Liburan sekolah terasa seperti surga ketiga setelah jamkos dan pulang lebih awal bagi Dhani. Ia bisa berlama-lama hibernasi di sisa liburannya ini. Ia bisa tidur seharian penuh di hari istimewanya ini. Tapi entah mimpi apa dia semalam hingga ia harus melihat kejadian pahit kala ia tak sengaja membuka matanya di pagi hari ini.
Ia sedikit terkejut kala menyadari bahwa ia tertidur di atas meja tempat semalam dia duduk dan berdebat dengan Adit. Dan—ada Adit juga di depannya yang masih tidur dengan lelapnya. What? Kok gua ketiduran sih? Kenapa juga nih kutu nggak pulang sih? gerutu Dhani dalam batinnya.Dhani mulai mengoceh tidak jelas kala matanya sudah bisa membuka sepenuhnya. Rasa kesal, marah, sebal, semua bercampur pagi itu. Kenapa dia bisa tertidur kemarin? Kenapa juga Adit tak pulang ke rumahnya dan justru ikut tertidur seperti dirinya?
Pertanyaan itu seolah tak berhenti berputar di kepala Dhani. Kepalanya terasa pusing kala memikirkan jawaban yang tepat untuk semua perkataannya itu. Shit Gua harus ngapain sekarang? tanya Dhani bimbang dalam batinnya.
Dengan ragu-ragu, Dhani bangkit dari duduknya dengan perlahan, takut pergerakannya mengganggu Adit dan justru membangunkannya. Perlahan, ia mulai menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri karena pegal tidur telungkup semalaman. Setelahnya, ia langsung bergegas menuju kamarnya, yang berarti ia harus melewati Adit terlebih dahulu. Baru beberapa langkah ia menapakkan kakinya, langkahnya terasa terhambat kala ia melewati Adit.
“Please, jangan tinggalin gua.” gumam Adit begitu lirih.Sontak, Dhani langsung membuka mulutnya seraya berkata HAH. Ia benar-benar merasa bingung dengan apa yang baru saja Adit ucapkan kepadanya. Apa maksudnya coba? Perasaan gua cuma mau ke kamar, tapi kok nadanya kayak mau ditinggal selamanya aja sih? tanya Dhani dalam batinnya.
“Gua sayang sama lo, jadi gua mohon jangan tinggalin gua sendiri.” ucapnya lagi dengan nada yang begitu lirih.
Dhani benar-benar bingung mendengar perkataan Adit yang begitu tiba-tiba. Kenapa dia mendadak bilang begitu? Perlahan, Dhani mulai berjongkok tepat di samping Adit. Diliriknya wajah cowok yang mendapat gelar musuh bebuyutannya itu. Rasanya ia benar-benar ingin mencakar wajah cowok itu sekarang. Ternyata ia hanya mengigau saja. Untunglah. Gua pikir, lo beneran sayang sama gua, ternyata lo Cuma mimpi kutu. Lagian, gua siapa lo sampai lo sayang ke gua? Lo itu kutu, bukan Rama. ucap Dhani entah kenapa merasa kecewa sekarang.
Karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, Dhani tak menyadari kalau Adit sudah bangun sekarang. Ia merasa sedikit aneh kala menyadari tangannya serasa memegang sesuatu, ternyata ia sedang memegang lengan Dhani. Kedua sudut bibirnya langsung tertarik ke atas kala melihat pemandangan pertama yang ia lihat di pagi hari ini, yaitu Dhani—seseorang yang terasa istimewa untuknya. Ditatapnya gadis yang ada di hadapannya itu secara intens, sangat jelas sekali ia juga baru bangun tidur. Tapi kenapa tatapannya kosong sekarang?
“Lo kenapa cewek jutek?” tanya Adit sedikit lirih.
Dhani tak bergeming sama sekali. Ia tetap memandang ke depan dengan pandangan yang kosong.
Merasa kesal karena pertanyaannya tak dihiraukan, Adit langsung mengacak pelan kepala Dhani. ”Heh cewek jutek, jahat banget sih lo gua lagi tanya malah dicuekin. Ngelamunin apa sih lo?” tanya Adit penasaran.Dhani tersentak kaget kala seseorang mengacak-acak rambutnya tiba-tiba. Diliriknya cowok yang berada di sebelahnya itu dengan juteknya. ”Apaan sih lo, masih pagi juga.”
Adit tersenyum simpul melihat wajah kesal Dhani yang begitu menggemaskan untuknya. ”Gua tahu lo nggak mau jauh-jauh dari gua, makanya baru bangun tidur aja lo langsung nyamperin gua.” ucap Adit dengan pdnya.
“Hah? Ngomong apa sih lo kutu?” tanya Dhani mengerutkan keningnya.
“Ternyata lo kalau baru bangun tidur pekok juga ya. Gua ulangin dech, gua tahu lo nggak mau jauh-jauh dari gua, makanya baru bangun tidur aja lo langsung nyamperin gua.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhani (COMPLETED)
Fiksi Remaja"Lo tahu kenapa gua milih judul itu ? Ramadhani. Dua nama yang nggak pernah bisa bersatu. Dua nama yang nggak akan pernah bisa bersama. Semuanya cuma ilusi kutu. Imajinasi gua terlalu tinggi. Karena tingginya gua bahkan sampai lupa sama takdir yang...