Dhani segera keluar dari kelas untuk menenangkan pikirannya. Sepertinya jam pertama ini kosong, jadi ia tak perlu susah payah untuk keluar dari kelas. Yah, dia sangat sensitif jika ada seseorang yang membahas keluarganya. Ia sangat membenci itu.
Ia menangis sejadi-jadinya di depan kelas yang sudah sepi ini. Beruntungnya, kelasnya terletak dipojok lantai 3, jadi ia tak susah untuk menemukan tempat yang sepi untuk meluapkan tangisnya itu. Yah, tak ada cara lain selain dengan menangis dikala seperti ini.
Rama Danil :
Belum capek nangis dari tadi?Lutfia Dhani :
Lo siapa?Rama Danil :
Yaelah, udah lupa? Baru sehari aja enggak ketemu udah lupa. Gua yang nganterin lo pulang kemarin.Lutfia Dhani :
Oh lo. Emang apa peduli lo?Rama Danil :
Ya ampun, dari gedung seberang tangisan lo kedengeran banget. Ganggu tidur gua aja.Lutfia Dhani :
Bercanda deh lo. Emangnya sekenceng itu gua nangis?Rama Danil :
Ya, emang kenceng banget. Telinga gua hampir pecah dengerin tangisan lo.Lutfia Dhani :
Anjir.Rama Danil :
Haha, percaya aja deh lo. Emangnya kenapa si lo sampai nangis segitunya? Diputusin pacar?Lutfia Dhani :
Banyak nanya deh lo kayak dora. Gua itu jomblo.Rama Danil :
Hahaha, kasihan amat lo. Makanya jangan kebanyakan mewek, jadi enggak jomblo terus.Lutfia Dhani :
Emang gua pikirin, biarin aja. Oh ya, nama lo siapa si?Rama Danil :
Eleh, bilang aja lo seneng ada yang perhatian sama lo. Nama gua Rama Danil Hendry Saputra. Panggil aja Rama. Cogan paling keren dari jurusan otomotif. Masa lo enggak tahu si, dasar kudet lo. Oh ya, nama lo siapa? Btw gua juga belum kenal lo.Lutfia Dhani :
Gitu aja belagu. Oh jadi lo yang namanya Rama, baru tahu gua. Nama gua Lutfia Dhani Fadlika, panggil aja Dhani.Rama Danil :
Heleh, enggak usah bohong deh lo. Gua bisa lihat lo senyum-senyum dari sini. Tumben banget enggak ada embel-embel cantik atau apalah itu, sederhana banget yah lo.Lutfia Dhani :
Segitu sederhananya gua sampai lo enggak kedip liatin gua. Udah, gua mau masuk ada ulangan produktif.Dhani segera memasukkan handphone-nya itu ke dalam saku roknya. Ia segera beranjak dari duduknya dan menghapus kasar air mata yang sudah mulai mengering. Dari situ, ia bisa melihat seseorang yang sedang duduk manis memandanginya sambil tersenyum-senyum. Dasar gila. Dan tanpa ia sadari, senyum kecil mulai menghiasi wajah cantiknya itu.
Dan tanpa Dhani sadari juga, ada cowok di seberang sana yang sedang tersenyum bahagia melihatnya. Hatinya seperti tersayat belati kala melihat cewek yang berhasil menarik perhatiannya itu menangis tersedu-sedu. Dan tak bisa dipungkiri, ia merasa bahagia sekarang.
"Heh senyum-senyum aja lo dari tadi? Kesambet?" tanya Delon menyadarkan Rama dari lamunannya.
"Enggak kok." jawab Rama dengan bohongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhani (COMPLETED)
Fiksi Remaja"Lo tahu kenapa gua milih judul itu ? Ramadhani. Dua nama yang nggak pernah bisa bersatu. Dua nama yang nggak akan pernah bisa bersama. Semuanya cuma ilusi kutu. Imajinasi gua terlalu tinggi. Karena tingginya gua bahkan sampai lupa sama takdir yang...