"Hana!.. cepatlah aku sudah terlambat" teriak jungkook dari garasi mobil.
"Iya.. tunggu sebentar" Entah terdengar atau tidak ucapan Hana barusan, ia tetap berlari dari kamarnya ke garasi, yang jarak nya cukup jauh.
"Huhh.." Sampai tepat di hadapan suaminya, Hana sedikit tertunduk memegangi lututnya, nafas nya masih terengah-engah. Wajah nya langsung berubah sedikit merah padam, berusaha mengontrol dadanya yang naik turun dengan cepat.
"Cepat berikan!" Jungkook membentaknya dengan suara yang cukup membuat seorang kakek tua terkena stroke apabila mendengarnya.
Oke perumpamaan tersebut sedikit hiperbola.
"Ini tas mu.." Hana menyodorkan tas tersebut kepada Jungkook yang sama sekali tak terlihat khawatir pada keadaannya yang hanya tinggal pingsannya saja belum terjadi.
"Lamban!. dasar kau ini, payah" Jungkook mengambil tas nya dan segera masuk ke mobil untuk berangkat kerja.
Bugh!
Bukankah tak sopan bila membanting pintu mobil untuk menutupnya sekencang itu, sedangkan dihadapannya ada orang yang tengah berdiri? Itulah yang baru saja dilakukan Jungkook pada Hana.
Mata Hana bahkan sampai terpejam sesaat karena kaget mendengar Jungkook menutup pintu mobilnya. Namun hal tersebut sama sekali tak mengurungkan niat Hana untuk segera pergi. Ia bahkan tetap bersikukuh berdiri disamping kaca mobil suaminya yang sedikit terbuka.
"Hati-hati ya.." ujar Hana memberikan semangat.
"Cepat jalan pak! Saya sudah terlambat" Jungkook bahkan tidak memperdulikan Hana yang berada disampingnya. Menoleh sedikit pun, rasa nya sangat mustahil.
"Dah.." Hana melambaikan tangannya saat mobil tersebut pergi.
Huh, mungkin dia ada benarnya -gumam hana yang masih meratapi mobil sedan hitam yg baru saja pergi dari pekarangan rumah itu.
🥀🥀🥀
Pukul 15.30 sore
Dalam keheningan yang menyelimuti sore itu, Jungkook kini tengah berada dalam sebuah cafe ternama untuk menunggu seseorang yang berarti baginya.Sudah hampir 15 menit ia menunggu, bahkan merelakan waktu untuk bertemu klian nya harus diundur besok demi menemui seseorang.
Ck.
Jungkook berdecak sebal, lagipula siapa sih yang sedikit merasa tak bosan menunggu lama? Atau lebih buruknya, bahkan ada yang muak dan benci menunggu.
Walau menunggu lama, sepersekian detik bibir jungkook mulai terangkat menampakkan senyumnya tatkala melihat 'wanita' nya datang dengan anggunnya.
"Hai sayang.." Jungkook dengan mudahnya melupakan kekesalannya ketika wanita tersebut menghampirinya. Jungkook begitu sumringah menyambutnya.
"Haii.."
Dikecupnya dengan mesra kedua pipi milik wanita itu.
"Menunggu lama ya?" Yeonwoo terlihat merasa sedikit bersalah dan tak enak hati membiarkan jungkook menunggu ditengah kesibukannya.
"Tidak—Ah pasti lapar kan?" Jungkook berusaha mengalihkan obrolan agar membuat kekasihnya tersebut sedikit tak murung hanya karena merasa bersalah membuatnya menunggu lama.
Yeonwoo hanya mengangguk manja mengiyakan pertanyaan Jungkook barusan.
"Baiklah ayo makan dulu. Bicarakan hal penting itu nanti saja" Jungkook.
"Kau sungguh pengertian, terimakasih sayang" yeonwoo tersenyum sangat manis sambil membalas genggaman tangan Jungkook hingga lekukan matanya ketika tersenyum hampir membentuk bulan sabit.
KAMU SEDANG MEMBACA
the greatest wife✓
Fanfiction✓kenapa harus aku? ✓berusaha dan berjuang sendirian? ✓kepada siapa sakit ini ku ceritakan? Publish : 20-01-2019 Highest rank : [200619] #1 in Eunmi [250619] #1 in Yeonwoo [310619] #54 in Nancy [231019] #70 in ioi [081219] #4 in Second [140120] #13 i...