21

256 18 4
                                    

"Kurasa aku sudah keterlaluan tadi padamu juga woojin. Aku hanya terlalu cemburu melihat mu bersamanya" Jungkook memijat pelipisnya perlahan, sepertinya akhir-akhir ini banyak pikiran mengganggunya.

"Kau bilang cemburu? A-apa kau mencintaiku??" Hana berhasil membuat Jungkook bungkam dengan pertanyaan nya.

Deg.

Diam sejenak..

"Ah tidak, maksudku.. aku sedikit merasa kesal melihat kalian terlalu akur. Kalian bahkan melupakan orang-orang disekitar. Kau tahu aku tak suka terabaikan dilingkungan ramai seperti itu" sanggah nya, harga dirinya tak boleh jatuh begitu saja.

Ya kau tak suka ter acuhkan, tapi kau dengan sengaja sering melakukan hal itu padaku huh? -gerutu Hana.

"Benarkah?" Hana menatap Jungkook.

"Y-ya itu saja, memang nya apa lagi?!" Jungkook balik bertanya dengan suara yang sedikit meninggi. Lebih tepatnya sebuah pernyataan pembelaan diri yang cukup baik dari Jungkook.

Jungkook pun segera mengambil ponsel pintar nya dan berjalan menuju pintu kamar untuk keluar menuju ruang keluarga.

"Hm.. kook!" Mendengar namanya disebut, sang pemilik nama tersebut pun menghentikan langkahnya sejenak tanpa membalikkan tubuhnya.

"Ya?.." sahut nya singkat.

"A-aku mencintaimu!" Entah apa yang Hana pikirkan, hingga ia bertindak bodoh dengan mengatakan perasaannya pada Jungkook.

Ia sudah tidak perduli dengan argumen Jungkook mengenai dirinya setelah perkataan kali ini. Yang ia tahu, kini ia hanya berusaha memberitahu perasaan terpendamnya pada pria bermarga Jeon itu selama pernikahan terpaksa ini.

"Aku tahu itu bodoh!" Sahut Jungkook sambil mengukir wajah tak habis pikir, namun nyatanya hal tersebut mampu membuat Jungkook menghela nafas dengan senyum tertahan.

Maaf, aku belum bisa menyimpulkan bahwa aku juga merasakan hal yang sama. Namun yang aku harapkan, semoga saja aku tak mengecewakan cinta mu padaku untuk kesekian kalinya  -batin Jungkook sedikit terenyuh pilu.

-
-

🌈🌈🌈

Jungkook POV

"Somi? Kau baru pulang jam segini?" Tanya ku dingin pada gadis yang notabennya adalah adik ipar ku.

"Ne oppa, aku baru saja mengambil uang dari ATM ku. Itu saja" jawab Somi tak kalah cuek dari ku.

Ambil uang? Semalam ini? Sebegitu kah butuhnya? -batin ku.

Aku hanya menaikan sebelah alisku sedikit dan lebih memilih menyalakan televisi untuk menonton film favorit ku.

Lagipula untuk apa aku menanyakan nya terlalu detail? Tidak penting pula bagiku. Apa untungnya?. Dia juga pandai menjaga diri, jadi khawatir padanya adalah hal sia-sia untuk ku lakukan.

Somi—dia mengamati sekeliling ruangan dengan teliti, seperti mencari sesuatu.

"Dimana eonni?" Tanya nya padaku.

"Sepertinya sudah tertidur dikamar" balas ku sambil tetap asik fokus menonton film action ditelevisi.

"Dan kau?! Bukannya ikut menemani eonni tidur, kau malah disini?!" Somi menghela nafas kasar.

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang