16

292 20 6
                                    

"Gadis itu siapa nyonya? Apa itu adikmu?" Tanya taeha sambil mengerjakan tugasnya mencuci piring.

"Ne, dia baru datang dari long Angeles. Katanya ia ingin menghabiskan waktu libur panjang kerja nya, untuk bersama ku" Hana tetap fokus memasak.

"Tapi sikapnya sungguh berbeda dengan nyonya, hampir 180 derajat. Dia begitu ceria, ahh tidak! dia bahkan sangat cerewet" taeha begitu antusias memberitahukan nya kepada Hana, akan perbedaan kedua saudari tersebut.

"Hahaha.. banyak yang bilang begitu. Memang seperti itu sejak kecil, dia anak kedua ibuku dengan suami baru nya selepas kepergian ayahku" Hana kemudian menyiapkan beberapa mangkuk untuk menaruh sup yang ia buat dimeja.

"Tapi aku sangat menyayangi nya, dia satu-satunya keluarga ku yang perduli dengan ku" sambung Hana yang kemudian berbalik ke meja makan untuk menyajikan makanan.

Taeha hanya mengangguk-angguk paham saja. Keduanya pun kembali dengan kegiatan masing-masing.

"Sampai kapan ia disini?"

"Oh astaga! sejak kapan kau disini?" Ujar Hana terkaget melihat jungkook yang sudah duduk di kursi makan.

"Sedari tadi, kurasa kalian terlalu serius hingga tak menyadari" ucap pria ber kemeja putih tersebut dengan wajah datar, ya siapa lagi jika bukan si tuan rumah 'Jeon Jungkook'.

"Emm—"

"Wahh.. sudah pada kumpul, breakfast times!" Suara lantang khas milik somi baru saja menandai kedatangannya.

Ck! Selalu saja mengganggu -jungkook.

"Eh kau sudah bangun? ayo kita sarapan bersama" Hana mengajak adik serta suaminya itu layaknya seorang ibu yang mengajak kedua anaknya. Hehe.

"Apa katanya? Sarapan bersama?" -Jungkook berdesis muak.

"Kalian sarapan duluan saja" Jungkook segera bangkit dari kursi makan dan beranjak pergi berangkat kerja.

"Hati-hati ne.." dan masih saja Hana diacuhkan jungkook.

"Husband macam apa itu? Huh.." somi melirik kearah pria yang berjalan pergi itu dengan kesal.

"Sudah-sudah.. stt ayo bantu aku menyiapkan sarapan" Somi pun membantu Hana menyiapkan sarapan pagi mereka.

🌈🌈🌈

Somi POV

Pukul 22.00
Aku merasa sangat bosan berada disini, tapi mau bagaimana lagi?. Terutama dengan tugas-tugas yang harus ku selesaikan selama liburan, juga belum lagi dengan tujuan utama ku kesini.

Setelah hampir satu jam aku berkutik dengan laptop kerja ku dikasur. Aku sedikit merasa haus, tapi tidak mungkin kan aku memanggil maid? hanya untuk mengambil secangkir teh hangat untuk ku ditengah malam begini?. Ah itu tidak sopan.

Dengan lunglai dan malas, aku akhirnya memutuskan untuk mengambil dan membuat teh sendiri ke dapur. Walaupun sedikit rasa takut menghantui ku.

Bagaimana tidak? Aku baru sehari menginap disini, aku belum bisa beradaptasi dengan ruang dapur sebesar itu. Ditambah, jika malam.. suasana dapur menjadi lebih gelap. I'm Scarry.
-
-
-
"Eonni?.. " tanya ku sedikit terkejut ketika mendapati Hana yang tengah terduduk di kursi makan.

"Somi? Ah kau belum tidur rupanya" Somi hanya tersenyum tipis merespon ucapan kakaknya.

"Apa kau perlu sesuatu? Biar aku ambilkan" Hana bertanya balik padaku dan menepuk kursi makan disebelah nya. Mengisyaratkan agar aku ikut duduk disampingnya.

"Aku hanya ingin membuat teh hangat, menghilangkan penat setelah mengerjakan tugas kantor" aku duduk disampingnya dengan santainya, ya begitulah gaya ku.

Sudah lama rasanya tidak bertemu hana sejak kepergian nya merantau semenjak aku naik di bangku sekolah menengah atas.
Selama itu, kami hanya bertukar kabar melalui telpon dan chat saja.

