kamu pengin tahu." kata Dhani kembali berusaha melepaskan pelukan Rama.

"Kenapa Rina?" tanya Rama bingung sambil melepaskan pelukan eratnya.

"Tau ahhh." kata Dhani sambil berbalik berniat masuk kembali ke dalam rumahnya.

Ramadhani (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang