Rana dan Rahma langsung menarik Dhani keluar dari mobil Rana saat mereka sudah sampai di tempat tujuan. Tak lupa, Rahma menutupi mata Dhani dengan sehelai kain. Supaya dia bisa merasakan feelnya saat diberi kejutan.
Rahma langsung menuntun Dhani menuju tempat yang sudah mereka sediakan sejak awal. Sedangkan Rana, dia sudah berlalu meninggalkan mereka berdua untuk menemui sahabat-sahabatnya. Setelah sampai, Rahma langsung membuka penutup mata Dhani. Dan--
Happy Birthday Dhani..
Terdengar suara yang begitu mengejutkan bagi Dhani. Ia langsung mengerjapkan matanya untuk beradaptasi dengan suasana yang gelap ini, dan ia bisa melihat siapa saja disana melalui remang-remang cahaya lampu yang sangat minim.
Setelahnya, terdengar lagu Happy Birthday mengalun dengan kerasnya. Dhani masih termangu di tempatnya berdiri. Ia tak percaya, ternyata sahabatnya mengingat hari ulang tahunnya, padahal dia sendiri lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tak terasa, air matanya mulai berjatuhan membasahi wajahnya.
Perlahan, seseorang yang sudah sangat tak asing baginya berjalan mendekatinya sambil membawa sebuah kue. Bukan kuenya yang terlihat spesial dimata Dhani. Tapi orang yang membawanya, dia terlihat berbeda di mata Dhani.
"Happy Birthday pacarku tersayang. Sweet seventeen ya. Semoga setelah ini kamu makin sayang sama aku." kata Rama sambil menyodorkan sebuah kue ke arah Dhani dan mengangkat dagunya seolah berkata tiup lilinnya.
Tanpa disuruh dua kali, Dhani langsung meniup lilinnya dengan air mata yang masih berlinang. Melihat hal itu, Rama langsung memberikan kue itu ke arah Rana dan langsung menarik Dhani ke dalam pelukannya.
"Kamu kemana aja sih? Seharian nggak kelihatan. Aku tuh marah sama kamu." kata Dhani dengan sesenggukan.
"Hey, udah donk nangisnya. Sorry dech, ini kejutan buat kamu soalnya." katanya sambil mengelus punggung Dhani.
"Aku nggak butuh kejutan apapun, tapi aku butuh kalian." katanya dengan lirih, tapi masih bisa di dengar oleh Rama.
"Kita selalu disini kok. Kita akan selalu disisi kamu. Kita nggak akan ninggalin kamu sendirian, ok." kata Rama menenangkan.
Dhani hanya terdiam mendengar pernyataan Rama dan setelahnya ia hanya mengangguk kecil.
"Pelukan aja terus sampai besok pagi. Kita udah laper nich Dhan." kata Delon sedikit berteriak.
Mendengar teriakan Delon, Dhani langsung melepas pelukan Rama dan menatap Delon dengan tatapan tajamnya.
"Kalau laper, tinggal makan aja. Nggak usah berisik sih." kata Dhani singkat.
"Ya elah, nggak usah marah-marah gitu donk nanti cepet tua loh." kata Delon membujuk.
"Biarin, umur-umur gua kenapa lo yang sewot sih." kata Dhani dengan ketusnya.
"Issssh Ram, pacar lo serem amat sih." kata Dino dengan senyum mengejeknya.
Mendengar hal itu, Rama hanya memandangi Dino dan Delon dengan tatapan tajamnya. Merasa takut dengan tatapan Rama, mereka berdua hanya cengengesan seolah berkata maaf dech maaf.
***
Dhani dan semua teman-temannya masih asik menyantap makanan yang tersedia di pesta kecil-kecilan ulang tahun Dhani. Siapa yang menyiapkannya? Entahlah. Pasti juga semua sahabat-sahabtnya.
Dhani masih tidak percaya dengan apa yang terjadi malam ini. Terkejut, terharu, dan senang, ia rasakan semua itu. Ia merasa senang semua sahabatnya masih mengingat hari bahagianya. Ia merasa sangat terharu dengan semua kepedulian sahabatnya. Inilah yang ia sukai, disaat kedua orang tuanya mengacuhkannya, Rana dan Rahma selalu ada di sampingnya. Suka dan duka mereka selalu bersama. Bahkan tak ayal, mereka selalu menginap di rumah Dhani saat Dhani kesepian tanpa teman. Mereka juga sudah tahu dengan semua masalah keluarga Dhani. Walau terkadang emosi mereka tidak bisa dikendalikan saat melihat pertengkaran kedua orang tua Dhani, tapi mereka tetap bisa menjaga hati Dhani. Yah, ia sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka. Terlebih sekarang, setelah bertemu dengan Rama, ia menjadi mengenal Delon dan Dino. Walau terkadang otak mereka agak konslet, tapi mereka sahabat yang baik. Mereka juga sangat perhatian terhadap Dhani sama seperti Rana dan Rahma. Sedangkan Rama? Jangan ditanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhani (COMPLETED)
Fiksi Remaja"Lo tahu kenapa gua milih judul itu ? Ramadhani. Dua nama yang nggak pernah bisa bersatu. Dua nama yang nggak akan pernah bisa bersama. Semuanya cuma ilusi kutu. Imajinasi gua terlalu tinggi. Karena tingginya gua bahkan sampai lupa sama takdir yang...