"Kau duduk disini saja, biar aku yang membuatkan teh" Hana beranjak bangun, namun tangan nya segera dicegah oleh ku.

"Biarkan aku saja.." ujarku tak enak hati.

"Kau pasti sangat lelah, lagi pula.. apa kau tidak merindukan teh hangat buatan ku huh?" Hana berhasil membuat ku terdiam.

Memang sudah lama aku tak meminum teh buatan Hana. Dulu, biasanya sebelum kami berangkat sekolah.. Hana memang yang selalu membuatkan teh hangat untuk ku.

Aku sangat bersyukur karena memiliki eonni seperti nya. Sudah baik, cantik, penyayang, ahh aku sangat mengidolakan eonni ku ini. Walaupun kami bukan saudara kandung. Bahkan jika aku terlahir sebagai pria, aku akan mencari wanita yang persis sepertinya untuk menjadi kekasihku. Haha.

Somi POV end

🌈🌈🌈

Hana POV

"Ini.." aku meletakkan 2 cangkir teh dimeja makan. Satu untukku, dan satu lagi untuk Somi.

"Ahh rasanya tak berubah, teh mu memang yang terbaik" Somi memuji teh buatan ku setelah menyeruput nya.

"Cih! Kau ini! bisa saja.." alih-alih takut dengan gertakan Hana yg malu-malu bila dipuji, aku justru terkekeh mendengarnya.

"Oh iya, eonni kenapa ada disini? Kenapa belum tidur? Memang nya tidak takut sendirian disini? Well, aku tuh very Scarry sama ghost" Somi.

"Haha.. kau ini, kenapa bicara nya jadi setengah Inggris begitu?—Aku sedang menunggu suami ku pulang. Lagipula aku sudah biasa menunggunya seperti ini" aku menjelaskan apa adanya pada Somi.

"Kalau aku jadi eonni, lebih baik aku tidur. Ngapain segala ditungguin, terlalu rajin!" Somi sewot.

"Kau ini.. kebiasaan, aku yang melakukan nya tapi kau selalu yang sewot!" aku tersenyum lega. Pasalnya, tak ada yang jauh berubah dengan sikap Somi.

Ia tetap Somi adikku yang sedari kecil bersama ku. Si cantik yang periang, sedikit jahil memang.. namun perhatian. Somi yang berbeda dari yang lain, dan sangat sayang padaku.

"Somi-yaa?"

"Hm??" Somi menanggapi panggilan Hana dengan kedua alisnya yang secara spontan menaik.

"Apa kau sudah punya kekasih hm?" Ledek ku sambil menyenggol lengan nya.

"Yak! Pertanyaan macam apa itu?—Aigoo!bahkan aku sangat muak dengan pria. Mereka sama saja, hanya tertarik dengan kecantikan ku saja.. tidak lebih. Setelah bosan, pasti aku ditinggalkan. Dan aku tak mau itu terjadi, makanya aku tak mau memiliki kekasih" Somi mengoceh tak henti-hentinya.

"Jawaban mu itu terlalu detail, haha.." aku tertawa melihat tingkahnya yang terlalu menggebu-gebu saat bercerita.

Tapi obrolan kami terhenti setelah bel rumah ini berbunyi.

Hana POV end

🌈🌈🌈

Ting dong!

Hana dan somi pun menghampiri pintu utama untuk melihat siapa yang datang.

Pintu pun terbuka setelah Hana membukanya lebar-lebar dan memperlihatkan seorang wanita. Wanita yang tak asing baginya, maupun somi.

Wanita itu kini tengah merangkul jungkook yang terlihat sedang mabuk berat.

"Eoh jungkook!" Ujar Hana dan somi serempak.

"Tunjukan dimana kamarnya cepat!" Wanita itu seperti nya sudah kewalahan menahan berat badan jungkook.

"Biar ku bantu.." Hana.

"Tak perlu! Kau hanya tinggal menunjukan kamar nya saja. Aku akan membaringkannya di kasur" wanita itu berbicara dengan ekspresi sedikit dingin pada Hana.

"Baiklah.. ayo ikuti aku" Dengan perasaan tak enak, Hana pun mengantarnya.

******
Vomment nya jangan lupa ya
See u next part guys!
Maaf yg udah nunggu lama

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang